56. Back to Korea.

36.1K 4K 145
                                    

"Cepat, cepat. Kita tidak punya banyak waktu menunggu."

Aku jadi semakin panik saat mendengar teriakan itu dari setiap sudut ruangan yang nampak berantakan dan penuh sesak. Puluhan model berlalu lalang berganti pakaian setelah selesai berlenggang di catwalk.

Bahkan mereka tidak segan bertelanjang diri di depan banyak pasang mata untuk mempersingkat waktu mengganti busana. Tidak terkecuali kak Keira yang baru turun dari panggung dan sudah melepas gaunnya. Mungkin itu alasan ruang ganti ini tidak boleh dimasuki laki-laki.

"I saw Mommy, Daddy and everyone outside," Ucapnya begitu aku hampiri untuk membantunya berpakaian. "Aku jadi mengingat panggung pertamaku dulu." Ia terkekeh.

"Aku gugup." Ujarku datar. "Aku takut karyaku tidak sesuai ekspektasi."

Kak Keira berbalik menatapku, membiarkan aku memakaikan kalung lain kepadanya. "Apa kau mau kutampar untuk menyadarkanmu?"

"Kak!" Aku berdecak.

"Percaya dirilah. Kau hebat! Kalau tidak, People tidak akan menunjukmu." Ia menyentuh kedua bahuku sebelum kemudian ia pergi tanpa mendengar jawabanku.

Kak Keira tidak tahu saja kalau yang menunjukku adalah Sean. Itu juga karena tidak ada yang mau mengambil pekerjaan gila ini dengan jangka waktu singkat. Aku membatin sambil mengintip kearah panggung.

Tinggal sekali berganti busana lagi, maka aku akan berdiri di tengah panggung itu bersama Sean sebagai parter acara ini.

Aku jadi semakin gugup hingga kepalaku pusing juga perutku keram. Apa sekecil ini, calon anakku sudah bisa merasakan perasaanku didalam sana?

Belum aku selesai dari kegugupanku dan pening di kepalaku belum hilang, aku sudah disuruh bersiap di pinggir panggung.

Suara-suara yang masuk ke telingaku, seperti sebuah dengungan yang tidak ku mengerti. Tepukan tangan saat aku didorong untuk naik ke panggung juga sama sekali tidak terdengar.

Kakiku bergetar tidak bertenaga saat melihat kilau lampu sorot yang terasa berbeda saat terakhir kali aku menaiki panggung ini. Kali ini, aku jadi merasa seperti semut di panggung selebar ini.

Saat Sean meraih tanganku dan tersenyum padaku, aku baru bisa mendengar sayup-sayup suara tepuk tangan masuk ke gendang telingaku.

"You've made it, Love. I'm so Proud of you." Bisiknya.

Sean sudah berada di sampingku, tapi kenapa aku masih merasakan pening? Apa ini karena kilau lampu blitz dari lampu panggung dan juga kamera wartawan? Atau karena demam panggung akut yang tiba-tiba menyerangku?

"... semua ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan dari designer muda dan berbakat ini." Aku tersentak saat merasa apa yang dikatakan Sean barusan, membuat seluruh lensa kamera tertuju padaku. Apa aku harus mengkhawatirkan hasil foto yang akan mereka dapatkan dengan kondisiku yang seperti ini? "Dan dalam kesempatan malam ini, atas izin dari Majalah People juga orang yang bertanggung jawab dalam menjalankan acara ini, aku dengan bangga memperkenalkan KK JEWELRY ke mata dunia."

Aku menoleh pelan kearah Sean yang masih berbicara dengan menggenggam Mic dan sebelah tangannya menggenggam tanganku.

"Selain itu, Malam ini, dan detik ini juga, Seluruh cabang NK Jewelry telah berubah menjadi KK Jewelry, dan wanita muda juga berbakat ini secara resmi merupakan Pemilik dari perusahaan perhiasan terbesar se Asia, KK Jewelry."

Apa yang Sean bicarakan? Bukankah hanya cabang di Amerika saja yang dialihkan kepadaku? Kenapa jadi...

Kepalaku pusing mencerna ini semua. Ini semua terlalu mendadak untuk dicampurkan dengan rasa panik juga gugupku.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang