4. After Party

50.3K 4.3K 83
                                    

Peragaan busana pertama yang kuhadiri sangat meriah di selenggarakan di Myeongdong.

Pengunjungnya bukan hanya dari kalangan pebisnis Fashion seperti diriku yang mewakili butik Bibi Rere saja. Tapi aku juga menemukan beberapa artis juga blogger-blogger fashion yang lumayan terkenal.

Melihat banyak baju juga perhiasan yang dipamerkan oleh model-model cantik juga tampan itu, membuatku semakin bersemangat untuk menciptakan beragam busana atau bahkan membuka clothing-lineku sendiri. Siapa tahu suatu saat aku bisa berada di balik panggung, menentukan pakaian mana untuk model mana dan pakaian apa saja yang harus ku perlihatkan pada dunia, lalu di akhir acara, namaku akan disebutkan sebagai perancang busananya.

Aku ingin membuat sebuah gebrakan Fashion dengan tanganku sendiri. Tidak akan mustahil kalau aku berusaha keras. Umurku juga masih muda, kecuali kalau Mommy terus meributkan hal yang sama mengenai percintaanku yang tidak berjalan semulus karirku.

Tepuk tangan paling meriah kuberikan begitu model-model yang tadi memamerkan busana dan aksesoris berdiri sejajar mengapit seorang wanita -yang menurutku sekitar 30 tahunan- yang sedang memeluk karangan bunga dan tersenyum lebar menyapa kami, para penikmat acara ini.

Sebenarnya menurutku, acara ini sedikit tidak adil karena pembawa acaranya menggunakan bahasa korea yang sama sekali tidak kumengerti. Jadi sepanjang acara, aku hanya berusaha menyimpulkan sendiri apa yang sedang pembawa acara itu perkenalkan.

Entah pesan apa yang sedang wanita perancang busana itu sampaikan ketika orang-orang bertepuk tangan dan wanita itu menunjuk ke salah satu sudut dimana lampu panggung mulai menyinari. Tepukan makin meriah begitu laki-laki asia bertubuh menjulang dan terlihat masih muda keluar dari sana dengan senyum menawannya.

Aku terdiam. Bukan, bukan karena aku ikut terpesona, tapi aku merasa familiar dengan wajah itu. Tapi dimana aku pernah melihatnya? Apa dijalan Myeongdong kemarin? Ingat kalau aku pernah bilang, rata-rata orang korea memiliki wajah yang nyaris sama, kan? Mungkin itu yang membuatku merasa familiar.

Begitu laki-laki itu menyampaikan salam dan terima kasihnya -aku tahu karena ia berbicara 'halo' dan 'thankyou' dalam bahasa inggris yang fasih-, satu persatu model meninggalkan panggung mengikuti Wanita juga Pria itu yang sudah lebih dulu menghilang kedalam.

Satu persatu pengunjung mulai meninggalkan kursinya dan aula ini menjadi sedikit sepi.

Saat dirasa sudah cukup menikmati euforia ini, dan sudah saatnya beralih ke acara selanjutnya, yaitu After-Party khusus tamu undangan, aku beranjak dari kursiku mengikuti arah petunjuk yang mengarahkan ke aula lainnya.

Dentuman musik upbeat menyambut gendang telingaku saat aku melewati penjaga yang memeriksa kartu undangan di depan pintu masuk aula ini. Dan lampu remang-remang berwarna-warni khas klub malam juga menyinari ke segala penjuru ruangan dengan sorotan asal.

Jujur saja, ini baru kali pertama aku memasuki tempat semacam ini. Meski bukan klub malam, tapi tetap saja, suasananya terlihat seperti itu.

Padahal kukira acara ini akan lebih formal, oleh karena itu aku mengenakan mini dress berwarna hitam yang bisa digunakan untuk acara Formal. Untung saja aku tidak mengenakan long dress. Aku yakin aku akan segera mengirim diriku pulang ke kamar hotel kalau aku sampai salah kostum di acara perdana yang ku hadiri.

"Champagne, Miss?" Seorang pramusaji yang berkeliling membawa nampan berisi gelas-gelas Champagne menyambutku saat aku melangkah masuk.

One glass won't hurt. Pikirku. Aku meraih 1 gelas dari nampan dan bergumam terima kasih kemudian berjalan masuk sambil menyesap cairan kuning emas itu.

Kelly [#DMS 5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang