"Nat, bangun. Ayo sarapan dulu."
Nathalie mengerang kecil. Enggan untuk membuka mata, ia memilih untuk memeluk guling di sampingnya. Hal itu membuat Kharel berdecak.
"Heh bangun! Ini udah hampir jam sembilan." Ujar Kharel menarik bedcover tebal itu ke lantai.
Dengan terpaksa Nathalie membuka matanya yang terasa berat dan menatap Kharel kesal. "Apaan sih ka?! Aku 'kan di skors."
"Bangun sebelum mama yang bangunin."
Nathalie tak menghiraukannya. Ia malah menguap dan kembali menidurkan dirinya.
"MAH! NATHALIE NGGAK MAU BA-" ucapan Kharel terhenti ketika Nathalie sudah membekap mulutnya sambil menatapnya tajam.
"Bawel banget sih!"
Kharel menurunkan tangan Nathalie dan mendengus. "Makanya bangun. Jadi cewek tuh jangan doyan tidur. Nanti jodoh kamu di patok soang."
Nathalie berdecak. Ia mengalihkan pandangannya pada gorden ungu yang sudah terbuka sempurna hingga cahaya matahari memasuki kamarnya. Sepersekian detik kemudian, Nathalie langsung menyadari sesuatu. Ia kembali memandang Kharel. Memperhatikan lelaki itu dari atas sampai bawah.
"Kakak nggak sekolah?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Kharel.
"Bolos?"
Sentilan halus berhasil mendarat di jidat Nathalie. "Karena kamu sendiri yang di rumah, kakak jadi harus nemenin kamu disini."
"Dih. Ngapain? Aku sendiri juga bisa. Lagian masih ada Bi Imah, Bi Ratih, sama Mang Huda." Nathalie bangkit dan membereskan tempat tidurnya.
"Papa nggak ngizinin kamu ditinggal sendiri sama mereka. Yang ada kamu bakal keluyuran."
Nathalie mendengus lalu berjalan menuju ruang pakaian dan mengambil handuk. "Tapi 'kan sekolah kakak penting. Dua minggu lagi ujian, kak." Ucapnya sambil berjalan.
Kharel bersandar pada pintu ruang pakaian Nathalie. "Kakak masih bisa belajar sendiri."
Kharel mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar hingga pandangan itu tertuju pada meja belajar Nathalie. Matanya memicing ingin memperjelas apa yang dilihatnya. Sepersekian detik kemudian, Kharel tersenyum tipis.
"Terserah. Aku mandi dulu. Nanti baru sarapan ke bawah."
Kharel mengangguk dan meninggalkan kamar Nathalie. Gadis itu memasuki kamar mandi berpintu kaca buram geser itu, dan mulai membersihkan badannya.
●●●
"Mama papa udah berangkat?"
"Sejak kamu masih mimpi, mereka udah macet-macetan di jalan."
Nathalie mengambil posisi duduk di samping Kharel yang sedang sibuk menata beberapa piring berisi makanan yang baru dihangatkan.
"Terus kenapa tadi kakak teriak-teriak?"
"Sengaja. Biar kamu bangun."
Nathalie hanya mendengus kesal.
"Kamu mau apa? Nasi goreng atau roti?"
"Roti aja."
Kharel mengambil dua helai roti dan mengolesnya dengan selai blueberry kesukaan Nathalie. Meletakkannya di piring, dan memberikannya pada Nathalie.
"Kok dua?"
Kharel menuangkan segelas susu cokelat dan memberikannya juga pada Nathalie. "Makan aja."
Nathalie menurut dan memakan rotinya.
"Hari ini mau kemana?"
"Kemana apanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...