[71] THE[real]END (Lucy, Athala, Tera)

3.3K 83 2
                                    

HAI AKU KEMBALI.
Jadi, karena banyak yang nanyain gimana akhir dari Lucy dan Athala, aku bikin part terakhir yang akan memecahkan rasa penasaran kalian.
Aku nggak mau bahas mereka karena sebenarnya aku cuma mau fokus sama jalan ceritanya Nathalie. Tapi kipikir, kayaknya endingnya juga masih gantung ya, kalo aku belum selesain ceritanya Lucy dan Athala😂
Sorry untuk itu and as always, hope u guys enjoy it!

••••

Di atas puncak sebuah perbukitan, seorang gadis tengah berdiri dengan tangan terlipat di bawah dada. Bibirnya terlihat mengukir sebuah senyum tipis kala melihat betapa indahnya pemandangan dari tempat dimana ia berpijak.

Hembusan angin yang begitu kencang tak membuatnya ingin pergi meninggalkan tempat tersebut. Rasanya, sungguh nyaman bisa merasakan sejuknya udara pegunungan setelah hampir 7 tahun lamanya dirinya bahkan tak melihat dunia luar.

"Kamu ngapain disini? Aku cariin kemana-mana, taunya disini."

Gadis itu menoleh dan tersenyum pada seorang lelaki dengan rambut pirang yang membawa dua gelas kertas berisi kopi panas.

"Maaf, aku bosen nunggu di mobil."

Lelaki itu tersenyum dan memberikan satu dari dua gelas kopi yang dipegangnya. "Udaranya dingin. Kebetulan kamu suka kopi,'kan?"

Gadis itu tersenyum sembari mengangguk kemudian menerima gelas yang diberikan oleh lawan bicaranya. "Thank you."

Lelaki tadi mengambil posisi duduk di tempat dia berdiri tadi. Kemudian menepuk tempat di sebelahnya sebagai tanda untuk menyuruh gadis tadi duduk di sana.

Gadis itu menuruti, dan duduk setelah membenarkan posisi jaketnya.

Keduanya sama-sama terdiam sejenak untuk menikmati suasana sejuk nan damai ini.

Kebetulan, ini bukan hari libur. Jadi, hanya ada beberapa orang saja yang ada di tempat itu, termasuk mereka.

"Kamu kangen sama pemandangan ini?" Tanya lelaki itu.

Gadis itu menyesap kopinya sebelum menjawab pertanyaannya. "Bukan lagi. Rasanya, aku bener-bener lega bisa ngeliat dunia luar."

Lelaki itu memberikan perhatian sepenuhnya pada gadis yang tengah asik memandang lurus ke depan. Diselipkannya helaian rambut yang berterbangan ke belakang telinga gadis itu. "Kamu kangen mereka?"

Tatapan gadis itu langsung beralih pada kedua bola mata lelaki tersebut. Sempat terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia menunduk dengan wajah sendu. "Nggak ada seharipun aku lewatin untuk berharap supaya bisa ketemu mereka lagi."

Lelaki itu kembali tersenyum. Ia membuang gelas kopinya yang tersisa separuh kemudian bangkit dari duduknya, membuat sang gadis memandangnya bingung.

"Kamu ngapain?"

"Ayo pergi."

"Mau kemana?"

Tanpa mau menjawab, lelaki itu menarik pelan tangan gadis di sebelahnya untuk berdiri, kemudian mengajaknya memasuki mobil sedan hitam untuk pergi meninggalkan tempat penuh kesunyian itu.

•••

"Nat, kamu itu jangan banyak gerak. Nanti kecapekan, nak." Ujar Talita yang sedang memotong potongan kue cokelat buatan ibunda Zio.

"Nggak, mah. Nathalie baik-baik aja, kok."

"Baik-baik gimana, Nat. Kamu itu lagi hamil besar. Nanti kalo tiba-tiba lahiran, gimana?" Ujar Marcielo yang kebetulan sedang ingin mengambil air mineral untuk anaknya.

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang