57. Agreement Letter

37.6K 4K 243
                                    

Aku tidak percaya kalau Sean akan meninggalkanku lagi. Dan kali ini, untuk waktu yang tidak menentu.

Aku terpaku di atas tempat tidurku sambil menatap kosong jendela di sampingku seraya mengingat kembali apa yang Sean katakan kemarin.

"Kesehatan Ayahku menurun. Eomma baru memberitahuku kemarin saat aku selesai mengurus pergantian nama NK Jewelry di seluruh cabang. Jadi aku harus kembali ke Korea untuk menjaga Eomma juga Appa dan perusahaan disana karena Eomma sendiri. Aku bermaksud memberitahumu selesai acara nanti, tapi siapa sangka kalau kau sedang mengandung sekarang." Sean tersenyum kecil dan menatapku dengan penuh rasa bersalah. "Ikut bersamaku ke Korea, Kelly. Kita menikah."

Sekarang mari kita pikirkan, bagaimana aku harus menyetujui ajakannya disaat keluargaku bisa saja mengancam keselamatan Sean kalau mereka sampai tahu perihal kehamilanku? Tapi di sisi lain, aku juga tidak ingin ditinggalkan seorang diri disini. Apalagi anak kami juga membutuhkan ayahnya.

Lalu bagaimana dengan karirku disini? Bagaimana aku berkomunikasi di Korea kalau yang saat ini aku tahu hanya Oppa dan Jebal.

Apa ini kecerobohan terbesarku?

Tok tok tok

"Kelly." Suara kak Keira membuatku menoleh ke ambang pintu. Lama rasanya aku tidak melihat kak Keira berkeliaran di penthouse ini semenjak ia menjadi model dan memutuskan untuk tinggal terpisah. "Aku boleh masuk?" Tanyanya.

"Come on in," Ajakku sambil menepuk sisi kasurku.

Kak Keira menghampiriku setelah menutup pintu kamar dengan rapat. "Kekasih tampanmu meminta Alle mengecek keadaanmu. Jadi aku kemari karena Alle tidak bisa melepas Ethan dan Emily sendiri. Kau baik-baik saja? Kenapa kau mengabaikan teleponnya?" Tanya kak Keira berbondong.

Aku menghela nafas dan kembali menatap jendela kamarku. "Dia harus kembali ke Korea, Kak," gumamku kecil. "Aku tidak tahu kapan dia akan kembali, atau... apa dia akan kembali."

"Lalu? Hanya karena itu kau mengabaikan teleponnya?" Tanya kak Keira.

Aku kembali menghela nafas dan menunduk menatap tanganku yang sedang memeluk kedua kakiku. "Aku hanya butuh waktu untuk berpikir." Aku bergerak gelisah. "Dia memintaku menikah sebelum dia ke Korea. Tapi aku merasa kalau itu tidak akan semudah yang ia bicarakan." Aku mengadah menatap kak Keira dengan pandangan buram akibat airmata. "Apa yang harus aku katakan pada Daddy dan Mommy?"

Kak Keira tersenyum kecil. Kemudian tangannya membelai kepalaku dan menarikku ke pelukannya. "Satu hal yang aku pelajari setelah menjadi orang tua. Tidak ada orang tua yang bisa membenci anaknya sendiri. Sebesar apapun kecewa yang diberikan, tapi setiap orang tua pasti menginginkan kebahagiaan untuk anak-anaknya." Kak Keira memelukku yang sudah berurai airmata dengan erat. "Mommy dan Daddy pasti kecewa, tapi mereka pasti juga akan mengerti."

Aku terdiam dalam isakkanku. Mereka memang akan kecewa, dan mereka akan menyalahkan Sean. Tapi aku bisa melakukan satu hal untuk mencegahnya. Seperti yang pernah kak Keira katakan, aku adalah anak kesayangan Daddy dan adik tercinta kak Kenneth.

Aku melepas pelukan kak Keira dan menatapnya mantap. "Temani aku bicara dengan mereka, Kak."

"Sekarang?" Kernyitan bingung terlihat jelas di kening kak Keira.

Aku mengangguk, "tapi sebelum itu, bantu aku membuat sesuatu."

***

Agreement Letter

Bahwa, yang bertanda tangan di bawah ini dengan sadar setuju untuk mengendalikan emosinya. Tidak akan melakukan tindak kekerasan dalam bentuk apapun kepada siapapun untuk jangka waktu yang tidak di tentukan.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang