12. Join Partner?!

36.4K 3.9K 180
                                    

Kiriman bunga itu bukan hanya berlangsung sekali atau dua kali. Melainkan hampir setiap hari. Bukan hanya di kantor, tetapi juga dirumah yang menjadikan kamarku seperti toko bunga dadakan.

Bahkan Mommy sudah mengomel panjang lebar akan bahaya adanya tanaman di dalam kamar. Tapi, apa yang bisa kulakukan? Membuangnya? Sayang sekali, kan!

Kalau di butik, bung-bunga itu bisa dijadikan properti untuk fotografi, kalau dirumah, mau dijadikan apa? Aku sangat yakin dalam jurnal hidupku maupun keluargaku, tidak ada yang berminat membuka toko bunga.

Lagipula, apa juga tujuannya orang itu mengirimkan bunga-bunga ini untukku? Bagaimana aku mengucapkan terima kasihku kalau dia tidak meninggalkan nama selain puisi dan permintaan untuk menikmati hari seperti yang sudah-sudah?

Sejujurnya, aku masih mencurigai Alexis yang berada di balik ini semua. Kecurigaanku beralasan! Karena Alexis belum sepenuhnya Move on.

Tapi kecurigaanku dengan cepat terbantahkan oleh kalimat belaan Alexis yang sampai sekarang ku perhitungkan. Kalau memang dirinya, kenapa baru sekarang?

"Yo, Artis baru! Daniella bilang ada tamu untukmu dibawah." Seru Louisa menyadarkanku. Ia baru datang dan duduk di sampingku dengan wajah berbinar. "Mungkin dia penggemar rahasiamu itu? Awww aku seharusnya tahu! Tipe laki-laki manis sepertinya memang cocok dengan image romantis." Seru Louisa seakan berbicara sendiri. "Cepat turun dan temui dia. Jangan biarkan prince Charmingmu menunggu kelamaan dibawah."

"Siapa?" Tanyaku tanpa mempedukikan rentetan pujian Louisa yang lainnya.

"Turun saja, dan lihat sendiri. Omong-omong, bunga hari ini belum datang? Aku mau pinjam untuk photoshoot hari ini." Ia cengengesan saat aku mendengus. "Oh, apa aku perlu tanya pada prince charming dibawah kapan bunganya akan-"

"Wake up, Lou." Ucapku gemas seraya mencubit pipinya. Lalu berjalan melalui Louisa dan kubikelnya. "Aku kebawah dulu."

"Sampaikan salamku pada penggemarmu!" Teriak Louisa.

"Aku tidak mendengarmu!" Balasku tanpa menoleh. Kemudian aku bisa mendengar Louisa terkekeh dibelakangku.

Apa-apaan Louisa itu? Mana ada hukumnya orang yang datang mencariku adalah penggemarku?

Meskipun begitu, aku tetap penasaran. Siapa yang pagi-pagi begini mencariku ke kantor? Selama ini aku tidak pernah mendapat tamu selain Alexis -biasa dia akan langsung keatas dan menghampiriku- dan juga keluargaku yang memiliki privillage yang sama dengan Alexis.

"Ah, aku baru ingin meneleponmu." Ujar Daniella begitu melihatku turun. Aku melihat seorang kurir dengan buket bunga mawar besar di tangannya, juga Daniella yang kembali meletakkan teleponnya di tempat. "Kiriman lagi." Ujarnya menyuarakan pemikiranku.

Aku menghela nafas dan melanjutkan jalanku untuk mengambil bunga raksasa itu dan menandatangani surat jalannya seperti biasa.

"Terima kasih." Gumamku disertai senyuman.

Daniella tersenyum menatapku, "mejaku bersedia menampung bungamu kalau diatas sudah kepenuhan." Candanya membuatku tertawa kecil.

"Lou memerlukan ini untuk sesi fotonya nanti. Setelah itu aku akan memberikan ini untukmu." Janjiku sambil tersenyum. "Ah, Lou bilang ada tamu untukku, siapa?"

"Oh, tadi dia sedang ke toilet, kurasa sebentar lagi akan kembal-"

"Roses are Red, Skies are Blue. Sugar is sweet, and so are you."

Suara berat itu membuatku berjengit kaget dan berbalik kemudian terperangah. Tidak mungkin.

"It comes to my mind when i see those bouquet." Ujarnya dengan cengiran lebar. Sementara aku masih tercengang. Antara percaya dan tidak.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang