Chapter-28

93.6K 4.6K 62
                                    


  Tyas kembali kemejanya dengan membawa dua mangkok plastik bakso kuah dan dua minuman. Satu untuknya dan satunya lagi untuk Gania.

  Ia tahu jika Gania itu sedang melakukan kegiatan hemat menghemat. Maka dari itu Tyas membelikan Gania makanan yang sama dengannya supaya Gania tidak kelaparan.

"Makanan datang."

  Tak mendapatkan sahutan dari Gania, Tyas pun mengerutkan dahinya lalu meletakkan makanan itu keatas mejanya.

"Akhirnya lo dateng juga," ucap Gania. "Kita makan di kelas aja ya?"

"Loh, emangnya kenapa kalau kita makan disini?"

  Tanpa menjawab pertanyaan Tyas, Gania langsung beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Tyas yang masih terdiam.

  Langkahnya sempat terhenti sejenak saat berada tidak jauh dari Keenan. Pandangannya terjatuh pada pegangan tangan cewek yang masih setia dilengan Keenan.

  Hingga akhirnya, ia kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kantin.

"Gania!"

  Gania masih bisa mendengar namanya dipanggil. Ia tahu itu pasti suara Keenan.

  Entah mengapa ia merasa tidak suka dengan kejadian beberapa detik tadi. Saat cewek yang tidak dikenalnya dengan bebas memang tubuh pacarnya.

  Perasaan aneh yang selama ini tak pernah ia rasakan. Hatinya sedikit nyilu. Hatinya memanas saat melihat pemandangan yang tak pernah ia bayangkan selama ini.

  Sedangkan Keenan terus menerus melepaskan lengannya dari tangan Halya. Dengan sekali hempasan, lengannya pun sudah terbebas dari pegangan Halya.

"Kamu kok kasar banget sih sayang?"

"Sayang-sayang palak lo peang!" Seru Keenan. "Gue bukan pacar lo dan lo bukan pacar gue!"

  Keenan hendak menyusul Gania yang sudah menghilang dari kantin. Namun lagi-lagi Halya menahan gerakkannya.

"Mau kemana Keenan? Ayo makan bareng aku."

  Lagi-lagi Keenan menghempaskan lengannya yang ditahan oleh Halya.

"Gue mau ngejar cewek gue bego!" Kata Keenan keras. Telunjuknya pun langsung menujuk kearah wajah Halya.

"Kalau sampai pacar gue marah karena ulah lo, gue pastiin hidup lo gak bakal tenang selama lo masih sekolah disini!"

  Untuk pertama kalinya Keenan mengucapkan kata kasar didepan wanita. Emosinya tiba-tiba naik saat melihat Gania yang enggan melihatnya.

"Tapi Kee...."

"Jangan banyak bacot bangsat!" Potong Keenan.

  Sekarang, dirinya sudah benar-benar diatas puncak emosinya. Dengan gampangnya, Keenan memaki seorang wanita dengan sebutan yang tidak pantas untuk seorang wanita.

"Dengerin baik-baik! Kalau hubungan gue hancur, lo yang harus tanggung jawab!" Ucap Keenan. "Inget itu!"

  Keenan berlari mengejar Gania dengan perasaan takut. Ia takut Gania salah paham kepadanya. Ia takut hubungan yang baru berjalan beberapa jam harus tandas ditengah jalan. Keenan tidak mau jika itu sampai terjadi.

   Melihat punggung Keenan yang mulai menghilang, mata Halya tiba-tiba saja terasa memanas. Jika saja ia tidak mengerjabkan matanya, ia yakin air matanya itu pasti sudah jatuh.

  Sebegitu teganya Keenan mencampakkan dirinya dengan semua pengorbanan yang telah ia lakukan. Seburuk apakah dirinya hingga Keenan enggan meliriknya?

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang