29. Bad Jerk!

31.9K 3.7K 148
                                    

Sean
Thursday, 03:21pm

Kelly.
Please don't make me worry. Kau dimana?
Listen, kita perlu berbicara.
Malam ini, di Parotte Restaurant, aku akan menunggumu sampai kau datang.

Aku menggigit bibirku membaca pesan yang sudah ada di kotak masukku 2 hari yang lalu.

Aku sekuat tenaga menahan keinginanku untuk ke Parotte Restautant untuk mengecek kebenaran apakan Sean benar menungguiku atau tidak. Tapi Sean seharusnya tidak perlu sejauh itu, kan?

Setelah satu minggu, akhirnya aku mendapatkan apartemen. Meski tidak semewah dan sebesar Penthouse keluargaku, tapi aku menemukan kenyamanan yang ku butuhkan dalam masa penjajakan hatiku kembali.

Harus kuakui, dampak yang diberikan Sean kali ini lebih besar dari yang pernah ku terima.

Menyendiri di kamar dan tidak makan seharian, bukan lagi jalan keluar.

Aku harus dewasa kali ini. Meski aku masih tidak mau mengakui kalau aku patah hati karena aku menyimpan rasa diam-diam untuk Sean.

Aku seharusnya mundur saat Alana datang ke kantor tempo hari.

Aku mengklik tombol send di layar laptopku kemudian mematikan layarnya. Pekerjaanku selesai. Yang harus ku lakukan sekarang hanya menunggu evaluasi Sean, lalu mewujudkannya menjadi bentuk fisik dalam satu bulan seorang diri yang sebenarnya MUSTAHIL.

Kali ini aku mengakui kebodohanku di masalah ini.

Ponselku bergetar, aku mengeluarkan reaksi berlebih dengan meraih ponsel itu cepat dan menghela nafas kecewa saat melihat nama kak Kenneth yang tertera di layarnya.

Hanya sebagai tambahan, seluruh keluargaku menyetujui keputusanku untuk pindah tanpa menuntut alasanku. Dan hanya mereka juga yang tahu dimana Apartemenku saat ini.

"Kutebak kau sudah sampai di Los Angeles, brother." Sapaku begitu menjawab panggilannya.

"ALLEIRA!!! ALLEIRA AKAN MELAHIRKAN! SEGERA KE RUMAH SAKIT SEKARANG! JESUS CRIST! INI AKIBAT KAU TIDAK BERADA DI APARTEMEN DAN KAMI MELUPAKAN KEHADIRANMU." Aku mengernyit mendengar teriakannya. Spontan aku menjauhkan teleponku untuk menyelamatkankudari ketulian. "Dan lagi, aku sudah berada disini sejak Alleira mengalami kontraksi kemarin. Cepat ke rumah sakit!" Perintahnya tanpa menunggu jawabanku, panggilan itu kemudian terputus begitu saja.

Aku menatap ponsel itu tidak percaya, namun detik berikutnya aku tetap menarik tubuhku untuk segera ke rumah sakit untuk menyambut keponakan ke... tunggu, keponakanku yang keberapa ini?

***

"... tenanglah. Ini bukan pengalaman pertamamu."

Suara Daddy yang pertama kali ku dengar saat mendekatkan diriku ke kerumunan keluarga yang sedang membangun persekutuan di lorong rumah sakit.

"Good Evening, Guys." Sapaku mendekat kearah Daddy untuk menciumnya, kemudian Mommy, kak Keira, bibi Rere, paman Alvero, Alexis, dan terakhir kak Kenneth. Khusus untuk kakak Iparku Nicholas, aku hanya memeluk kecil tubuh tegapnya. Bukan berarti aku tidak menganggapnya keluarga, tetapi masa lalu di antara kami yang menjadi perhitunganku untuk tidak menciumnya seperti yang lain. "Kemana keponakan-keponakan badungku?" Tanyaku penasaran melihat ketiadaan tuyul-tuyul nakal di sekitar keluarga kami.

"Di Mansion. Ini terlalu malam untuk mereka ke sini. Mereka bisa menjenguk Alle besok pagi." Jawab kak Keira.

Aku mengangguk dan menepuk punggung kak Kenneth, bermaksud memberinya sepatah dua patah kata penyemangat, namun telingaku menangkap kalimat lain dari mulutnya yang tidak berhenti berkomat-kamit.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang