14. Sorry.

36.1K 4K 179
                                    

Ini kali pertama aku masuk ke arena Backstage. Aku tidak pernah menyangka kalau suasananya akan sechaos ini. Puluhan orang berlalu lalang, berbicara entah kepada siapa, berlarian membawa beragam pakaian, mencak-mencak di telepon, dan ada juga yang panik.

Sean masih membawaku berjalan melewati orang-orang yang tersenyum kepadanya dan menatapku aneh kemudian kembali ke kegiatan mereka lalu kami masuk ke sebuah ruangan yang juga ramai oleh model-model yang tinggi semampai, cantik, dan anggun.

Untuk apa Sean membawaku kesini? Aku terlihat seperti itik buruk rupa yang masuk ke sarang angsa.

"Kenapa kau membawaku kemari?!" Protesku sambil berbisik.

"Merapikan dirimu, Kelly." Jawabnya tenang seraya kepalanya menatap sekeliling seakan mencari sesuatu, atau seseorang. "Debora, kemari!" Panggilnya.

Wanita bernama Debora yang berkulit hitam eksotis dengan rambut kribo, bertubuh tinggi dan memiliki senyum manis menghampiri kami.

"Yes, Sir?"

"Kau sudah selesai?" Tanya Sean.

"Just a final touch, sir." Jawab wanita itu masih tersenyum.

Sejujurnya, senyum Debora-debora ini memang manis, tetapi aku tidak menyukai senyuman yang dia berikan sekarang. Matanya menatap Sean seakan takut kalau berkedip, Sean bisa melebur menjadi debu. Tipikal wanita penggoda. Aku membatin.

Sean melongokkan kepalanya kebelakang Debora, kemudian berkata, "Berikan Zarra pada Gery. Kau bantu aku untuk merapikan penampilan..." ada jeda sejenak saat Sean menatapku dan tersenyum miring, "-Merapikan penampilan kenalanku."

Kalau jantungku bisa ku tikam, tapi itu tidak menyebabkan aku mati, maka aku akan melakukannya sekarang. Jantungku berdegup kencang, tetapi terasa sakit saat Sean melanjutkan ucapannya. Entah kenapa aku merasa kecewa. Aku hanya sebatas kenalan bagi Sean.

Debora berganti melihatku, senyumnya tidak selebar tadi, dan tidak setulus saat tersenyum pada Sean. Bahkan senyumnya terkesan mengejek.

"Baiklah, Sir. Aku akan bicara pada Gery nanti. This way, Miss." Debora mempersilahkan aku untuk mengikutinya.

Aku masih berdiri tanpa berniat mengikuti Debora, aku kemudian beralih menatap Sean dengan tatapam curiga. "Apa yang kau rencanakan?"

Sean tergelak. Kedua tangannya diletakkan di pundakku, kedua matanya menatapku sangat dalam hingga aku menahan nafasku.

"Kenapa kau selalu berpikiran negatif? Kau tidak mempercayaiku?"

"Ya.. ehm, maksudku tidak. Aku tidak percaya padamu." Jawabku lalu berbalik meninggalkan Sean. Wajahku terasa panas dan ketika aku melihat kaca yang ku lewati, wajahku merona. Aku baru menyadari kalau bukan hanya Debora yang menatap Sean, tetapi nyaris seisi ruangan beserta model-model yang sedang dirias. Dan kini, semua mata itu tertuju padaku dengan tatapan mengulitiku hingga ke akar. Sangat tidak nyaman.

"Jangan salah artikan sikap baik mister Kim. Beliau memang selalu bersikap baik, bahkan pada gelandangan sekalipun." Ujar Debora membuatku terbelalak.

Wtf! Dia menyamakanku dengan gelandangan?!

Aku baru hendak menanyakan maksud ucapannya, tetapi Debora dengan cepat menyapukan Make Up Remover ke wajahku hingga aku tidak bisa membalas kata-katanya.

Aku mulai takut kalau Debora akan menghias wajahku menjadi seorang badut nantinya. Awas saja kalau sampai dia berani melakukan itu. Akan ku tunjukan, dengan siapa dia sedang berhadapan! Seenaknya menghina keturunan keluarga McKenzie!

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang