Chapter-21

110K 4.9K 75
                                    


Keenan terus menerus mengandeng punggung tangan Gania tanpa melepaskannya sedikit pun. Bahkan, Keenan sengaja mempererat pegangannya saat tak sengaja melihat Glen menatap tangan mereka yang saling berpangutan.

Glen berdecih kesal dan membuang pandangannya. Hal itu membuat Keenan tersenyum setan karena berhasil membuat Glen kesal.

Bukan tanpa alasan Keenan melakukan itu. Ia tahu kelemahan Glen yang lebih mementingkan egonya saat sedang marah atau pun melihat sesuatu yang tak disukanya.

Contohnya, waktu itu saat Keenan mengejek Halya yang cocok sebagai pembantu, Glen yang langsung kesal dan memilih pergi begitu saja.

Hal itu pun Keenan manfaatkan untuk mengetahui ada hubungan apa antara Glen dan Gania.

Entah setan mana yang merasuki pikirannya. Tapi pasti, Gania hanya untuknya. Miliknya seorang.

Anggaplah Keenan ini egois. Tapi memang begitu faktanyakan?

Sejak bertemu dengan Gania. Sejak pertama kali mendengar suara merdu Gania yang melintas ditelinganya. Saat itulah, Keenan  menyatakan bahwa hatinya sudah terperangkap kedalam keindahan Gania.

"Duduk sayang." Keenan memegang pundak Gania sembari melemparkan senyum manisnya.

Gania mengangguk dan tak lupa juga membalas senyuman manis dari Keenan.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Keenan juga ikut duduk dikursi tepat disamping Gania. Bobby dan Rangga pun juga ikut duduk dikursi yang kosong.

Sedangkan Glen, ia masih berdiri tepat dikursi yang berhadapan dengan Gania.

Keenan mengangkat alisnya sebelah. Ia pun mengikuti arah pandangan Glen yang tertuju kepada Gania.

"Duduk Glen," ucap Keenan memudarkan lamunan Glen tentang Gania.

Glen mengerjabkan matanya beberapa kali, lalu mengangguk samar dan duduk dikursi kosong yang hanya tersisa satu.

"Kalian mau pesen apa ni?" Tanya Bobby setelah beberapa pelayan datang kemeja mereka.

"Gue kayak biasa deh Bob," ujar Rangga.

"Lo Glen?" Tanya Bobby pada Glen.

"Samain aja," jawab Glen tanpa melihat-lihat menu makanannya.

Bobby mengangguk paham. Lalu pandangannya beralih kepada Keenan yang masih menatap wajah Gania dengan lekat.

"Hoi! Pesen apaan? Pacaran mulu lo berdua!"

Keenan hanya cengengesan lalu membuka menu makanannya.

"Kamu mau makan apa honey?"

"Ck! Sok-sokan buka menu. Bayar aja kagak!" Celetuk Bobby yang muak melihat tingkah Keenan yang terlihat songong.

"Yaelah, pelit amat Bob. Gue bayar nanti. Buset dah!"

Bobby memutar bola matanya jengah. Jika saja Keenan ini bukan sahabatnya, mungkin sudah ia lempar kedalam gunung agung yang sedang aktif-aktifnya. Biar angus-angsu ni bocah. Haha...

"Sayang. Kamu pesen apa?" Tanya Keenan lagi pada Gania.

"Samain aja," meski Gania tidak tahu makanan apa yang akan dipesan, ia tetap menjawab dengan perkataan yang sama. Yaitu, 'samain aja'.

"Oke. Gue pesen jus mangga dua sama nasi goreng seafoodnya dua."

Mendengar kata 'seafood', mata Glen langsung membulat dan langsung melayangkan protesan.

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang