16. Not Him!

34K 3.8K 127
                                    

"Just... Why Me?"

***

Sean tersenyum misterius kearahku. Ia menarik lembut tanganku tanpa berniat menjawabnya sama sekali.

Kebingunganku membuatku lupa akan rasa takut dan gugup yang ku rasakan karena harus berhalan di atas catwalk di depan ratusan pasang mata.

Tangan Sean yang menggenggam erat tanganku, mengambil seluruh ketakutanku, membimbingku menuju keatas panggung, berjalan berdampingan denganku sepanjang Catwalk, dan membawaku kembali ke bibir panggung diikuti oleh tepuk tangan meriah. Sepanjang itu, aku sama sekali tidak memalingkan mataku dari wajah Sean.

Aku mungkin akan terlihat bodoh, tetapi aku hanya tidak tahu bagaimana cara menarik diriku. Mungkin aku telah gagal mempertahankan perasaanku untuk tidak ikut campur. Nyatanya, perasaanku sudah hanyut terlalu jauh kedalam pesona Sean.

Tangan Sean tidak melepas genggamannya dari tanganku saat seseorang menyerahkan satu buket bunga kepadanya dengan ucapan selamat.

Aku tidak menyadari kalau panggung ini bukan lagi hanya diisi kami berdua, melainkan seluruh model yang tadi ikut serta memamerkan hasil karya Sean. Tetapi perhatianku hanya terjatuh pada Sean, dan bagaimana laki-laki itu tampak semakin bersinar dengan bantuan lampu sorot.

"Selamat malam dan Terima kasih telah meluangkan waktu anda untuk menghadiri undangan saya." Ujar Sean dengan mic yang menempel di sebelah bibirnya. "Seperti yang anda sekalian mungkin ketahui, NK Jewelry sudah bergerak di bidang perhiasan selama 30 tahun dan sudah memiliki ratusan cabang yang tersebar di berbagai pelosok dunia."

Aku mengerjap, penjelasan itu baru aku ketahui sekarang. Pantas saja Sean bekerja sama dengan perusahaan kakakku, Clavinsky Empire dulu. Clavinsky Empire adalah perusahaan tambang terbesar bersama dengan perusaan milik ayah Alexis. Sekarang aku mengerti bagaimana Sean dan kak Alle juga kak Kenneth bisa saling kenal.

"Malam ini, adalah malam yang spesial karena NK Jewelry kembali melebarkan sayapnya di kota ini yang sudah menjadi impian saya sejak 3 tahun yang lalu." Sambung Sean mantap tanpa melepaskan genggaman tangannya dari tanganku sama sekali. Aku mulai merasa tidak nyaman karena sorotan kamera mengarah kearah kami. Aku tidak pernah suka dengan atensi berlebihan seperti ini. Tetapi dengan Sean, entah kenapa aku merasa tidak terlalu keberatan. Aku bisa merasakan kalau Sean tidak memiliki niatan buruk akan tindakannya kali ini.

"Seperti yang sudah anda sekalian lihat, perhiasan ini akan segera anda temui di gerai-gerai toko NK Jewelry di seluruh kota mulai besok." Sambung Sean bangga. "Mungkin kecuali satu yang melekat pada gadis istimewa yang membantuku malam ini."

Aku terkejut saat Sean menoleh kearahku dan menarikku ke depannya. Ia menyentuh kalung yang ku kenakan dari belakang hingga posisi kami seperti sedang berpelukan. Wajah Sean sangat dekat denganku. Aku merasakan wajahku memanas akibat malu.

Kenapa seperti ini? Kenapa Sean sengaja mempermalukanku? Tidak sekalian saja menelanjangiku? Kenapa harus aku?!

Beragam komentar terdengar masuk ketelingaku. Sebagian mengomentari kalungku, sebagian mengomentari seberapa mini ukuran tubuhku. Aku meringis kesal.

Kalau memang tujuan Sean ingin mempermalukanku, maka Sean berhasil! Aku bodoh karena termakan pesonanya hingga menurut saja diajak berkeliling di atas Catwalk seperti anak anjing yang di ajak jalan-jalan oleh majikannya.

"Berikan tepuk tangangan yang meriah untuk Kelly Agnesia McKenzie." Seru Sean di belakangku. Aku berbalik menatap Sean yang mengkodeku dengan anggukan sambil menatap ke sekeliling lalu bertepuk tangan.

Aku mau tidak mau hanya menarik kecil senyumku dan mengangguk kearah penonton. Setengah berharap hal memalukan ini semua cepat berakhir.

"Ms.McKenzie." Panggil Sean di belakangku.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang