Chapter26

100K 4.9K 64
                                    


  Seperti biasa, pagi ini Keenan menyandarkan bokongnya kebody motor kesayangannya seraya menunggu pujaan hatinya keluar dari rumah.

  Siapa lagi kalau bukan Gania?

  Keenan sudah berada ditempat yang persis sama seperti semalam. Dimana ia menghubungi calon masa depannya itu dengan melontarkan rayuan-rayuan manisnya.

  Sesekali pandangannya melihat kearah jarum jam yang melilit ditangan kirinya. Sudah hampir 10 menit ia menunggu Gania keluar, tapi batang hidungnya masih belum kelihatan.

"Udah berangkat kali ya?" Tanyanya pada diri sendiri. "Ah, gak mungkinlah! Gue yakin Gania pasti nungguin calon masa depannya yang kelewatan tampan ini."

  Wajar jika Gania pernah mengatakan bahwa Keenan ini adalah cowok tengik dengan kadar kePDan yang sangat tinggi.

  Lihat saja, sekarang Keenan sedang menatap wajahnya dari kaca spion motornya. Tangannya dengan lihat memperbaiki posisi rambutnya kekanan dan kekiri.

"Kiri ganteng gak sih?"

  Keenan menatap wajahnya sendiri dengan lekat. Sebelah alisnya terangkat.

"Ah, gak cocok! Kekanan aja."

  Jari-jarinya pun mulai memperbaiki posisi rambutnya menjadi miring kekanan. Setelah menatanya menjadi miring kekanan, ternyata ia tidak puas. Ia masih merasa ada yang kurang dari wajahnya.

"Ck, bodo amat! Mau gimana pun gue tetep ganteng melebihi ayah Gilang Dirgantara suaminya Mia aliskiya. Haha..."

  Lagi-lagi Keenan berujar dengan PDnya mengatakan bahwa kadar ketampanannya sudah melebihi ayahnya, Gilang Dirgantara.

"Ganteng-ganteng kok jomblo?"

  Jleb! Kata-kata itu sangat pas menusuk hati dan perasaan Keenan. Bagai tertusuk ribuan pedang yang sangat tajam dibagian ujungnya.

  'Kok pas banget ya?' Batinnya.

  Tanpa menjawab ucapan orang itu, Keenan membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang berani mengatakan perkataan hina seperti itu.

  Namun tanpa diduga, saat ia membalikkan badan, ternyata sesosok Ganialah yang berdiri tepat dibelakangnya.

"Eh!"

  Gania terkekeh geli melihat reaksi Keenan yang terkejut. Memang sejak Keenan membenarkan tata rambutnya, Gania sudah berada didekatnya dan sepertinya Keenan tidak menyadari itu.

"Kenapa? Ketahuan banget jomblonya."

  Bukan Keenan namanya jika terperangkap dengan ucapan Gania. Bukannya marah atau kesal, ia tersenyum samar lalu mendekat kearah Gania.

"Oh, jadi sekarang aku udah ganteng ya dimata kamu?"

  Lagi-lagi Gania tidak berkutip. Rencana ingin mengerjai Keenan, malah ia terperangkap jebakannya sendiri. Senjata makan tuan.

  Karena malu atas ucapannya, Gania membuang pandangannya kesamping seraya menyembunyikan senyum malunya.

"Kalau emang bener, pacaran yuk!"

  Gania mengerutkan dahinya. Ia pun menolehkan kembali wajahnya untuk melihat Keenan.

"Pacaran?" Tanya Gania kebingungan.

  Keenan mengangguk. "Iya, pacaran."

  Gania tertawa hambar. Tangannya pun mengibas kearah Keenan.

"Jangan suka bercanda deh Kee. Kadang ucapan menjadi titik utama pembuat masalah," ujar Gania.

"Aku orangnya memang suka bercanda. Tapi kalau sama kamu aku gak pernah bercanda," balas  Keenan. "Karena apa? Karena kamu adalah orang yang gak pantes buat jadi bahan bercandain."

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang