Nathalie berjalan menuruni tangga dengan seragam sekolah dan juga tas yang sudah menempel di tubuhnya. Tangan kirinya menenteng sneakers berwarna abu-abu, sedangkan tangan kanannya membawa beberapa tumpuk buku dan map.
Hari ini, dirinya akan kembali bersekolah setelah tiga minggu lamanya ia tidak masuk karena sakit. Walaupun sebenarnya Zio masih melarangnya untuk melakukan aktivitas berat setidaknya selama tiga minggu setelah ia sadar. Namun bukan Nathalie namanya jika ia menurut. Nathalie merasa terlalu bosan beristirahat. Malahan, karena terlalu banyak beristirahat, cewek itu sering mengeluh lelah.
"Loh, kamu mau ngapain?" Tanya Kharel begitu Nathalie sudah tiba di ruang makan.
Nathalie meletakkan tumpukkan buku tugasnya di atas meja lalu mengambil posisi duduk di samping Kharel. "Dangdutan di toko sebelah."
Athala menggelengkan kepala. "Nggak bisa ya, diem anteng di rumah? Nurut sama ucapan dokter."
"Bosen." Ujarnya sembari mengenakan kaos kaki berwarna hitam sebatas pergelangan kaki.
"Kamu apa sih yang gak bosen." Sahut Marcielo lalu memasukkan suapan nasi goreng ke dalam mulutnya.
Nathalie mengangkat kepalanya, menatap Marcielo sambil menunjukkan senyum manisnya. "Liatin kakak."
Devano terkekeh. "Heran papa. Kamu kok genit sama kakakmu sendiri."
Nathalie menunduk mengambil sepatu lalu memakainya. "Nggak genit, pah. Ini tuh wajar kalo punya kakak ganteng-ganteng kayak gini." Ujarnya santai.
Hubungan Nathalie dan Devano memang sudah membaik setelah Devano meminta maaf pada Nathalie. Nathalie benar-benar tulus memaafkan Devano sama seperti Devano yang dengan tulus meminta maaf padanya. Mereka berdua telah menyadari kesalahan masing-masing. Nathalie yang memang selalu bersikap tidak sopan kala itu, dan Devano yang sudah terlampau kasar pada Nathalie. Awalnya Devano kira Nathalie masih akan menjaga jarak dengannya. Ternyata ia salah. Nathalie sudah mampu berpikir dewasa. Tau apa yang Nathalie katakan saat Devano bertanya mengapa dirinya mau memaafkan Devano yang sudah begitu kasar pada Nathalie?
Begini, "Seorang anak tidak akan mampu untuk terus berpura-pura baik-baik saja tanpa kehadiran sosok ayah dalam hidupnya. Seburuk apapun sikap papa dulu, itu tidak akan bisa menutupi bagaimana giatnya papa bekerja untuk berusaha mencukupi kehidupan Nathalie. Nathalie sayang papa. Nathalie tau papa juga sayang sama Nathalie. Nathalie juga salah. Papa benar, sikap Nathalie terlalu kekanak-kanakan dan nggak sopan. Nathalie minta maaf. Dan Nathalie sudah memaafkan papa jauh sebelum papa minta maaf. Karena hal mulia yang selalu papa ajarkan pada Nathalie adalah belajar untuk dewasa dengan memaafkan segala yang kita pikir tidak bisa termaafkan. Walaupun Nathalie sakit karena sikap papa, Nathalie percaya kalo jauh di lubuk hati papa, papa nggak bermaksud ngelakuin itu sama Nathalie, karena papa sayang sama Nathalie."
Begitulah. Begitulah dewasanya Nathalie dalam bersikap. Devano merasa sangat salah ketika mengatakan bahwa Nathalie terlihat begitu kekanak-kanakan. Nyatanya, gadis yang sering mendapat perlakuan tak pantas darinya itu malah justru lebih bisa bersikap dewasa dibanding dirinya. Benar ucapan Nathalie kala itu. Devano adalah seorang ayah yang gagal. Gagal memahami perkembangan anaknya. Nathalie lebih bisa bersikap dewasa dari Devano. Benar. Nathalie tidak pernah marah padanya atas apa yang telah ia perbuat pada Nathalie. Bahkan dengan mulia gadis itu mau memaafkan dirinya.
"Kamu yakin udah mau sekolah? Muka kamu masih pucet gini. Nggak usah aja, ya? Nanti mama izinin." Ujar Talita sembari mengusap kepala Nathalie.
"Nggak, Mah. Kalo Nathalie istirahat terus, yang ada Nathalie pusing."
"Mama takut kamu sakit lagi, nak." Ujar Talita dengan nada khawatir yang tidak bisa disembunyikan.
Nathalie tersenyum. Sejak keluarganya tau tentang penyakitnya, dirinya memang kembali menjadi Nathalie yang dulu. Nathalie yang selalu diwanti-wanti untuk tidak melakukan ini dan itu. Nathalie yang selalu membuat mereka takut jika ia melakukan aktivitas melelahkan sedikit saja. Nathalie yang tak lepas dari perhatian kedua orang tuanya serta ketiga kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
JugendliteraturCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...