[70] Extra Chapter

3.2K 95 9
                                    

Nih sesuai permintaan kalian, aku tambahin extra chapter😜
Happy reading
○○○

"Sayang, aku berangkat ke kantor dulu, ya."

Nathalie yang sedang menata susunan piring di atas meja terpaksa harus menoleh, memandang Bastian dengan alis yang terangkat satu.

"Kamu nggak makan dulu?"

Bastian mengecek jam tangannya. "Kayaknya enggak, deh. Aku lupa banget kalo ada meeting setengah jam lagi. Papa udah nunggu di kantor soalnya."

Nathalie menghela napas kecewa. Ia sudah menyiapkan nasi goreng seafood dan juga sandwich tuna kesukaan Bastian, tapi suaminya itu malah harus buru-buru pergi ke kantor.

Bastian yang peka terhadap perasaan istrinya itu tersenyum. Ia mengusap pelan bahu Nathalie membuat wanita itu menatapnya. "Bekalin aja, ya? Nanti aku makan sebelum meeting."

Nathalie tersenyum lalu mengangguk. Dengan gerakan sedikit cepat wanita itu pergi menuju rak dapur untuk mengambil kotak bekal dan menyiapkan bekal untuk suami tercintanya itu.

"Daddy!"

Bastian menoleh pada anak lelaki berusia satu setengah tahun yang duduk di kursi khusus balita, menghadap meja makan dengan panjang 3 meter itu.

"Hello, Devon. Whats going on?"

Balita bernama Devon itu tertawa, membuat Bastian tersenyum seraya mencubit pelan pipi anaknya itu. "Kalo kamu selucu ini, daddy jadi nggak tega ninggalin kamu."

Dua tahun rumah tangga mereka berjalan, Bastian dan Nathalie telah dikaruniai satu anak lelaki yang tampan nan lucu berusia satu tahun tiga bulan yang diberi nama Aldevon Carmelio Davidson. Wajah Devon cenderung lebih mirip pada Bastian. Hanya hidungnya saja yang menyamai Nathalie, sedangkan mata balita itu berwarna biru ke abuan.

Pernikahan mereka sejauh ini berjalan amat baik dan tentram. Bastian yang semakin menunjukkan rasa cintanya pada Nathalie, dan Nathalie yang terlihat semakin manja setelah mereka menikah, membuat Bastian selalu ingin bersama wanita itu setiap menit.

"Bas, ini bekelnya. Mau bawa minum apa?"

"Air putih aja, sayang."

Nathalie mengisi botol minumnya dengan air mineral hangat, lalu memasukkan kotak bekal juga botol airnya ke dalam paper bag.

Bastian menggendong Devon dan menciumi pipi gembul anak itu. "Anak daddy kenapa lucu banget, sih? Hm? Siapa si daddy-nya?"

Nathalie terkekeh seraya menggelengkan kepala. "Tanya itu siapa mommynya. Kan yang ngelahirin momnya."

Bastian melirik Nathalie. "Kan aku yang buat. Kalo nggak ada aku, kamu mana bisa ngelahirin Devon."

Nathalie mendengus membuat Bastian gemas. Satu tangannya ia gunakan untuk menarik tangan Nathalie agar mendekat ke sampingnya. "Tapi kalo nggak ada kamu, aku nggak bakalan bisa bikin Devon."

Meskipun kesal, Nathalie akhrinya terkekeh juga. Suaminya ini meskipun sudah menginjak usia dua puluh enam tahun, masih tetap mesum juga, ternyata.

"Udah sana berangkat. Nanti terlambat."

Bastian mengecup pipi Devon sekali lagi, lalu menyerahkannya ke gendongan Nathalie. "Aku berangkat, ya. Jangan lupa kabarin aku setiap dua jam sekali."

Nathalie menghela napas. "Iya, suamiku."

Saat hendak mencium pipi Nathalie, tiba-tiba saja Nathalie menunjukkan raut tak enak dan menjauhkan wajahnya dari wajah Bastian. Membuat Bastian bingung dan mengerutkan keningnya.

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang