Satu minggu berlalu. Nathalie kini sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Lucy di rumahnya. Cewek itu juga selalu berbuat baik pada Nathalie. Memahaminya, dan menyayanginya sebagaimana seorang kakak menyayangi adiknya.
Athala, Kharel, dan Marcielo pun begitu. Mereka juga sudah bisa menerima kehadiran Lucy di rumah ini. Lucy pun cepat akrab dengan mereka. Cewek itu selalu membaurkan dirinya untuk sekedar ikut mengobrol atau bermain. Ditambah lagi, ini bukan untuk yang pertama kalinya mereka tinggal bersama Lucy.
Walaupun beberapa kali Nathalie terlihat seperti menghindar ketika Lucy ikut bergabung bersama mereka, Lucy tidak pernah sekalipun patah semangat untuk membuat Nathalie menerimanya.
Seperti saat ini. Lucy tengah sibuk mengatur posisi makanan di dalam kotak bekal yang telah ia siapkan. Cewek itu bahkan rela bangun lebih awal hanya untuk menyiapkan bekal untuk Nathalie.
"Anak mama rajin banget." Ujar Talita mengusap kepala Lucy.
"Iya dong, mah. Lucy masak khusus buat Nathalie."
Talita tersenyum. "Kamu baik banget, Lu. Padahal Nathalie sempat menolak kamu."
Lucy tersenyum tipis. "Nathalie nolak Lucy bukan berarti dia jahat, mah. Dia cuma belum siap nerima Lucy."
"Mama harap, dia bisa secepatnya akrab dengan kamu, ya. Supaya kalian bisa sperti dulu lagi."
"Semoga."
Jawaban itu bukan keluar dari mulut Lucy. Melainkan dari seorang cewek yang terlihat sudah rapih dengan seragam yang dilapisi jaket berwarna hitam.
"Nathalie! Lo udah bangun?" Ujar Lucy antusias.
Nathalie hanya tersenyum tipis menanggapi.
Lucy berjalan menghampirinya dengan kotak bekal berwarna ungu di tangannya.
"Nat, liat deh. Gue bikinin lo bekel bento. Lucu,'kan? Bentuk muka lo nih. Walaupun nggak mirip, sih."
Nathalie memperhatikan bento di dalam kotak bekal yang ditunjukkan oleh Lucy.
"Lo suka brokoli, kan? Gue banyakin brokolinya buat lo. Terus lo juga suka scramble egg, kan? Nasinya nggak terlalu banyak karena mama bilang lo nggak terlalu suka makan nasi. Terus-"
"Gue nggak suka bawa bekel."
Raut wajah Lucy berubah. Cewek itu terdiam menatap Nathalie.
"Wah baunya enak nih. Mama masak apa?" Ujar Marc yang baru turun dari tangga bersama Kharel.
"Kalian kenapa?" Tanya Athala yang baru bergabung sambil mendudukkan dirinya di kursi meja makan.
Lucy mengerjap. Sepersekian detik kemudian, ia tersenyum.
"Oh.. Lo nggak suka bento ya? Mau gue ganti? Lo suka apa? Mau gue masakin a-"
"Berhenti perhatian sama gue."
Mereka semua yang berada di ruang makan lantas bertatapan bingung.
"Nat?"
Melihat wajah Lucy yang berubah pias, Nathalie kembali menatap kotak bekal itu. Ia menghela napasnya lalu mengambil kotak bekal dari gengaman Lucy.
"Gue hargain usaha lo. Tapi please. Lo nggak perlu bersikap kayak gini sama gue. Suatu saat nanti, gue pasti bisa nerima lo. Jadi gue mohon, lo harus sabar."
Setelah mengucapkan itu, Nathalie melenggang pergi meninggalkan mereka yang terdiam, dan Lucy yang menunduk.
Talita menghela napasnya lalu berjalan menghampiri Lucy. Ia merengkuh tubuh cewek itu ke dalam pelukannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/128462631-288-k729929.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart [Why?]
Teen FictionCOMPLETED! [Teenager stories only (15+)] ☡Be a smart readers. ○○○ Pernahkah kalian merasa bahwa kehidupan yang Tuhan berikan itu sangatlah sempurna? Pernahkah kalian merasa bahwa Tuhan begitu mencintai hamba-Nya? Pernahkah kalian merasa kehidupan ya...