Bonus deh karena aku lagi good mood sama cerita ini. 😅😅
Oh, kayaknya aku harus bikin Warning ya untuk ceritaku ini?
Siapkan Jantung dan Hati kalian. Jatuh cinta atau patah hati tidak dalam garansi penulis 😅
Jujur, aku senyum-senyum sendiri ngebuat story ini. Semoga kalian juga begitu ya 😉
Tinggalkan jejak kalian sebelum membaca!
And now... Enjoy !
***
Kali ini aku benar-benar menyesal.
Menyesal sudah menolak tawaran Alexis.
Menyesal sudah tanpa sadar menerima tawaran Joshua.
Biar aku tuliskan daftar hal-hal yang membuatku bahagia semenjak menginjakkan kaki di Las Vegas.
TIDAK ADA!
Aku tahu tujuan Joshua mendekatiku, dan aku juga tahu tujuan tersembunyi Joshua mengajakku pergi bersama adalah agar dia bisa mendapatkan tumpangan.
Terbukti saat Joshua pergi saat mengajakku tadi, aku melihatnya mengantre di barisan paling belakang taxi stand. Aku menjamin perusahaannya tidak menyediakan transportasi untuk memudahkan pekerjaannya sebagaimana Bibi Rere menyediakan mobil plus driver untukku.
Dan perjalanan 15 menit menuju ke acara yang diselenggarakan di ballroom hotel The Palazzo, sudah menyerupai neraka dengan Joshua yang tidak berhenti berbicara tapi ujung-ujungnya malah mengorek informasi mengenai kak Keira padaku.
Aku seakan ingin meneriaki wajahnya Get a Life or something, tetapi aku tentu masih memiliki belas kasih untuk tidak membuatnya melompat ke jalan raya.
Tidak cukup sampai sana, Joshua malah memaksaku menggandeng lengannya dan menarikku keliling tanpa menanyakan persetujuanku. Sejujurnya, ini cukup amat sangat membuatku risih karena otomatis orang-orang pasti akan mengira kami memiliki hubungan spesial dalam tanda petik, which is... for God sake, just kill me.
Ballroom sudah ramai oleh para tamu undangan, tetapi keramaian itu tidak membuatku terlalu risih di banding keberadaan Joshua yang dengan santainya menahan tanganku melingkar di lengannya.
"Can you let go of my hand for a sec?" Desisku akhirnya.
"Kau ingin ke toilet?" Tanyanya tanpa berdosa.
"No, aku..." aku mengerang kecil.
"Tidakkah kau berpikir kita beruntung bisa bertemu jadi kita tidak perlu kebosanan di pesta seperti ini?" Tanyanya yang membuatku ingin sekali mencekiknya.
Aku tentu akan lebih memilih mati kebosanan dibandingkan... you know.
"Acara akan segera dimulai. Sebaiknya kita segera bersiap. Kau pasti akan merasa beruntung karena datang bersamaku. Sebagai fotografer, aku memiliki akses terbaik ke panggung. Ayo!"
Tanpa mendengar bantahanku, lagi-lagi aku ditarik kearah kerumunan fotografer yang tengah berdesak-desakkan. Tidak ada kursi yang ku lihat selain para fotografer yang sibuk menyikut sana sini untuk mendapatkan tempat strategis di samping panggung.
Aku menjamin kalau aku bertahan 10 menit lebih lama, aku akan pulang ke Los Angeles dengan tubuh penuh luka lebam di sana sini akibat sikutan fotografer ini.
Aku menatap nanar kearah seberang, bangku kosong strategis yang seharusnya ku duduki kalau saja Joshua tidak keras kepala dan sok tahu terus menarikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomantizmPernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...