[69] Ending

4.3K 141 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT😘
○○○

7 tahun kemudian..

"Kalo suatu saat kita ketemu lagi, aku bakal bawa kamu ke rumah yang indah banget."

"Oh ya? Dimana rumahnya? Rumah kamu?"

Gadis itu mengangguk antusias. "Banyak cahaya, Bas. Kamu tau? Bunga aku tumbuh cepet banget disana. Setiap hari aku bisa liat bunga itu di sekeliling aku. Aku yakin, kamu pasti juga suka kalo liat rumah aku."

Bastian tersenyum. "Kamu kenapa pergi cepet banget, sih? Aku lebih suka liat kamu disini, di samping aku, nemenin aku sampe aku tidur buat selama-lamanya."

Gadis itu menundukkan kepala, membuat rambut panjangnya turun menutupi wajah cantiknya yang bersinar. "Maaf, aku juga nggak mau pergi."

Bastian menghela napas pelan. Ia menarik dagu gadis itu hingga terlihatlah mata yang sudah lama sekali tak dilihatnya. "Kamu tau? Aku nggak bahagia setelah kehilangan orang yang aku sayang. Aku hampir putus asa karena kamu pergi gitu aja."

"Maaf." Hanya itu yang bisa gadis itu ucapkan seraya memberikan tatapan penuh penyesalan pada Bastian. "Bas, aku harus pergi."

Bastian bangkit dari duduknya begitu gadis itu bangkit. "Kamu mau kemana?"

Gadis itu menunjukkan senyum cantiknya. Senyum yang begitu Bastian rindukan selama ini. Senyum yang tak pernah bisa Bastian lihat lagi di dunianya yang nyata. "Aku pergi dulu. Aku janji, suatu saat nanti, kita akan ketemu lagi. Dan kalo saat itu tiba, aku nggak akan ninggalin kamu lagi."

Sebuah cahaya datang membuat Bastian menyipit karena silaunya cahaya putih itu. Lagi, gadis itu tersenyum pada Bastian. "Jaga diri kamu baik-baik. Inget, aku akan selalu sayang sama kamu." Ujarnya sebelum pergi menuju cahaya yang perlahan membawanya menjauh.

"JANGAN!"

Bastian terbangun dari tidurnya dengan keringat yang membanjiri dahi serta lehernya. Cowok itu memejamkan mata sejenak, lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berusaha menenangkan dirinya.

Mimpi tadi selalu berhasil membuatnya terbangun seperti ini. Mimpi yang indah, namun buruk diwaktu yang bersamaan.

Bastian menghembuskan napasnya, lalu mengecek jam dinding di kamarnya. Ternyata sudah pagi. Cowok itu merenggangkan sedikit tubuhnya sebelum memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk pergi.

Selesai mandi, Bastian memakai stelan jas elegannya dan sneakers addidas untuk sepatunya. Bercermin sejenak, dirinya lalu turun untuk mengikuti sarapan bersama keluarganya di bawah.

"Pagi," sapanya.

Franco dan Dira tersenyum. "Pagi."

Bastian mengambil posisi duduk, meminum teh hangatnya, membiarkan Dira menyiapkan sepiring sandwich tuna untuk menu sarapannya.

"Kamu ada kerjaan dimana, Bas?"

Bastian melirik Fanco sejenak. "Masih sama klien yang kemarin." Ujarnya lalu memasukkan potongan sandwich ke dalam mulutnya.

Franco dan Dira menghela napas mendengar ucapan Bastian yang datar dan singkat. Semenjak Bastian kehilangan gadis yang dicintainya, cowok itu berubah seratus delapan puluh derajat. Sikapnya menjadi semakin dingin dan tertutup.

"Bas, jangan lupa, malam nanti kamu harus datang ke acara anniversary perusahaan Devano." Ujar Franco mengingatkan.

Bastian hanya menanggapinya dengan gumaman. "Besok Bastian tidur di rumah. Jadi Bastian nggak akan pulang malem ini."

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang