59. Goodbye.

42.1K 3.9K 152
                                    

Kan udah aku bilang akj 24-25 ga bisa update Kelly 😂 kok masih di tagihin toh?

Untuk yang nanya mana story Alexis, LOVE BY ACCIDENT itu storynya Alexis. Udah bisa di cek di Work aku.

ITU SLOW UPDATE SAMPAI KELLY END (Mungkin beberapa chapter lagi.)

Oke sekian dan terima kasih.😂😂😂

***

Minggu-minggu setelah keluargaku menerima kabar kehamilan juga pernikahanku dengan Sean, berjalan mulus. Semuanya berjalan seperti biasa. Matahari masih terbit dari timur dan terbenam di barat, Mommy masih membuat telurnya gosong, calon anakku masih membuatku mual akan hal-hal kecil, dan Sean juga selalu lembut dan manis seperti biasanya meskipun ia harus berada di Korea selama 3 minggu.

Namun satu hal yang tidak biasa dari itu semua. Tingkah Alexis.

Semenjak malam itu, Alexis secara tidak langsung menghindariku. Aku harap itu hanya perasaanku saja, karena mungkin Alexis sedang sibuk dengan pekerjaannya hingga telepon dan pesan dariku, juga ajakanku untuk bertemu selalundi abaikannya.

Tapi ternyata bukan hanya aku yang merasakan keanehan itu, melainkan Bibi Rere dan Paman Alvero juga merasakannya.

Aku mungkin memang akan segera menikah dalam hitungan minggu lagi, tapi aku tidak akan menikah tanpa restu dari Alexis.

Biar bagaimanapun, dia adalah laki-laki terpenting dalam hidupku setelah Daddy dan kak Kenneth. Jangan tanyakan Sean, karena posisi Sean spesial.

Dan disinilah aku, di depan pintu kamarnya. Aku sengaja tidak memberitahu kedatanganku karena kedatanganku memang diminta oleh bibi Rere yang mengatakan kalau Alexis tidak makan dengan teratur belakangan ini. Bahkan laki-laki itu cenderung mengurung dirinya di dalam kamar setelah pulang kerja.

Kedatanganku juga untuk mengabarinya kalau aku memutuskan untuk ke Korea bersama Sean minggu depan, juga mengenai pernikahan kami yang akan di adakan di sana karena kesehatan ayahnya Sean tidak memungkinkan beliau untuk ke Amerika.

Dengan keputusan ini, aku juga sudah memutuskan untuk menghadapi secara langsung ketidak ahlianku dalam berbahasa Korea.

Ini bencana.

Tanpa mengetuk pintu, aku membuka perlahan pintu kamar Alexis. Mataku dan matanya bertemu beberapa detik sebelum ia kembali melengos dan menatap layar laptopnya lagi.

Sebegitu tidak maunya ia melihatku? Aku membatin tapi aku berusaha mengabaikan ketidak acuhan Alexis barusan

"Grandpa." Panggilku. Tubuh Alexis sedikit menegang saat aku memanggilnya. Aku memilih melanjutkan karena aku yakin ia sedang mendengarku sekarang. "Bibi bilang kau tidak makan teratur belakangan ini. Kau ada masalah?" Aku berjalan mendekatinya yang masih terlihat sibuk dengan layar laptopnya.

Alexis masih terlihat acuh saat aku sudah berada di dekatnya. Ia bahkan tidak menjawab pertanyaanku barusan. Aku menghela nafas dan memutuskan untuk memberitahunya kabar yang ingin aku sampaikan. "Minggu depan aku akan ke Korea, Lex. Sean ada tidak bisa berlama-lama disini karena ayahnya masih sakit. Pernikahan kami juga akan diselenggarakan disana."

Aku bisa melihat gerakan tangan Alexis berhenti. Ia kemudian menoleh kearahku dengan matanya yang memicing. Tatapannya kemudian turun kearah perutku yang sudah tidak serata dulu lagi dengan usia kandunganku yang akan memasuki bulan ketiga. Laki-laki itu terlihat melamun menatap perutku.

"Lex." Aku mengguncang bahu Alexis, menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.

"Ya?" Alexis tersadar dan mengerjap, lalu menatap mataku. "O-oh, selamat kalau begitu... sekali lagi." Ujarnya gagap. Aku mengernyit mendengar kegugupan keluar dari mulut Alexis barusan. Tidak seperti malam itu di rumah sakit, saat Alexis mulai menjauhinya, kali ini Alexis nampak aneh dan tidak bisa kujelaskan.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang