Gania masih melamun di kelasnya. Bahkan suara pak Hartoyo yang terdengar lantang pun tidak diperdulikan olehnya.Pikirannya masih melayang pada ucapan Keenan tadi. Dimana Keenan berhasil membuatnya tersimpul malu atas penuturan yang cukup manis padanya.
Selama hampir tiga tahun bersekolah disini, ia tidak pernah mendapatkan penuturan yang sama seperti Keenan. Bahkan perhatian kecil yang Keenan tunjukkan padanya pun tidak pernah ia rasakan selama bersekolah disini.
Apa mungkin Keenan memiliki maksud tertentu dengan mendekatinya? Atau hal-hal yang lainnya?
Gania memang memiliki sikap berhati-hati setiap melakukan sesuatu. Ia tidak mau kejadian dulu terjadi.
Disaat orang mendekatinya hanya karena ada maksud terselubung hingga membuatnya seperti sekarang.
"Yas?"
"Hm?"
Gania sebenarnya ingin menanyakan sesuatu tentang Keenan. Biasanyakan ia tahu segala sesuatu yang berhubungan dengan cogan seperti Keenan.
"Gak jadi deh."
Namun Gania urungkan saat melihat wajah serius Tyas yang sedang memperhatikan pak Hartoyo yang sedang menjelaskan. Bukan cuma itu saja, ia terlalu malu untuk menanyakan hal itu pada Tyas.
"Aneh!" Terdengar jelas umpatan yang keluar dari bibir Tyas.
Gania mendesah pelan. Kenapa juga ia bisa merasakan hal aneh seperti ini? Biasanya juga ia biasa saja. Mengapa setelah bertemu dengan Keenan ada yang sedikit perubahan?
"Mau nanyain Keenan?" Tanya Tyas tanpa melihat Gania.
Gania menoleh dan mengerutkan dahinya. Dari mana dia tahu? Batinnya.
"Udah kelihatan dari raut wajah lo," ucap Tyas yang seakan-akan tahu apa yang ada dipikiran Gania.
Gania membulatkan matanya dan langsung memegang wajahnya. Sebegitu paniknyakah dirinya? Batinnya lagi.
Tyas menoleh kesamping dan terkekeh pelan melihat Gania yang sedang memegang wajahnya.
Padahal, Tyas hanya menebak-nebak saja apa yang akan diucapkan oleh Gania. Dan tebakannya itu benar.
"Gak usah sok nolak deh! Baperkan jadinya, haha..."
Gania memutar bola matanya jengah. Ia pun kembali menegakkan badannya memperhatikan pak Hartoyo yang sedang menjelaskan tanpa menyahuti perkataan Tyas.
Sedangkan Tyas, sudah menahan tawanya yang hampir meledak karena tingkah Gania.
*****
"Gue duluan ya," ucap Keenan yang langsung menyambar tasnya dan beranjak dari bangkunya.
"Eh, tunggu Kee!" Seru Glen menahan tangan kiri Keenan.
"Apaan?" Tanya Keenan setelah berhenti.
"Lo mau kemana?"
"Biasa, mau nyari mangsa."
"Mangsa?" Kali ini Rangga yang bertanya. "Mangsa apaan?"
"Ck! Tunggu waktu yang pas, kalian pasti tahu."
Mereka pun memangut-mangut paham dengan ucapan Keenan. Setelah itu, Keenan langsung beranjak dari tempatnya dengan berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
JugendliteraturKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...