Prok! Prok! Prok!Suara tepukan tangan itu membuat dua remaja yang sedang berpelukan itu menoleh.
Mata Gania membulat saat tahu Keenanlah yang bertepuk tangan. Apa lagi, Keenan menampakkan senyum getir kepada mereka berdua.
Dengan cepat, Gania melepaskan diri dari pelukan Glen.
"Kee-Keenan, ini gak yang kamu bayangin," ucap Gania gugup. Ia terkejut atas kedatang Keenan disaat ia sedang berpelukan dengan Glen.
Keenan mendekat kearah mereka. Ia memandang wajah Gania dan Glen secara bergantian.
Pemandangan dua sejoli itu cukup membuatnya mengetahui semuanya. Dimana Gania marah kepada Glen dan berakhir dengan pelukan menenangkan.
Awalnya Keenan ingin mencari Glen untuk menanyakan apa maksud dibalik jawaban Glen tadi. Tapi nyatanya, ia mendapatkan jawaban yang lebih lengkap dari pada yang dibayangkan.
"Jadi ini yang lo maksud sebuah hubungan yang gak pernah gue bayangin?" Tanya Keenan pada Glen dengan nada yang terdengar santai.
Glen terdiam. Sedangkan Gania menggeleng pelan seraya menghapus sisa air matanya tadi.
"Akh-aku...." lidah Gania terlalu kelu mengucapkan kata-kata.
Keenan tersenyum samar melihat kegugupan Gania. Berarti dugaannya benar. Batinnya.
"Kamu salah paham Keenan. Aku sama Glen gak ada hubungan apa-apa," ujar Gania.
Pandangan Gania beralih pada Glen. "Bilang sama Keenan, kalau kita emang gak ada hubungan apa-apa Glen! Bilang sama Keenan!" Gania mengoyangkan bahu Glen agar ia mengucapkan kata itu.
Glen memandang wajah Gania sejenak. Lalu membuang pandangannya kesebelah.
"Aku gak bisa Gania! Aku gak bisa, bilang kalau kita gak ada hubungan!"
Buk!
Satu bogeman mentah melayang pas diwajah Glen hingga membuatnya sedikit terjungkai kebelakang.
Emosi Keenan benar-benar sudah diatas segalanya. Ia tidak habis pikir dengan dua orang didepannya ini.
"Bangsat!!!" Umpat Keenan.
Gania memekik tertahan melihat Keenan yang sedang emosi. Apa lagi saat melihat Glen menghapus darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat bogeman yang Keenan layangkan.
"Ini yang lo bilang hubungan, ha?!" Keenan menarik kerah baju Glen. "Gue punya salah apa sama lo, ha? Sampai lo tega-teganya ngelakuin ini semua sama gue?!"
Glen menatap Keenan yang sedang terbakar api emosinya.
"Ini gak yang kayak lo baya--"
Buk!
Belum selesai Glen mengucapkan kata-katanya, Keenan kembali melayangkan bogeman yang sama seperti tadi.
Glen pun langsung tersungkur ketanah dengan darah segar yang mengalir dari hidung dan mulutnya. Ia sudah tak berdaya akibat pukulan Keenan.
"Kalau bukan hubungan, terus ini semua apa? Ha, apa?" Tanya Keenan berapi-api.
Tak tega melihat Glen jatuh kesakitan membuat Gania memberanikan diri untuk menarik lengan Keenan yang sedang emosi. Meski ia takut, Keenan akan meluapkan emosinya kepada dirinya.
"Udah, Keenan. Gue mohon, udah!" Ucap Gania dengan nada yang menahan tangisnya.
Keenan memejamkan matanya beberapa saat, lalu menatap Gania dengan lekat.
"Gue gak tahu salah gue dimana. Tapi yang pasti, gue bener-bener kecewa sama lo Ga!" Kata Keenan.
Jujur. Saat ini Keenan marah, kecewa, sedih bercampur jadi satu. Itulah sebabnya ia meluapkan emosinya memukul wajah Glen.
"Lo, yang gue anggep berlian, ternyata gak lebih dari sampah!"
Gania terkejut mendengar ucapan Keenan. Sampah? Ia menggeleng pelan lalu memegang punggung tangan Keenan.
"Ini gak seperti yang kamu bayangin Keenan. Percaya sama aku?!" Lagi-lagi Gania berusaha menyakinkan.
Keenan berdecih sembari menghempaskan tangannya dari genggaman Gania.
"Apa yang harus gue percayain setelah ngeliat semuanya?
"Drama lo emang hebat banget Ga. Gue aja sampai gak sadar kalau kalian berdua punya hubungan," kata Keenan. Lagi-lagi Gania menggeleng, menyalahkan semua perkataan Keenan. "Andai aja waktu itu gue gak sebodoh ini, mungkin kejadian ini gak bakal terjadi."
Setelah mengucapkan itu, Keenan beranjak dari tempatnya berdiri pergi meninggalkan Gania dan Glen.
"Keenan!" Gania hendak menyusul langkah Keenan, namun panggilan Glen berhasil membuatnya mengurungkan niatnya.
"Ga--Gania."
Gania pun membalikkan badannya. Rasa dilema tiba-tiba datang menghantuinya.
Disisi lain, ia ingin mengejar Keenan dan menjelaskan semuanya dari awal. Tapi disisi lain juga, ia tak tega meninggalkan Glen yang babak belur karena dirinya.
Beberapa detik kemudian, Gania lebih memilih menghampiri Glen yang sudah terkulai lemas ditanah.
Urusan Keenan bisa ia selesaikan nanti setelah mengurus Glen. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Glen.
"Mas, bertahan ya?!" Akhirnya, panggilan sayang itu keluar dari bibir Gania setelah bertahun-tahun Glen rindukan.
"Makasih," ucap Glen yang kembali terbatuk-batuk.
Gania mengangguk seraya menghapus darah yang keluar dari hidung Glen. Ia juga merasakan sakit melihat Glen tak berdaya seperti ini.
Sedangkan Keenan, ia tersenyum getir melihat kemesraan antara Gania dan Glen. Ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Keenan pikir, Gania akan mengejarnya dan akan menjelaskan semuanya. Tapi ternyata tidak! Bayangannya itu hanya omong kosong belakang.
"Munafik!"
*****
Wah, Keenan marah tu sama Gania.
Apa mereka bakalan putus ya?Jangan lupa vote dan comment ya, hehe....
Bye, bye...
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
JugendliteraturKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...