50. What Happen to Me? (2)

32.4K 3.8K 117
                                    

Aku langsung disambut oleh pelukan pinggangku begitu aku masuk dua langkah ke dalam ruangan Sean.

"Maafkan aku, Kelly. Maaf kalau kemarin aku membuatmu kesal. Maaf." Ucapnya, atau lebih tepatnya ia berbisik di telingaku.

Aroma Sean yang biasanya menenangkanku dan sering ku ciumi setiap aku tidur di pelukannya, kini membuatku mual. Lebih mual dari telur buatan Mommy tadi.

Aku mendorong dada Sean sekuat tenagaku lalu Sean terkejut.

"K-kau kenapa, Kelly?" Sean baru akan mendekat, tapi aku sudah merentangkan tanganku dan berjalan mundur.

"Jangan mendekat!" Suaraku kembali meninggi dan aku kembali menyesal.

"Kelly, i said i'm sorry. Kau mau aku berlutut? Aku akan lakuka-"

"Berhenti. Kau berlutut, aku akan menendangmu!" Ancamku yang juga membuatku terkejut mendengarnya.

"Kelly..." ia memanggil dengan nada memelas. "Apa yang terjadi padamu?" Tanyanya putus asa.

"Aku tidak tahu, tapi aku mohon berdiri dengan jarak 5 meter dariku. Maaf. Aku... mungkin aku sedang sensitif menjelang siklus bulananku." Aku mencari alasan yang memungkinkan. Alasan itu juga yang sedang kucoba yakini selain alasan aku jenuh pada Sean.

Sean mengangguk dan melangkah mundur mengikuti kemauanku. Sudut kecil hatiku merasa kepuasan saat melihat Sean mengabulkan permintaanku ini.

"Apa itu artinya kau tidak akan kembali pulang bersamaku lagi hari ini?" Tanyanya dengan raut wajah sedih.

"Maafkan aku." Hanya itu yang bisa ku katakan.

"Kalau makan siang, kau mau menemaniku, kan?" Tanyanya masih berharap, tapi kemudian aku menggeleng. "Sampai kapan?" Tanyanya sangat putus asa. Aku jadi merasa sedih karenanya sekarang.

"Hanya untuk sementara, Sean. Aku juga tidak tahu kenapa aku..."

"Baik, aku mengerti." Selanya seperti mencoba mengerti keadaanku. "Apa kau akan marah kalau aku memintamu ambil cuti sampai kau pulih? Aku rasa beban pekerjaan ini yang membuatmu jadi sensitif."

Aku mempelototi Sean. Dia gila? Acara dalam hitungan hari dan dia memintaku ambil cuti?

"Baik, tidak usah kau jawab. Aku tahu kau keberatan." Ia menghela nafas pasrah. "Just... jangan membuat dirimu kelelahan, Kelly." Pintanya berharap. Sorot matanya menatapku dengan lembut.

Aku menarik senyumku kemudian mengangguk. "Sekali lagi maafkan aku."

"Berjanjilah kalau ini hanya sementara, dan kau akan kembali menjadi Kelly yang ku kenal lagi secepatnya."

Aku terkekeh dan mengangguk yakin. Aku juga yakin ini hanya sementara, karena hatiku masih bergetar setiap kali melihat senyumannya.

***

Aku kembali lagi ke Apartemen keluargaku malam ini. Tapi tidak seperti kemarin, malam ini Ruangan yang biasanya lenggang itu mendadak ramai dikunjungi oleh seluruh anak juga cucu Mommy dan Daddy. Tidak ketinggalan, Bibi Rere dan Om Alvero juga Alexis ikutan meramaikan Penthouse keluargaku.

Aku mendadak pusing melihat keramaian kecil ini.

"Apa ada yang berulang tahun hari ini?" Tanyaku begitu masuk ke ruang keluarga.

"Kelly, ayo duduk. Sudah lama aku tidak melihatmu." Kak Kenneth tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya memanggilku.

Memang sudah lama aku tidak bertemu dengan kak Kenneth. Semenjak hari lahiran kak Alle, kurasa.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang