[45] Questions and request

2.2K 97 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!😘
○○○

Nathalie memandang kosong piring di hadapannya. Tangannya memegang gelas susu tanpa berniat meminumnya sama sekali.

"Kok nggak diminum susunya?" Tanya Athala yang duduk di sampingnya. Cowok itu baru tiba di Jakarta sekitar tengah malam tadi.

Nathalie menoleh lalu menggeleng.

"Kenapa, Nat? Kamu mau minum yang lain?"

Nathalie menghela napas dan bangkit dari duduknya sembari menyampirkan tasnya di pundak. "Nathalie berangkat."

"Berangkat sama Lucy."

Ucapan Devano membuat Nathalie mendangak dan menghembuskan napas kasar. Cewek itu lalu beralih memandang Lucy yang sedang asik memakan nasi gorengnya. Lucy terlihat sudah rapih dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Ya, mulai hari ini, cewek itu akan bersekolah di sekolah yang sama dengannya.

"Dia bisa berangkat sendiri."

"Papa minta kamu berangkat sama Lucy."

"Pah! Bisa nggak sih sekali aja nggak bikin Nathalie pusing?" Ujarnya frustasi.

"Pokoknya, kamu harus berangkat bersama Lucy. Dia belum tau jalan ke sekolah."

"Ada mang Huda."

"Berangkat bersama, atau papa akan cabut seluruh fasilitas kamu."

Nathalie mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tidak, ia tidak boleh mengeluarkan emosinya. Sudah cukup ia menangis dan bertengkar dengan papanya hanya karena seorang Lucyana Adela.

"Terserah. Lagipula, papa nggak berhak nyita fasilitas Nathalie. Apa yang Nathalie punya sekarang itu karena kerja keras Nathalie sendiri."

Yap. Ucapan Nathalie tadi adalah benar. Nathalie memiliki uang ratusan juta dalam rekening pribadinya. Namun tidak ada sepeserpun uang itu Nathalie dapatkan dari hasil meminta pada orang tuanya. Cewek itu bekerja. Semua uangnya adalah hasil dari bekerja sebagai model majalah anak sejak usianya menginjak dua belas tahun, dan majalah remaja yang bekerja sama dengan Demian, memenangkan beberapa olimpiade dan kejuaraan, serta sedikit membantu Devano di kantornya, dan Talita di butiknya. Meskipun Devano selalu memberikannya uang setiap bulannya, Nathalie tidak pernah menggunakan uang itu kecuali jika sedang terdesak. Ia memiliki dua rekening. Satu berisi uangnya sendiri, dan satu lagi dari Devano.

Di usianya yang baru menginjak empat belas tahun, Nathalie sering mengikuti Devano di acara pertemuan bisnis. Melihat ketertarikan Nathalie pada dunia bisnis, Devano pun tak melewatkan kesempatan itu untuk mengajari Nathalie sedikit tentang bisnis. Mulai dari situ, Nathalie sedikit demi sedikit belajar untuk ikut dalam rapat perusahaan. Motivasinya semakin besar ketika Devano berkata bahwa ia akan memberi gaji untuknya jika Nathalie mampu membuat slide untuk presentasi perusahaan. Beruntunglah Nathalie sering mendapat tugas untuk membuat slide presentasi sehingga itu bukanlah hal yang sulit.

Di butik Talita, Nathalie juga sedikit membantu mamanya itu untuk menggambar design baju yang akan dirancang oleh designer ibunya. Nathalie sangat mahir dalam menggambar. Beberapa design gambar pakaian Nathalie pun sering Talita gunakan untuk membuat pakaian model baru. Intinya, di usianya yang bahkan belum menginjak tujuh belas tahun, Nathalie sudah mempunyai beberapa bakat yang diturunkan dari kedua orang tuanya.

"Papa bisa lakukan apapun untuk kamu."

Nathalie meremas ujung roknya kuat-kuat.
"Kalo gitu silahkan. Cabut fasilitas Nathalie. Itu jauh lebih baik daripada Nathalie harus berangkat sama Lucy."

"Kamu ini kenapa keras kepala sekali?!"

"Cukup, Pah. Kalo papa terus menerus kayak gini, Nathalie bisa gila." Ujarnya lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang