"Mom, Kenzo pergi dulu, ya."
"Mau kemana kamu? Udah malem, Ken."
Kenzo tersenyum lalu mencium punggung tangan ibunya. "Nathalie's house. I forgot to return her biology book."
Kening seorang wanita cantik yang sedang duduk di sofa besar itu berkerut. "Nathalie? Nathalie anak keluarga Devano?"
Kenzo mengangguk membuat wanita bernama Vanya itu tersenyum.
"Okay. Take care, my dear. Jangan pulang terlalu malam, ya." Ujarnya.
Kenzo kembali mengangguk. "Yaudah, Kenzo jalan dulu ya, mom."
Vanya mengangguk membiarkan Kenzo pergi meninggalkan rumah bernuansa putih tersebut.
Kenzo berjalan menuju garasi dan menaiki mobil mercedes putih miliknya. Ia tak mau mengendarai sepeda motor kesayangannya malam ini, karena sedari tadi, bunyi gemuruh petir sudah menggema disertai dengan kilatan cahaya di langit gelap.
Kenzo melajukan mobilnya menuju rumah Nathalie dengan kecepatan sedang.
Sebenarnya, ia tak perlu mengantar catatan biologi milik Nathalie yang sempat ia pinjam beberapa hari yang lalu. Nathalie sendiri juga sudah melarangnya untuk mengantarkan catatan yang ada pada Kenzo. Cewek itu tak mau membuat Kenzo repot malam-malam seperti ini. Namun Kenzo tau diri. Ia sudah meminjam, maka ia harus mengembalikannya lagi kepada sang pemilik. Belum lagi, besok Bu Rista akan mengadakan ulangan pada materi yang cukup rumit.
Kenzo membunyikan klakson ketika mobilnya sudah sampai di depan rumah dengan pagar hitam yang menjulang tinggi hingga keluarlah seorang berpakaian serba hitam yang berjalan menghampiri mobilnya. Memang tak butuh waktu lama untuk tiba di rumah Nathalie. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit dari rumahnya.
Kenzo membuka kacanya dan tersenyum pada pria yang berdiri disamping mobilnya. "Malam, pak."
"Tuan Kenzo? Sebentar, tuan. Biar saya buka pagarnya dulu." Ujar pria bertubuh kekar itu lalu kembali untuk membukakan pagar.
Kenzo melajukan mobilnya memasuki rumah tersebut setelah mengucapkan terimakasih pada pria yang tadi membukakan gerbang. Ia memarkirkan mobilnya di halaman kosong dekat garasi lalu turun menuju pintu utama.
Cowok itu menekan bel sebanyak dua kali sampai muncullah seorang gadis cantik berpakaian piama panjang bergambar boneka lotso yang membukakan pintu untuknya.
"Kenzo?"
Kenzo tersenyum. "Hai, Nat."
Nathalie menghembuskan napas kasar. "Ngapain kesini?"
"Jahat banget tamu dateng nggak disuruh masuk."
Cewek itu memutar bola matanya lalu membuka pintu kaca itu lebar-lebar untuk mempersilahkan Kenzo masuk. Nathalie membawa cowok itu ke ruang tamu dan menyuruh Kenzo untuk duduk di sofa.
"So, lo ngapain kesini malem-malem?"
Kenzo membuka ransel hitamnya dan mengeluarkan sebuah buku catatan berpola hati berwarna ungu-putih. "Gue mau balikin catetan lo." Ujar Kenzo sambil memberikan buku catatan itu pada Nathalie.
Nathali menerima catetan tersebut dengan malas dan meletakkannya di meja tamu. "Mau minum apa?"
"Nggak usah. Lo sendirian, Nat? Kok sepi banget?" Ujar Kenzo celingak-celinguk.
"Pada pergi."
"Lo nggak ikut?"
Nathalie menggeleng. "Acara bisnis. Gue nggak suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...