Gania turun dari mobil bersamaan dengan Glen yang juga turun dari mobilnya. Hanya saja, Glen menggunakan mobil miliknya sendiri. Sedangkan Gania, menggunakan mobil milik kakeknya.Hubungan Gania dan Glen adalah adik kakak. Dimana Glen adalah saudara kembar Gania yang otomatis mereka memiliki hubungan darah.
Pertanyaan tentang mengapa mereka berpisah selama tiga tahun? Konflik apa yang membuat mereka berpisah?
Gania dan Glen berpisah karena keegoisan Glen yang hanya mementingkan kebahagian dirinya.
Disaat umur mereka baru hampir menginjak umur 15 tahun, mereka mengalami sebuah musibah dimana orang tua mereka tewas akibat kecelakaan pesawat.
Hal itu membuat Glen, yang notabennya adalah kakak merasa sangat terpukul dan bersedih.
Tak berbeda jauh dengan Gania. Ia juga sama-sama merasakan hal serupa dengan Glen. Hanya saja, Gania berusaha ikhlas dan menerima semuanya. Ia berpikir, semua yang terjadi kepadanya adalah takdir yang harus mereka lalui.
Tapi berbanding terbalik untuk Glen. Ia marah. Sangat marah. Bahkan, ia hanya mengurung dirinya didalam kamar tanpa makan dan minum selama seminggu.
Keadaannya kacau. Sikapnya itu membuat tubuhnya kekurangan energi hingga membuatnya harus dilarikan kerumah sakit.
Selama di rumah sakit, Gania selalu ada disamping Glen. Saat Glen memuntahkan makanannya dan selalu berkata bahwa ia ingin menyusul kedua orang tuanya, Gania selalu sabar membujuk Glen agar tidak terlarul kedalam kesedihan.
Bagaimana pun, ia tidak mau kehilangan seseorang paling berharga dihidupnya setelah kedua orang tuanya yang telah meninggal.
Setelah tiga bulan berlalu, Gania berhasil membujuk Glen menjalani hidupnya seperti semula. Awalnya baik-baik saja. Bahkan hidup Glen terasa lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Semua perhatian yang Gania berikan kepada Glen, dianggap atau disalah artikan menjadi sebuah perhatian yang sangat melenceng dari suatu hubungan kakak dan adik.
Hingga akhirnya, karena keegoisan Glen, semuanya kembali kacau.
Glen merasakan sebuah Sister Complex terhadap Gania.
Bayangkan saja, diumur yang akan menginjak 15 tahun, Glen mengungkapkan sebuah perasaan cinta kepada Gania.
Sontak membuat Gania terkejut dan tak percaya dengan semua omong kosong yang Glen ucapkan. Mereka itu bersaudara, tidak mungkin Glen merasakan sebuah perasaan cinta.
Glen terus menerus menyakinkan Gania bahwa perasaannya itu bukan sebuah omong kosong belakang. Sampai akhirnya, Gania marah dan menjauh dari Glen.
Merasa ada yang aneh antara kedua cucunya, Kusuma memberanikan diri menanyakan apa yang terjadi kepada Glen.
Entah apa dan kemana jalan pikiran Glen saat itu. Glen menjawabnya dengan jujur dan mengungkapkan semua perasaan yang dimilikinya untuk Gania ke kakeknya.
Sontak membuat Kusuma terkejut dan marah kepada Glen. Hal pertama yang dilakukan oleh Kusuma adalah menampar pipi Glen untuk menyalurkan kekesalannya.
Sampai akhirnya, Kusuma memutuskan untuk mengasingkan Gania menjauh dari Glen.
Itulah sebabnya Gania dan Glen terpisahkan selama tiga tahun. Dan sebenarnya, Gania pergi dari kediaman Kusuma tanpa membawa uang atau pun pakaian sepeser pun.
Gania pergi bersama bik surti yang telah dianggapnya sebagai ibu sekarang ini.
"Ada yang ketinggalan?" Tanya Glen.
Gania menggeleng. "Gak ada."
Setelah itu, Gania masuk kedalam bandara yang diikuti oleh Glen dari belakang.
*****
"Ayo, buruan! Ngebut, setan!" Seru Keenan.
"Mata lo gak lihat apa lampu merah gitu?! Lo mau kita mau nerobos lampu merah?" Kata Bobby yang tak kalah panik dari Keenan. "Dasar!"
"Yaelah, Bob. Tinggal terobos doang, kenapa sih? Itu juga sepi jalannya!"
"Gak! Gak! Gue gak mau ada surat penilangan besok pagi di rumah gue!" Balas Bobby. "Bisa-bisa mobil gue disita sama bokap. Lo tahukan, ini mobil baru 3 hari di rumah gue?!"
Keenan mendengus dan mengusap wajahnya. Matanya melirik kearah jarum jam ditangannya.
Pukul 20:46. Berarti kurang lebih lima belas menit lagi Gania akan menaiki pesawat.
"Yaelah, Bob. Bandara masih jauh, waktu gue cuma tinggal lima belas menit lagi nih!" Keenan mengoyangkan bahu Bobby dengan kuat.
"Waktu apaan sih? Gue binggung deh!" Bobby menjauhkan lengannya dari tangan Keenan.
"Gania bakal ninggalin gue. Makanya, cepetan!"
Dahi Bobby mengerut. Ia tak paham dengan apa yang diucapkan oleh Keenan. Sedari tadi juga, ia hanya mengikuti arahan Keenan yang menyuruhnya untuk mengantarkannya kebandara.
"Eh, Gania emang ninggalin lo kali! Bego'!" Kali ini Rangga yang bersuara.
Keenan mendesah pelan. Ia menyandarkan punggungnya kekepala kursi mobil Bobby.
"Gue salah paham sama Gania. Ternyata, Gania dan Glen itu gak ada apa-apa. Mereka cuma saudaraan."
"Ha?"
"Apa?"
Bobby dan Rangga terkejut setengah mati mendengar penuturan Keenan.
Glen dan Gania saudara? Batin mereka masing-masing.
Terdengar suara tawa garing dari bangku belakang kemudi yang tak lain dan tak bukan adalah Rangga.
"Haha... lo kalau lagi bercanda lucu juga, Kee! Haha..."
Keenan menghadap kebelakang dan melototkan matanya kearah Rangga yang masih tertawa.
"Gue serius setan!"
Tawa Rangga terhenti. Ia menelan saliva kasar lalu mengerakan dua jarinya pertanda damai.
"Hehe... damai."
"Lo gak bercandakan, Kee?" Tanya Bobby dengan serius.
"Kalau lo gak percaya. Kita kebandara sekarang! Lo tanyain semuanya sama Glen sebelum Gania naik kepesawat."
"Siap!"
Tanpa babibu, Bobby menancapkan gas mobilnya melanju menerobos lampu merah yang sebentar lagi lampu hijau.
Meski didalam hatinya, ia takut ada sebuah kiriman surat penilangan karena melanggar aturan lalu lintas.
"Tamat riawayat gue!!!"
*****
Sekarang udah tahukan kenapa Gania dan Glen bisa pisah?
Satu Chapter lagi ending kok...Jangan lupa vote dan comment ya..
Byebye......
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
TienerfictieKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...