"Gue gak mau Keenan!""Gak peduli! Pokoknya temenin gue makan di kantin. Titik gak pakek koma!"
Gania menghela nafas pelan. "Yaudah, iya. Tapi lepasin dulu tangan gue!"
"Gak! Nanti lo kabur lagi," seru Keenan. "Gue udah capek nyariin lo keliling sekolah. Eh, tahu-tahunya ngumpet di perpustakaan."
Memang benar. Gania sengaja menghindar dari Keenan dan menyembunyikan dirinya di perpustakaan. Dan sialnya, Keenan mengetahui keberadaannya.
Ini pasti ulah Tyas yang memberi tahu Keenan tentang keberadaannya. Awas saja kau Tyas!!
"Gak Keenan. Lepasin dulu tangan gue."
Keenan tak memperdulikan ucapan Gania. Ia masih menarik lengan Gania menuju kekantin.
Gania pasrah. Percuma jika ia berusaha memberontak, kekuatan Keenan lebih besar darinya.
Matanya melirik kearah sekitarnya. Betapa terkejutnya ia melihat siswa-siswi yang dilewati mereka sedang menatapnya dengan tatapan aneh.
Gania tidak suka ditatap seperti itu. Rasa malu tiba-tiba menyelimuti dirinya.
"Keenan, lepasin. Malu dilihat sama yang lain," ucap Gania pelan.
Keenan menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.
"Apaan? Gue gak denger?"
Gania mendengus kesal. Pandangannya pun turun kearah tangan yang dipegang oleh Keenan.
"Lepasin! Malu dilihat yang lain."
Keenan pun mengikuti arah pandangan Gania. Oh, ia mengerti sekarang.
"Gak! Bodo amat sama yang lain!"
Keenan kembali melangkahkan kakinya dan kembali menarik tangan Gania agar mengikutinya.
"Keenan!"
******
Keenan menghentikan langkahnya tepat dihadapan meja kantin yang berisi beberapa siswa yang sedang memakan makanannya.
Tangannya masih memegang lengan Gania, seolah-olah Gania akan kabur jika tidak dipegang.
"Hoi!"
"Eh, anjir!" Bobby menghentikan gerakan tangannya yang hendak memasukkan bakso kedalam mulutnya. "Wah, parah lo Kee! Untung gue gak jantungan."
Keenan terkekeh melihat sahabat-sahabatnya terkejut. Terkecuali Glen.
Nampaknya Glen masih santai dan tidak berpengaruh pada sapaan Keenan yang mengejutkan.
Keenan pun melepaskan pegangan tangannya dari lengan Gania dan langsung duduk dikursi kosong yang berhadapan dengan Bobby.
"Oh, iya. Ni kenalin, pacar gue," ujar Keenan. "Namanya Gania."
Bobby dan Rangga terbatuk-batuk mendengar penuturan Keenan. Pacar? Batin mereka masing-masing.
Pandangan mereka pun teralihkan pada seseorang gadis disebelah Keenan yang masih berdiri dan menunduk. Hingga wajahnya pun tidak kelihatan oleh mereka.
"Pacar?" Tanya Bobby.
Keenan mengangguk seraya tersenyum lebar. "Iya. Pacar baru," jawab Keenan. "Sayang, sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
Teen FictionKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...