[40] The Game

2.3K 111 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!😘
○○○

London, 30 Desember 2016

Pukul setengah dua pagi, Nathalie disuguhkan dengan suara gaduh dari sebelah kamarnya, membuat cewek itu terbangun dari tidurnya. Meskipun kecil, telinga Nathalie terlalu sensitif pada bunyi saat malam hari.

Nathalie menguap lalu menggaruk kepalanya. Matanya menyipit malas. "Suara apaan sih berisik banget."

Dengan langkah gontai karena masih mengantuk, Nathalie berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajah serta berkumur di westafel. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju asal suara gaduh tersebut.

Langkah Nathalie berhenti tepat di depan pintu kamar Lucy. Ia menyerngit bingung ketika mendengar suara seseorang dari dalam kamar Lucy yang pintunya sedikit terbuka.

"Itu orang gila kali ya malem-malem ngomong sendirian?" Gumamnya pelan.

Nathalie mendekat, mengintip dari celah pintu mendapati Lucy sedang mondar mandir di dalam kamarnya dengan ponsel di telinganya.

"As long as she don't know, everything will be easy."

"Gue nggak mau tau. Dia harus ngerasain gimana rasanya jadi gue.

"Ck. Ya lo pikir aja gimana caranya biar mereka putus."

Terdengar suara tawa dari Lucy. "Lo pikir, gue nggak berusaha? Selama ini, gue berusaha buat Nathalie percaya sama gue. Gue bikin dia ngerasa cemburu sama gue."

Mata Nathalie melotot sempurna. Jadi, Lucy sengaja untuk membuatnya cemburu dan bertengkar dengan Devano? Baru ingin melangkah masuk, suara Lucy berikutnya membuatnya ia kembali terdiam di tempat.

"Gue bersumpah. Selama dia hidup, gue nggak bakalan bikin dia bahagia sama hidupnya. Gue bakalan balesin dendam mami. Gue, akan bales semua penderitaan gue karena Nathalie."

Deg.

Apa? Balas dendam? Lucy ingin membalas dendam padanya? Nathalie.. harus apa? Sedendam itukah Lucy padanya? Tapi mengapa, mengapa ia justru bersikap begitu baik padanya? Mengapa Lucy ingin Nathalie menerimanya sebagai kakak tirinya?

Saking banyaknya pertanyaan yang terlintas di otaknya, Nathalie sampai tidak menyadari bahwa Lucy sudah berada di hadapannya, memandangnya dengan mata memicing.

"Nat?"

Nathalie mengerjap. Cewek itu menatap tajam Lucy yang tersenyum padanya.

"Lo ngapain disini?"

Nathalie berdehem. "Nggak. Gue nggak sengaja lewat terus denger suara berisik." Ujarnya tenang.

"Gue ganggu tidur lo, ya?"

Nathalie tersenyum miring. "You'd better disturb my sleeping, rather than ruin my family's happiness."

Lucy terdiam. Matanya memandang datar Nathalie yang menatapnya dalam dan menusuk.

"What do you mean?"

Nathalie berdecih lalu mendekatkan wajahnya pada Lucy. "And what do you mean? Trying to make everyone think that you're a good girl, and make me looks like i'm the antagonist here?" Nathalie melipat kedua tangannya di bawah dada. "Such a great idea, but shameful in the same way."

Bibir Lucy tiba-tiba mengukir sebuah senyum miring. Cewek itu menatap berani Nathalie yang masih menatapnya tajam. "You're such as a smart girl, Nathalie. But you're too slow to realize it all."

Lucy mendekatkan wajahnya pada telinga Nathalie. "Wait for the next surprise, Nathalie. You will like every pain that i give. And i'm promise, there will be no happiness on your life."

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang