"Ini surat skors kalian. Mulai besok, kalian tidak perlu datang ke sekolah untuk tiga hari ke depan."
Nathalie dan Cherry menerima amplop putih itu dengan malas.
"Kalian boleh keluar."
Mereka mengangguk dan berjalan keluar ruangan itu. Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Nathalie berjalan mendahului Cherry yang hendak membuka mulutnya.
Cherry kembali mengatupkan mulutnya dan menggerutu. "Dasar. Jelek-jelek sombong."
Ia lalu berjalan mengambil arah berlawanan dari Nathalie, hendak menuju toilet yang berada di ujung koridor. Cherry mengusap wajahnya dan menatap pantulan dirinya di cermin. Dirasakan ponselnya bergetar, dengan segera ia mengambil ponsel itu dari saku kemejanya.
Nama yang muncul pada layar membuat Cherry berdecak dan menghembuskan napasnya. Ia menggeser tombol hijau menjawab panggilan tersebut.
"Apa?"
....
"Hm."
....
"Gue diskors."
....
"Nggak. Dia juga diskors."
....
"Ck. Gue harus ngapain lagi, sih?! Emangnya gue dewi bisa ngebuat dia putus gitu aja?!"
....
"Iya. Iya. Gue jamin mereka udah putus sebelum lo balik ke sini."
Cherry memutuskan panggilannya dan kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. Gadis berambut hitam cokelat itu menghela napas panjang.
"Maafin gue, Nat."
Cherry kemudian mengusap wajahnya dengan air dan berjalan keluar toilet.
●●●
"Lo harus bisa rebut Nathalie secepat mungkin."
"Gue nggak bisa secepat itu. Dia bahkan cuek banget sama gue."
"Ya lo usaha dong. Gue nggak mau tau. Gimana pun caranya, mereka harus putus sebelum dia balik ke Jakarta."
"Terus tugas lo apa?"
"Ya gue bakalan bikin tuh cewek tersiksa seperti yang dia minta. Tapi berhubung gue sama dia diskors, lo yang harus banyak berperan disini. Lakuin apapun yang lo bisa."
"Gila! Dia terlalu baik buat dipermainin kayak gini. Gue nggak tega."
"Lo pikir gue tega? Gue juga nggak mau ngelakuin ini. Tapi kalo lo mau si Ratu Picik itu ngancurin hidup lo, silahkan lo langgar perintah dia."
"Siapa sih dia? Gue bahkan nggak pernah tau mukanya. Jangankan mukanya. Nama orangnya aja nggak pernah lo sebut di depan telinga gue."
"Ck. Lo nggak perlu tau soal itu. Gue juga males nyebut nama dia. Intinya, yang harus kita lakuin itu cuma buat Nathalie dan Bastian putus sebelum dia balik ke sini."
Percakapan itu terdengar jelas di telinga Kenzo. Kerutan di dahi lelaki itu terlihat jelas menandakan bahwa ia kebingungan.
Tak sengaja, ketika Kenzo hendak keluar dari ruang janitor setelah mengembalikan kain pel, dirinya menemukan dua orang yang terlihat sedang terlibat perbincangan serius di dekat gudang. Awalnya ia memilih untuk mengabaikan mereka. Namun begitu telinganya menangkap nama Nathalie, dengan penuh keingin tahuan Kenzo menguping di balik pintu.
Kenzo sedikit mencondongkan wajahnya, penasaran siapa yang sedang berbicara itu. Meskipun salah satu dari mereka membelakanginya, ia jelas tau siapa seorang gadis berambut ombre yang sedang berbicara dengan lelaki yang tidak ia ketahui namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...