[9] Sick

3.8K 134 0
                                    

Sudah lima menit Nathalie hanya melamun sambil mengaduk-aduk minuman esnya tanpa berniat meminumnya. Bahkan semua es batu di dalamnya sudah mencair.

Bastian yang melihat Nathalie yang akhir-akhir ini selalu melamun menjadi gemas sendiri. Gadisnya itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa sih ngelamun terus? Itu minumannya sampe cair nggak kamu minum-minum." Nathalie sempat tersentak lalu menggeleng menanggapi pertanyaan lelaki itu.

"Dari kapan tau kali si Nathalie bengong. Nggak di rumah, nggak di sekolah, kerjaannya bengong terus. Beruntung nggak kesambet, kamu, Nat." Ucapan Marc semakin membuat Bastian berpikir.

Tidak biasanya Nathalie seperti ini. Akhir-akhir ini juga ia sudah jarang mendengar ocehan gadis itu. Dan jika Bastian perhatikan, belakangan ini wajah Nathalie terlihat begitu pucat dan lesu.

"Kalo ada masalah, harusnya kamu bilang. Bukan malah diem ngelamun terus kayak gini." Ucapan Bastian datar, bahkan terlampau datar sampai menusuk relung hati Nathalie.

Nathalie bingung. Ia tak mungkin menceritakan apa yang menjadi beban pikirannya saat ini pada Bastian. "Aku nggak a-aw."

Nathalie meringis ketika kepalanya terasa sakit. Walaupun belakangan ini sering terjadi, tapi baru kali ini kepalanya terasa benar-benar sakit. Daerah tulang belakangnya pun terasa begitu panas membuatnya tak mampu menahan air matanya.

"Are you okay?" Nathalie mengangguk tanpa menatap Bastian.

Bastian terkejut sekaligus panik kala melihat Nathalie menitihkan air mata sambil menggigit bibir bawahnya seperti menahan sakit.

"Kamu sakit?" tanya Bastian memegang kedua bahu Nathalie dengan suara yang cukup nyaring membuat Kharel, Jason, Dava, Davi, Jessica, Risya, dan Sheila yang sedang bergurau ria langsung menoleh.

"Nat, what's going on?" Kharel memperhatikan Nathalie yang menunduk sambil memegangi kepalanya dengan ekspresi bingung sama dengan yang lainnya.

Nathalie diam tak menanggapi. Ia sibuk menahan sakit di kepalanya dan tulang punggungnya.

Tes

Tes

Bastian yang melihat cairan berwarna merah menetes di rok Nathalie lantas mengangkat dagu Nathalie. Sontak mereka terkejut melihat Nathalie yang memejamkan mata. Namun bukan itu yang membuat mereka panik. Melainkan darah yang mengalir dari hidung Nathalie. Wajahnya sudah dibanjiri dengan keringat.

"Nat kamu.." ucap Bastian menggantung.

"Kamu mimisan!" Marc panik dan langsung berlari menghampiri kursi adiknya. Pasalnya, baru kali ini ia melihat Nathalie kembali mimisan.

Bastian mengambil sapu tangan dari saku celananya dan meletakkannya di hidung Nathalie. Menyeka darah yang terus mengalir disana. Ia panik, namun tetap berusaha untuk tenang.

"Kamu sakit? Apa yang kamu rasain? Pusing?" Nathalie hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Kharel. Ia tak mau membuat mereka khawatir.

"Ke UKS, ya?" ucap Bastian sambil terus menyeka darah di hidung Nathalie.

"Nggak usah. Aku nggak apa-apa kok. Paling cuma panas dalam."

"Panas dalem gimana sih, Nat. Lo tuh udah ngeluh pusing terus dari pagi." Nathalie lantas menatap Richard tajam dengan tatapan yang mengartikan 'bodoh banget sih, lo.'

"Jadi daritadi pagi udah sakit?" tanya Bastian menatap Nathalie tajam.

Nathalie memejamkan matanya erat. Ia tak mampu berdebat sekarang. "Jess, mau anterin gue ke toilet?" Nathalie lalu berdiri sambil menutupi hidungnya dengan telapak tangannya.

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang