Chapter-45

91K 4.2K 48
                                    


Sesuai keinginan kalian yang gak mau cepet ending, ni aku usahain buat gak cepet ending. Yeay🎉🎉🎉
Lebay! Lebay!

*****

Setelah 10 menit menghabiskan waktu dijalan menuju bandara dengan semua ocehan-ocehan dari Keenan yang menyuruh Bobby mempercepat laju mobilnya.

Bobby sudah melajukan mobilnya dengan keinginan Keenan. Tapi Keenan selalu merengek mengatakan bahwa kelajuan mobil Bobby itu kurang cepat.

Setelah berhasil memarkirkan mobilnya dengan tepat, Keenan langsung membuka pintu mobil dan meloncat bagaikan seekor monyet yang menganyun diranting pohon.

Bobby terjengkit kaget melihat reaksi Keenan.

"Gila! Temen gue gini-gini amat, dah!"

Sedangkan Rangga tertawa terpingkal-pingkal sembari memegang perutnya yang sedikit nyeri akibat tertawa sedari tadi saat melihat perdebatan antara Keenan dan Bobby.

"Haha.... baru kali ini gue lihat Keenan segitunya sama cewek," timbalnya.

Bobby menggeleng pelan sembari melepaskan sabuk pengamannya.

"Buruan, kejar Keenan!" Ujar Bobby. "Dikira orang gila nanti dia didalam. Haha...."

Mereka pun keluar dari mobil menyusul Keenan yang sudah masuk kedalam bandara.

Terlihat Keenan sedang berdiri bersama dengan Glen disebelahnya.

"Glen, Gania mana?" Tanyanya.

Glen menghela nafas berat lalu menepuk bahu Keenan.

"Gania udah berangkat."

Keenan memaku ditempat. Ia terlambat?! Tidak mungkin! Gania pasti akan menunggunya.

"Gak! Gak mungkin, Glen! Gania pasti nungguin gue! Gania gak mungkin tega ninggalin gue!"

Keenan mencengkram rambutnya dengan kasar. Rasa penyesalan tiba-tiba datang menyelimuti hatinya.

"Lo telat!" Ujar Glen.

Keenan memejamkan matanya. Dalam hatinya berdoa semoga ini hanya mimpi buruk dimalam harinya.

Tapi saat membuka mata, ternyata semua nyata. Gania benar-benar pergi dari kehidupannya.

"Gania!!!"

Teriaknya dengan suara lantang. Ia tidak peduli dengan tatapan orang-orang disekitarnya yang menatapnya dengan tatapan aneh.

Yang ia pikirkan adalah Gania meninggalkannya. Iya, Gania sudah pergi meninggalkannya.

Semua ketakutannya sudah terjadi. Ini semua karena kesalahannya karena mementingkan ego dari pada perasaan.

Sekarang Keenan mengerti apa yang dikatakan bundanya waktu itu. Tidak semua pilihan ego menjadi sebuah kebahagian.

Tubuhnya luruh kelantai. Kaki terlipat untuk menahan beban tubuhnya.

Seandainya ia mendengarkan penjelasan Gania? Seandaianya ia tidak menampakkan kedekatannya dengan Halya Seandainya....? ini semua tidak akan terjadi!

Tangis Keenan tidak dapat terbendung. Air mata turun dari pelupuk matanya bagaikan anak kecik yang tak bisa mendapatkan keinginannya.

Bobby tak tega melihat Keenan seperti itu. Lantas, ia mendekat kearah sahabatnya dan mengelus bahunya untuk memberikan ketenangan.

"Kalau emang dia jodoh lo, dia gak bakalan pergi dari takdirnya," ucap Bobby. "Dia tahu kemana arah jalan pulang. Percayalah."

Keenan menunduk. Dalam hatinya ia merenung. Mungkin, ini karma yang harus ia rasakan.

Ya, jodoh tahu kemana dia akan pulang.

"Gue bakal nungguin lo, Ga."

******

Wah, gimana ni? Kira-kira, Keenan sama Gania bakal ketemu lagi gak ya?

Jangan lupa vote dan comment ya

Bye,bye....

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang