Chapter-32

85.6K 4K 39
                                    


  Disinilah sekarang, Gania berdiri didepan pagar rumah keluarga Dirgantara.

  Sepulang sekolah Gania memutuskan untuk berkunjung kerumah Keena untuk menemuinya. Tadi sepanjang waktu di sekolah, Gania sama sekali tidak bertemu dengan Keenan.

  Gania sudah mencari Keenan kekelasnya, tapi semua teman-teman kelasnya bilang Keenan tidak masuk hari ini.

  Saat bertanya pada sahabat-sahabat Keenan termasuk Glen, mereka hanya menggeleng dan mengatakan tidak tahu kenapa Keenan tidak masuk kesekolah hari ini.

  Untuk itu, Gania memutuskan untuk mengunjungi Keenan di rumahnya.

  Awalnya Gania mengurungkan niatnya, tapi rasa penasaran yang memojokkan egonya membuat ia nekat kesana tanpa memberitahu Keenan dahulu.

  Egonya selalu berbeda pendapat dengan hatinya.

  Saat egonya mengatakan 'bagaimana jika Keenan tidak ada?'. Hatinya selalu menjawab 'setidaknya kita tahu, Keenan memang tidak ada di rumahnya'.

  Saat egonya mengatakan 'bagaimana jika Keenan benar-benar ada di rumahnya?'. Hatinya selalu menjawab 'itulah kesempatan untuk bertanya apa penyebab perubahannya!'

  Begitu berbanding terbalik setiap makna pendapat ego dan hatinya.

  Tapi Gania lebih memilih mengikuti kata hatinya dari pada egonya. Biarlah hari ini ia mengalah demi hubungannya.

  Jujur, setelah mendengar Keenan menyuruh Bobby menjemputnya sekolah, hati Gania merasa sedikit kecewa.

  Jika memang benar hubungannya ada masalah, seharunya Keenan mengatakan hal itu pada Gania. Bukan malah menjauh dan menghindar darinya.

"Hufft.... semoga Keenan di rumah."

Gania menghirup nafas panjang sebelum memasuki gerbang besar yang sedikit terbuka itu.

  Kakinya melangkah dengan pelan seraya melirik-lirik keadaan sekitarnya.

"Maaf. Nona mencari siapa?"

  Suara itu cukup membuat Gania terkejut. Sontak membuat Gania menghentikan langkahnya dan menoleh.

  Ternyata, satpam yang menegurnya.

"Eh, ini... saya mau ketemu sama Keenan," jawab Gania gugup. "Keenannya ada di rumah?"

"Oh, den Keenan. Ada didalam. Nona ini siapanya den Keenan?" Tanya satpam itu lagi.

"Saya teman sekolahnya Keenan pak. Bisa saya bertemu dengan Keenan?"

"Boleh. Mari non, saya antar," ujar satpam itu dengan sopan.

  Gania mengangguk seraya melemparkan senyum kikuknya. Kemudian, ia mengikuti satpam itu dari belakang.

"Non, ketuk aja pintunya. Nyonya ada didalam kok," ucap satpam itu setelah sampai didepan pintu rumah majikannya.

  Gania hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

"Mari non."

"Terima kasih, pak."

  Sepeninggalan satpam itu, Gania memegang ujung roknya. Tangan kirinya mengenggam satu sama lain karena gugupnya.

  Meski ini kedua kalinya ia berkunjung ke rumah Keenan, tapi ia masih merasa takut jika tidak bersama Keenan.

"Keenan marah gak ya kalau gue kesini gak ngasih kabar dulu?"

  Gania menggigit bibir bawahnya untuk menetralkan rasa takutnya.

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang