Nathalie POV
Pagi ini aku terbangun karena rasa sakit yang menjalar ditulang belakangku. Entah kata apa yang bisa mendeskripsikan rasa sakit ini. Yang jelas rasanya sakit sekali. Punggungku seperti terbakar dan dipukul dengan balok kayu berkali-kali.
Aku berjalan tertatih menuju kamar mandi. Membersihkan darah segar yang mengalir dari hidungku. Entah sudah keberapa kalinya aku mimisan. Yang pasti, ini membuat kepalaku berdenyut sakit.
Tok tok tok
"Nat, sarapan yuk. Udah jam enam. Nanti terlambat sekolahnya."
"Iya kak sebentar. Aku masih mandi," ucapku sedikit berteriak menjawab ucapan ka Kharel.
"Yaudah kakak tunggu di bawah ya."
Setelah itu aku mendengar suara langkah kaki berjalan menjauh dan suara pintu yang ditutup.
Aku langsung memutuskan untuk mandi dan berganti baju. Kupandangi pantulan diriku di cermin. Aku tersenyum pedih melihat wajahku yang benar-benar pucat. Sudah dua hari ini juga aku mengalami demam.
"Well, i thought i have to say welcome back to the weak Nathalie's," ucapku pada bayangan diriku di cermin.
Aku memoleskan lipbalm berwarna untuk menutupi bibir pucatku. Memakai jaket berwarna ungu tua lalu turun untuk mengikuti sarapan.
"Good morning." Aku mencium pipi keluargaku lalu duduk di samping Kharel.
"Morning."
"Pagi sayang," sapa ka Kharel lalu mencium pipiku.
Aku mengambil segelas susu coklat yang sudah dituangkan oleh mama lalu meneguknya.
"Nat, kamu sakit?"
Uhuk uhuk
Aku tersedak minumanku mendengar pertanyaan tiba-tiba dari papa.
"Pelan-pelan dong." Ka Kharel menepuk pelan punggungku.
"I'm fine, dad."
"Bener? Kok muka kamu keliatan pucet gitu?"
"Eh iya Nat. Ko muka kamu pucet banget sih?" tanya ka Athala sambil mengamati wajahku lamat-lamat.
"Nggak kok. Mungkin ini karena kurang tidur aja."
Tiba-tiba kurasakan punggung tangan ka Kharel menyentuh dahiku yang langsung membuatku refleks menjauhkan wajahku.
"YaTuhan panas banget, Nat! Kamu sakit?! Kenapa diem aja sih?!"
"You should go to the doctor." ucap papa. Tersirat nada kekhawatiran dalam perkataannya.
"Nggak usah, Pah. Nathalie nggak kenapa-napa ko."
"Tapi-"
Tin tin
Tepat waktu. Suara klakson Bastian memotong ucapan papa. Huh, leganya.
"Nah, Bastian udah dateng. Nathalie berangkat ya." Aku bangkit mengecup pipi mama dan papa lalu mencium punggung tangannya dan mengecup pipi ketiga kakakku.
"Tapi Nat-"
"Duluan ya ka." Aku memotong ucapan ka Athala kemudian berjalan keluar menghampiri mobil Bastian lalu berangkat bersama menuju sekolah.
Author POV
Di perjalanan, berkali-kali Bastian melirik Nathalie yang terlihat melamun. Bastian menghela napasnya. Ia tidak suka suasana sepi seperti ini. Biasanya Nathalie akan mengajaknya bercerita sampai mereka tiba di sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/128462631-288-k729929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...