Nathalie mengerucutkan bibirnya kesal kepada sembilan orang di hadapannya.
"Bandel banget sih disuruh istirahat doang."
"Izin nggak masuk beberapa hari nggak bikin lo amnesia kok, Nat."
"Tau lo, Nat. Nggak usah sok kuat napa."
"Kalo sakitnya makin parah gimana?"
"Nekat banget lagi bawa mobil sendiri. Untung nggak kenapa-kenapa."
"Pokoknya mulai hari ini mobil kamu kakak sita sampe minggu depan."
Nathalie melebarkan matanya menatap Kharel. "Apaan sih, ka. Lebay banget tau nggak?! Nathalie udah sembuh kok."
"Sembuh dari Hongkong. Muka lo tuh sebelas dua belas sama demit tau. Pucet banget," ucap Jessica kesal.
"Tau ah terserah." Ia berjalan hendak pergi meninggalkan mereka.
Bastian mencekal pergelangan tangan Nathalie yang terasa panas membuat Nathalie menghentikan langkahnya. "Kok malah marah sih? Kan demi kebaikan kamu." Ucap Bastian lembut.
"But i feel better."
Bohong. Nathalie jelas tidak merasa lebih baik sedikitpun. Tadi pagi ia kembali mimisan. Kepalanya pun berdenyut hebat sampai saat ini. Bahkan ia menemukan lebam di bagian belakang bahu sebelah kanannya.
"Nggak percaya. Badan kamu masih panas banget gini."
"Terserah. Pokoknya kalo kalian masih ngelarang Nathalie sekolah, Nathalie bakal balik lagi ke Perancis."
Nathalie lalu pergi meninggalkan kesembilan orang yang melongo mendengar perkataannya. Nathalie berjalan menuju ruang kelasnnya sambil terus menggerutu.
"Dasar lebay. Segala sita mobil lagi. Terus kalo gue mau jalan keluar gimana coba? Masa iya cewek seanggun dan seimut gue naik motor ke mall."
"Buset dah. Pedenya tinggi amat sih neng. Jadi gemes abang." Nathalie lantas menengok mendapati Kenzo berjalan di sampingnya sambil menertawakannya.
"Ish nggak lucu," ucapnya kesal. Nathalie melanjutkan jalannya meninggalkan Kenzo dengan bibir yang terus mengerucut.
Kenzo terkekeh mengikuti langkah Nathalie. "Yah ampun, Nat. Lagian lo kenapa sih ngomel ngomel sepanjang koridor? Anak-anak sampe pada ngira lo gila tau gak."
"Gue kesel. Masa gue nggak dibolehin buat sekolah sama kakak gue dan Bastian. Gila,'kan?"
"Lah mereka'kan nggak ngebolehin lo karena lo sakit."
Nathalie menghentikan langkahnya menatap Kenzo dengan alis yang bertaut. "Lo tau darimana kalo gue sakit?"
"Tau lah, kan-" ucapan Kenzo terhenti secara tiba-tiba digantikan dengan ekspersi wajah kaget menatap Nathalie membuat gadis itu mengerutkan dahinya bingung.
"Kenapa lo?"
"Lo mimisan."
Nathalie sontak memegangi hidungnya mengecek apakan benar yang dikatakan Kenzo. Dan ternyata benar ia kembali mimisan.
Kenzo merogoh sakunya mengambil sapu tangannya yang berwarna abu-abu dan meletakkannya di hidung Nathalie, menyeka darah yang mengucur deras dari sana.
Nathalie membeku menatap Kenzo. Ia merasa deja vu. Bastian juga pernah melakukan ini padanya. Menyeka darah mimisan Nathalie dengan saputangan putih miliknya.
"Nat, lo nggak apa-apa?"
"E-eh iya, nggak apa-apa. Biar gue bersihin sendiri aja," ucapnya lalu berjalan menuju toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Novela JuvenilCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...