Double!
Vote dan Comment jangan lupa 😉
.
.
.
***Aku berjalan mondar mandir di depan pintu ruangan Sean. Pegawai juga Asisten Sean menatapku bingung. Tapi aku acuhkan.
Yang aku pikirkan adalah, bagaimana aku mengatakan kalau aku belum boleh menikah dan keluargaku ingin bertemu dengannya.
Tapi aku takut kalau aku masih akan mual kalau berdekatan dengannya nanti. Aku juga takut melihat raut kecewanya kalau ia mendengar aku belum boleh menikah.
Ah apa yang harus ku lakukan?
Aku masih mondar mandir ketika pintu ruangan Sean terbuka dan aku tidak sengaja menabrak dada bidang Sean yang baru akan keluar dari dalam.
Dengan sigap, Sean menangkap pinggangku sebelum aku terjatuh.
Kejadian ini lagi. Aku dan Sean selalu bertemu dalam keadaan ini. Tapi detak jantungku sama sekali tidak pernah berubah setiap kalinya. Sama cepatnya, dan sama antusiasnya.
"Kau baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.
"Ya. Aku..." aku menatap dada bidangnya dan jantungku kembali berdebar. Wangi tubuhnya tidak lagi membuatku mual sekarang. Aku malah ingin semakin dalam dan mengendus aromanya.
"Maaf." Sean membantuku berdiri dan dia berjalan mundur 5 langkah ke belakang. "5 meter, check." Ia tersenyum manis dan akupun kembali meleleh dengan sikapnya.
Tapi satu yang tidak kusuka, sikap manis Sean barusan, dilihat jelas oleh pegawai-pegawai yang berada di lantai ini.
Aku berdecak dan berjalan dua langkah ke dalam ruangannya, kemudian menutup pintu ruang kerja Sean. Sean mundur dua langkah lagi saat aku melangkah maju.
"Kenapa kau mundur?" Tanyaku ketus. "Kau tidak mau dekat-dekat denganku?!"
Sean mengernyit kebingungan. "Bukannya kau memintaku berdiri dengan jarak 5 meter?" Tanyanya.
Aku meringis dan menghentakkan kakiku kesal. "Kemari!" Perintahku.
Sean mengangkat alisnya ragu. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan kalau benar dirinya yang dimaksud olehku barusan.
Aku jadi merasa gemas dibuatnya. "Kau, bodoh! Kemari!" Omelku padanya.
Sean terlihat bingung, tapi tetap menurut dan berjalan mendekatiku. "Jadi aku sudah boleh dekat-dekat sekarang?" Tanyanya.
Aku tidak menjawab, tapi aku menarik Sean mendekat dan mengendus aroma tubuhnya untuk memastikan.
Sean terkekeh saat aku mengendusi lehernya. "Jangan dilanjutkan, Kelly. Kau menyiksaku."
Mataku terbuka lebar dan ancaman kak Kenneth kembali melintasi akal sehatku. "Sean, kita tidak bisa menikah sekarang " aku mendorong sedikit dadanya dan menatap mata hitam laki-laki itu.
Sean membulatkan matanya. "Apa maksudmu?"
"You heard me." Gumamku pelan. "Aku... kau... kita tidak bisa menikah sekarang."
"Bukankah kau sudah setuju kalau kita bicarakan ini setelah pekerjaan selesai?" Tanya Sean terdengar jengkel.
"Aku tahu. Tapi keluargaku mengatakan kalau aku masih terlalu muda... Mommy memintamu menunggu 2 tahun lagi." Aku menyesal telah menjanjikan hal yang tidak bisa ku turuti padanya. Maka kekecewaan Sean kali ini adalah akibat yang harus ku tanggung. "Maaf."
Sean memejamkan matanya dan menarik nafas dalam. Ia menghembuskannya perlahan dan membuka matanya. "Baiklah. Aku mengerti. Lagipula, menikah tanpa restu keluargamu, aku juga tidak akan mau." Ia menarik senyumnya yang terlihat dipaksakan. Padahal dirinya pasti sangat kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelly [#DMS 5]
RomancePernah merasakan rasanya mencintai teman masa kecilmu, namun kalian hanya berakhir dalam sebuah status pertemanan, bahkan persaudaraan? Pernah merasakan rasanya mencintai seseorang yang tidak pernah kau temui, namun kemudian laki-laki itu berubah me...