"Masih ada waktu buat kamu mikirin semuanya, Gania."
Ucapan Glen tersebut berhasil membuat hati Gania semakin delima. Ia masih terdiam seakan ingin mengetahui perkataan Glen selanjutnya.
"Mas tahu kamu sayang sama Keenan, bahkan masih sangat sayang."
Benar! Memang benar yang dikatakan oleh Glen. Dirinya masih menyayangi Keenan. Masih sangat-sangat menyayangi Keenan.
"Temuin Keenan, Ga. Mas yakin, kamu tahu apa yang baik dan apa yang enggak."
Perkataan itulah yang mampu membuat Gania memberanikan diri untuk bertemu dengan Keenan. Ia mencoba untuk berbicara baik-baik dengan Keenan.
Mungkin dengan berbicara baik-baik, Keenan mengerti dengan keinginannya.
Seperti sekarang, Gania berdiri didepan pintu rumahnya. Meskipun berniat berbicara dengan Keenan, tapi ia masih memberi jarak antara dirinya dan Keenan.
Lain halnya dengan Keenan. Ia tersenyum hangat saat melihat Gania datang menemuinya.
Gania pasti menemuinya.
"Ga---"
"Maaf!"
Keenan hendak memajukan tubuhnya agar lebih mendekat dengan Gania. Namun sayangnya, Gania langsung mengangkat tangannya pertanda Keenan tetap berdiri di tempatnya.
"Maaf! Sa--saya tidak bisa lama."
Keenan menatap nanar kearah Gania. Menatap gadis yang menunduk. Meskipun Gania menemuinya, ternyata ia masih menolak berdekatan dengan dirinya.
Seburuk itukah dirinya?
"Sa--saya ingin kamu..."
Gania menghentikan perkataannya. Suaranya terdengar gugup. Ia berusaha menetralkan perasaan gundah gulananya yang menyelimuti hatinya.
Sungguh! Rasanya saat ini, lidahnya kaku seketika untuk mengucapkan kata selanjutnya.
"Per----gi, Keenan....."
Perkataan itu terlontar begitu saja dari bibir Gania. Ia memejamkan matanya, mencoba menghilangkan perasaan aneh yang menyelusup dalam benaknya.
Keenan tersenyum pahit mendengar perkataan Keenan. Ia mengusap wajahnya dengan pelan seakan tidak percaya dengan apa yang didengarkan olehnya barusan.
Apa kesalahannya sangat berat hingga Gania dua kali memintanya untuk pergi?
Apa tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki semuanya?
Apa tidak ada lagi?
"Haha...."
Suara tawa Keenan terdengar tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Gania membuka matanya dan memberanikan diri untuk melihat kearahnya.
Terlihat Keenan masih tertawa. Suara tawa yang terdengar lebih menyeramkan.
"Haha... boleh aku bercerita Gania?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
Novela JuvenilKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...