[56] Betrayal

2.3K 151 0
                                    

PENCET TOMBOL BINTANGNYA DULU YUK😋
○○○

Dalam ramai situasi di SMA Nusa Garuda, seorang cowok berdarah Indonesia-Spanyol terlihat begitu santai berjalan menelusuri koridor lantai tiga, menuju ruang musik khusus untuk kelas dua belas. Siulannya terdengar mengikuti irama dari lagu yang di dengarnya melalui earphone yang terpasang di telinganya. Cowok itu adalah Bastian, salah seorang lelaki pujaan di kalangan SMA di Jakarta.

Ketika dirinya lewat, wangi maskulin dari tubuhnya menyuar hingga orang yang dilewatinya bisa mencium bau perfume yang begitu nikmat untuk dihirup. Wangi perfume itu bahkan masih akan tercium ketika Bastian sudah meninggalkan jarak sekitar tiga meter dari orang yang dilewatinya. Wangi itu seakan mampu menyihir para gadis untuk selalu melirikkan matanya pada cowok berbibir pink tebal tersebut. Oh tidak hanya melirik. Melainkan juga menggigit jari jemari mereka agar bisa menahan teriakannya kala pesona dingin cowok itu telah mengalahkan dunia mereka.

"Sendirian aja dia. Pengen gue gamit tangannya deh."

"Ganteng banget, yaTuhan!"

"Parah wanginya bikin gue gemeter."

"Gue rela berdo'a di klenteng selama 3 hari 3 malem asal harapan gue buat jadi istrinya doi kesampean."

"Bastian kenapa ganteng banget sih?!"

"Tarikin penghulu buat gue nikahin dia sekarang juga, please!"

Selalu. Setiap kali Bastian melewati kerumunan para gadis yang juga bisa dibilang sebagai penggemarnya, telinganya tak akan pernah berhenti mendengar segala bisikan aneh bin ajaib disekitarnya. Bastian sendiri sampai bosan mendengarnya. Namun sayang, mereka yang berharap untuk menjadi pendampingnya, sepertinya harus menelan pahit harapannya itu karena Bastian tak pernah menanggapinya, walau sedikitpun. Jangankan menanggapi, merasa tersanjung pun tidak. Ia tau, mereka hanya mengagumi Bastian sebatas karena wajah tampannya saja.

"Sebastian Aldrich Davidson."

Bastian meluruskan matanya, menatap tajam seorang cewek yang berdiri tepat satu meter di hadapannya. Cewek itu menujukkan senyumnya. Senyum yang mungkin akan terlihat indah di mata lelaki lain, namun tidak di mata Bastian.

Bastian yang malas menanggapi cewek di hadapannya, memilih untuk lanjut berjalan dan membelokkan sedikit langkahnya untuk melewati ketiga cewek yang menghalangi jalannya. Tapi ketika dirinya sudah melewati satu langkah dari mereka, tangannya tiba-tiba saja ditarik oleh cewek yang tadi menyebut namanya hingga langkahnya terhenti. Dengan kasar Bastian menepis tangan dengan kuku jari yang dilapisi kutek berwarna pink soft tersebut.

Bukannya jera, cewek itu malah menarik bahu Bastian hingga Bastian berbalik menghadapnya. Sorot mata abu-abu itu semakin menajam.

"Santai aja kali. Gue nggak bakalan gorok lo." Ujar Lucy.

Bastian tak menggubrisnya sama sekali. Hal itu malah justru membuat Lucy semakin menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Lo ganteng tapi jutek."

Bastian mendengus. Cowok itu hendak kembali melanjutkan langkahnya, namun gerakan tiba-tiba dari Lucy membuatnya terkejut setengah mati. Tidak hanya Bastian, tetapi juga mereka semua yang berada di koridor, termasuk seorang gadis berkuncir kuda yang berdiri tak jauh dari mereka.

Permukaan bibir Bastian, mendarat di bibir merah muda milik Lucyana Adella.

Baiklah. Siapa yang tidak terkejut melihatnya? Bahkan kedua teman Lucy sendiri hanya bisa membuka mulut mereka dengan mata yang membulat sempurna melihat tindakan Lucy yang bisa dibilang sangat ekstrim. Mencium bibir kekasih dari adiknya sendiri? Apakah itu sesuatu yang biasa?

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang