Vote dan Comment jangan lupa!
.
.
.
***Aku mengabaikan tatapan bingung yang tertuju kearaku pagi itu begitu aku datang ke butik. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya.
Kalau dulu aku tidak pernah merasakan rasanya berpacaran dengan Alexis, tidak pernah merasa cinta secara langsung dari Nicholas, tapi saat ini, aku merasa lengkap saat bersama Sean.
Apa aku benar-benar jatuh cinta yang sejatuh jatuhnya pada Laki-laki itu?
Sekembalinya kami dari Paris, Sean terus berada di sampingku. Bahkan -katakan saja aku gila- aku mengijinkannya tidur di Apartemenku semalam dan pagi ini kami bersiap kerja bersama. Aku mulai membayangkan saat kami berkeluarga nanti.
Kami tinggal di Apartemen yang nyaman, aku menyiapkan sarapan, Sean membaca koran sambil menyesap kopi paginya, lalu anak-anak kami berlari-larian memperebutkan mainan.
Oh tidak! Air liurku hampir menetes membayangkan bayangan membahagiakan itu.
Seharusnya aku memang ke kantor Sea bersamanya hari ini. Tapi aku masih perlu memberikan laporan pekerjaanku ke butik. Jadi tadi Sean mengantarku dulu kemari dan tidak lupa mengecup keningku juga bibirku sebelum aku keluar dari mobilnya.
Today gonna be a good day! Yakinku.
"Aku memang tidak salah. Kau selalu terlihat aneh setiap pulang dari acara undangan kantor." Gumam Louisa saat aku sampai di kubikelku. "Tapi kau tidak pernah seaneh ini sebelumnya. Ada apa? Kau memenangkan lotre?" Tanyanya ingin tahu.
Aku menatapnya tanpa menyembunyikan rasa bahagiaku. "Hari ini indah, bukan?"
Louisa mengernyit mendengar ucapanku. Sebelah tangannya menyentuh keningku lalu tangan lainnya menyentuh keningnya sendiri. "Tidak demam." Gumamnya.
"Aku masih waras, Lou." Gerutuku sambil terkekeh. "Ah... kau tidak akan mengerti!" Aku menyalakan komputerku, mengabaikan tatapan aneh Louisa yang terarah padaku.
"Aku memang tidak mengerti maksudmu. Bagaimana aku bisa menyetujui pemikiranmu mengenai hari ini adalah hari yang indah kalau pagi-pagi tadi saja ban mobilku sudah pecah, hak sepatuku patah, lalu tanganku kejepit pintu?" Ia menjabarkan kesialannya hari ini, membuatku cemberut karena ia telah mengkontaminasi kebahagiaanku dengan kesialannya. "Sekarang aku serius bertanya. Ada apa di Prancis? Apa ada hubungannya dengan si Hot Jerk itu?"
Telepon di mejaku berbunyi, aku memilih menjawabnya terlebih dahulu dari pada menjawab pertanyaan Louisa.
"Kelly, kiriman untukmu." Suara cerita Daniella menyapaku langsung.
"Aku segera kebawah." Jawabku lalu berdiri dari kursi dan menatap Louisa yang masih memicing menatapku. "Aku akan menjawabnya nanti. Bersabarlah sedikit." Candaku menggodanya.
Aku berjalan menuju ke lantai bawah untuk mengambil kirimanku.
Senyumku melebar saat melihat buket bunga besar yang sudah cukup lama tidak kuterima sedang duduk manis di kursi tunggu bersama dengan seorang kusir di sampingnya.
"Hai. Aku Kelly."
"Morning, Miss. Can you sign here, Please?" Kurir pengirim bunga itu menyerahkan secarik kertas untuk ku tandatangani sebelum menyerahkan buket bunga yang kelewat besar hari ini.
Aku menggeleng tidak percaya.
"Ada satu kiriman lagi, Miss. Sebentar." Kurir itu berlari keluar dan kembali dengan membawa sebuah boneka beruang yang kutaksir besarnya melebihi besar tubuhku. Aku menganga saat kurir itu meletakkannya di samping buket bunga yang sudah lebih dulu ada di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomancePernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...