Malam itu, udara terasa dingin menusuk kulit gadis yang sedang menikmati pemandangan malam di balkon kamarnya. Sudah hampir setengah jam Nathalie berdiri di sana hanya untuk memandangi langit yang terlihat begitu sepi.
Nathalie menyatukan tangannya di depan dada. God, thanks for letting me alive till this night.
Nathalie berjalan masuk kembali ke dalam kamar dan menuju tempat tidur setelah mengunci pintu balkon kamarnya. Ia memutuskan untuk berbaring dan bergulung di dalam selimut.
Sebenarnya gadis itu sama sekali belum mengantuk. Namun ia tetap memaksakan untuk memejamkan mata. Selama beberapa menit, ia tak kunjung memasuki alam mimpinya.
Nathalie mendesah. Pikirannya terlalu banyak hingga membuatnya tidak bisa tidur. Ia bangkit dan memilih untuk menghampiri kamar Athala yang terletak di samping kamarnya.
Ceklek
Nathalie masuk mendapati Athala dan Kharel yang sedang asik bermain dengan playstation. Ia sempat menyerngit bingung ketika matanya tidak mengkap kehadiran Marc.
"Ka Marc kemana?"
Athala dan Kharel langsung menoleh. Begitu melihat Nathalie yang masuk, mereka langsung menghentikan permainannya.
"Loh, kok kamu belum tidur? Ini udah hampir jam sepuluh," ucap Athala sambil mematikan playstationnya.
"Kenapa dimatiin? Kalo kakak mau main, main aja. Aku nggak akan ganggu, kok," ucap Nathalie sambil berjalan memasuki kamar Athala.
Nathalie merebahkan dirinya ketengah ranjang dengan kaki yang mengganggantung membuat kaos biru polos yang ia kenakan sedikit terangkat hingga memperlihatkan pusarnya.
Athala mengabaikan ucapan Nathalie dan berjalan menghampiri gadis itu. "Kakak nanya loh, kamu kenapa belum tidur?"
"Nggak bisa tidur, ka," ucap Nathalie sambil berbaring di ranjang Athala.
"Kenapa? Ada yang dipikirin?" tanya Kharel menghampiri Nathalie dan duduk di samping ranjang sambil mengusap puncak kepala Nathalie.
Nathalie hanya mengendikan bahunya. Kharel menghela napasnya. "Kamu ini kebiasaan deh, nggak mau cerita. Nanti stress sendiri loh."
"Aku bingung mau cerita gimana, kak," ucap Nathalie dengan mata terpejam. Kepalanya mulai terasa pusing.
"Yaudah, mending kamu tidur aja kalo nggak mau cerita."
"Kan aku udah bilang kalo aku nggak bisa tidur."
"Mau tidur sama kita?" tawar Athala sambil membaringkan diri di ranjang sisi kiri menghadap Nathalie.
"Emang boleh?" tanya Nathalie kembali membuka matanya.
Kharel sempat mengerutkan dahinya begitu melihat mata gadis itu yang terlihat sayu. Namun ia memilih untuk tetap diam karena tau Nathalie pasti tidak akan bercerita.
"Kayak baru pertama kali tidur bareng kakak aja."
"Tapi aku mau tidur sama kalian berdua."
Kharel dan Athala saling menatap. Sebelum akhirnya mengendikan bahunya dan mengangguk.
"Yaudah, kakak tidur disini juga," ucap Kharel sambil ikut berbaring di sisi kanan Nathalie. Nathalie tersenyum lalu membenarkan posisi tidurnya.
"Sekarang kamu tidur. Kakak nggak mau kena omel mama sama papa karena ngebiarin kamu begadang," ucap ka Kharel sambil menyelimuti Nathalie hingga sebatas perut.
"Tapi kalian jangan tidur sampe aku tidur, ya?"
"Iya sayang."
"Ciuman selamat malamnya mana?" ucap Nathalie melirik Kharel dan Athala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...