CIEEEE YANG NYARIIN 😂😂😂😂
Selamat membaca ya. 😚
***
"Kau baik-baik saja, Love?" Sean menyentuh kedua pipiku, sedikit mengarahkannya ke atas hingga aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. "Kau pucat."
Wajah Sean sejelas ini, beradu dengan mimpi burukku. Aku merinding membayangkannya.
"Mungkin hanya gugup." Aku kembali menunduk dan menatap remasan jemariku. Di antara semua perasaan takut ini, aku masih merasa kesal dengan Sean yang mengabaikanku kemarin malam. "Kau kemana kemarin?" Tanyaku.
"Ada yang harus ku selesaikan untuk hari ini. Maaf, kau marah padaku karena aku tidak bisa menemanimu, ya?" Tanyanya yang menurutku tidak perlu kujawab.
Aku menghela nafas, memilih untuk mengalah dari pada menambah masalah. "Aku ingin bicara sesuatu padamu. Ini penting." Aku mengadah dan menatap mata hitam yang tidak pernah bosan kutatapi.
Sean tersenyum dan memusatkan seluruh perhatiannya padaku. "Katakan." Tangannya berpindah ke jemariku yang saling meremas untuk menghentikan gerakan itu.
"Sean... aku-"
"Mr.Kim, anda dibutuhkan untuk pelaksanaan teknis di belakang panggung sekarang." Seseorang menyela dari arah pintu ruang tungguku.
Sean menatapku sedikit menyesal, kemudian menatap orangnya yang tadi mengintrupsi kami. "Saya akan kesana sebentar lagi." Sahut Sean. Ketika pintu itu kembali tertutup, Sean menatapku lagi. "Kau kenapa?" Tanyanya memintaku melanjutkan.
Bagaimana aku bisa melanjutkan kalau kondisi sedang tidak memungkinkan? Sebentar lagi acara akan dimulai. Jangankan nanti, sekarang saja kami sudah mulai sibuk. Aku yakin Sean pasti curi-curi kesempatan untuk mencariku saat ini.
Aku menghela nafas dan berdiri dari tempatku. "Tidak ada. Kita bicara nanti saja. Aku mau melihat kamar ganti dulu."
"Kelly..." Sean meraih lenganku sambil memanggilku dengan lembut. "Kau marah lagi?"
"Tidak. Aku hanya... tidak mengerti." Aku menyunggingkan senyum kecilku, "kau pergi saja. Aku baik-baik saja." Aku melepas tangan Sean dari lenganku dan menepuk punggung tangannya pelan.
Sean masih menatap dan meneliti mataku. Aku memaksakan senyumku agar ia tidak khawatir. Dan akhirnya Sean mengangguk dan membelai ranbutku lembut. "Aku berjanji kita akan bicara lagi nanti. Maaf."
Aku melihat punggung Sean menghilang dari pintu dan aku memutuskan untuk pergi ke ruang rias saja untuk memantau jalannya persiapan.
Aku menghampiri meja rias kak Keira dan disana ternyata sudah ada Joshua yang sedang tertawa bersama kakakku.
Aku meringis melihat laki-laki brengsek itu masih saja mencoba mendekati kakakku.
"Kak," panggilku mengintrupsi.
"Hai. Ayo, duduk." Kak Keira segera menarik kursi di dekatnya untukku. Aku menurut dan duduk di sisinya sedangkan Joshua masih berdiri. Entah ia tidak ditawarkan, atau Joshua terlalu sibuk untuk duduk berbincang lebih lama. "Kau baik-baik saja?" Tanyanya. Aku tahu kenapa ia mengkhawatirkanku. Pasti karena kandunganku.
"Iya. Kakak sudah selesai?" Tanyaku melihat dandanannya yang sudah sempurna. Lebih dari sempurna, bahkan.
Kak Keira mengangguk. "Tinggal berganti pakaian. Aku baru akan mencarimu, tapi Joshua datang."
Joshua memamerkan deretab giginya padaku saat aku menatapnya tanpa minat. "Hai, Josh." Sapaku.
"Hai, Kelly. Aku juga mencarimu tadi. Makanya aku menanyai keberadaanmu pada Keira." Apa itu hanya alasan? Atau kebenaran? Hanya dia dan Tuhan yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomancePernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...