Hal pertama yang ku lakukan begitu sampai di kamar hotelku adalah menyalakan ponsel.
Aku menunggu dengan tidak sabar sampai logo apel putih itu menghilang dan berganti dengan layar menyala kemudian saat aktif, rentetan suara notifikasi membanjir.
Dan kesemuanya adalah dari Alexis. Line, Whatsapp, Text, Telepon, semuanya.
Aku mulai keringat dingin sekarang. Alexis pasti akan mengamukku dan laki-laki itu bisa dipastikan, di jamin 100% kini pasti sudah separuh perjalanan ke Prancis.
"Gawat..." gumamku kecil saat melihat pesannya yang bertanya keberadaanku, keadaanku, dan ancamannya akan menyusulku kalau aku tidak menjawabnya dalam 5 menit.
Oh ini bahkan sudah bukan lagi 5 menit, melainkan 15 jam!
Pintu kamarku terbuka dan aku berbalik spontan. Aku bertambah panik saat melihat Sean di kamarku sekarang. Bagaimana dia bisa masuk?!
"Kenapa kau panik sekali?" Tanyanya mendekatiku dan mencium pelipisku. "Kau belum berganti pakaian?"
Aku mengerang. Apa sekarang saat yang tepat untuk membahas pakaianku? Alexis akan segera tiba sebentar lagi. Aku jamin itu.
"S-sean, apa kau tidak memiliki pekerjaan lain? Pekerjaan nendadak misalnya?" Aku berupaya mengusir Sean secara halus. Aku mengharapkan Sean tiba-tiba teringat ia ada pekerjaan lain, meskipun itu hanya mematikan kompor di hotelnya, atau memberi makan kucing terlantar sekalipun.
Namun harapanku pupus saat ia menggeleng. "Aku bisa menemanimu seharian hari ini. Kapan kau berencana kembali ke LA?"
Aku bisa kembali ke LA hari ini juga kalau kau tidak segera pergi. "Kau juga akan kembali ke LA?" Aku beralih menanyainya tanpa menjawab pertanyaannya.
Sekali lagi aku berharap ia mengangguk tapi tidak. Sepertinya aku harus mulai berharap hal sebaliknya sekarang.
"Urusanku untuk mengalihkan kuasa juga meyakinkan rekan kerja dan orang tuaku di Korea sudah selesai. Jadi aku bisa kembali bersamamu ke LA. Bagaimana pekerjaanmu sejauh ini? Aku meminta Alana untuk menghandle sementara karena aku tidak bisa fokus untuk mengurus pekerjaanku di Korea dan akan selalu berharap bisa cepat kembali kalau aku melihat email darimu." Ujarnya lugas.
Seketika hatiku luluh begitu saja. Ketakutanku ku abaikan. Aku menarik kedua bibirku dan menyentuh kedua rahang Sean. "Why you so Cute?" Ujarku gemas.
Sean terkekeh dan meraih kedua tanganku lalu melingkarkannya di pinggang kokohnya.
"Ah... aku benar-benar tidak menyangka aku bisa memelukmu seperti ini sekarang." Gumamnya terdengar lega di atas kepalaku.
Aku bersandar di dadanya yang sangat nyaman. Aku bisa mendengarkan suara debaran jantungnya yang tidak beraturan itu.
"Kau bisa mendengarnya? Keseriusanku di dalam sana." Tanyanya berbisik.
Aku akan sangat bahagia kalau debaran ini selamanya akan menjadi milikku. Untuk menjawab pertanyaannya, aku mengangguk kecil dan mengeratkan pelukanku.
Untuk terakhir kalinya, aku akan mempercayai cinta yang laki-laki ini berikan untukku. Tidak apa-apa, kan?
Aku berharap Alexis tidak benar-benar akan datang dalam waktu dekat.
Aku dan Sean terperanjat saat mendengar suara Bel kamar hotelku juga suara ponselku yang berbunyi secara bersamaan. Kami menatap ponsel juga pintu hotel bergantian.
"KELLY KAU DI DALAM?"
Tubuhku menegang seketika mendengar suara Alexis dibalik pintu kamar hotelku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomansaPernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...