Glen memasuki rumahnya dengan amarah yang masih menggebu dalam dirinya. Dengan sekali hempasan, pintu utama itu berhasil menutup sempurna sebagai pelampiasan amarah yang tidak bisa ia perlihatkan.Glen benci melihat Keenan berhasil membuat Gania jatuh cinta padanya.
Bahkan dulu saat Glen dan Gania masih memiliki hubungan, Gania tidak pernah sebahagia seperti tadi.
Kejadian-kejadian masa lalu pun kembali berputar diotaknya. Seakan-akan, bayangan masa lalu itu masih menghantui perasaannya.
"Jangan nangis Glen," ucap seorang gadis yang baru berumur 14 tahun.
Tangannya terulur untuk menghapus air mata seorang lelaki yang sedang menangis disebelahnya.
"Aku gak nangis Gania. Aku gak nangis."
Ya, gadis itu bernama Gania.
Gania membuang pandangannya kesebelah untuk menahan air matanya yang hampir terjatuh. Jujur, ia juga sedih dengan kejadian ini. Tapi mau gimana lagi? Ini sudah takdir yang maha kuasa.
"Iya. Glen gak nangis. Udah ya?" Gania masih berusaha menenangkan Glen yang terlihat semakin mengeluarkan air matanya.
Kenangan itu masih teringat jelas dibenaknya. Tak terasa, setetes air mata mengalir melewati pipinya.
Glen kehilangan orang yang sangat-sangat berharga dalam hidupnya.
Saat hendak menaiki tangga, ia mendengar seseorang memanggilnya.
"Glen?"
Glen menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Terlihat seorang lelaki paruh baya yang sudah berumur 60 tahunan sedang berdiri tepat dibelakangnya dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya.
"Kamu kenapa?" Tanya Kusuma yang sebagai kakeknya.
Glen menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan kakeknya.
Kusuma mengerutkan dahinya melihat respon cucu kesayangannya itu.
"Beneran gak ada apa-apa?" Tanya Kusuma sekali lagi untuk memastikan.
Lagi-lagi Glen hanya mengangguk seraya tersenyum kecut kearahnya.
Akhirnya Kusuma memangut-mangut paham. Percuma juga ia jika ia banyak bertanya tentang cucunya, sudah pasti Glen hanya menjawabnya dengan gelengan atau 'gak ada apa-apa'.
"Oke. Kakek kekamar dulu."
Kusuma membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Dimana kakek sembunyiin Gania?"
Akhirnya pertanyaan yang tertanam selama 3 tahun belakangan ini keluar dari mulut Glen.
Selama 3 tahun belakangan ini, Glen selalu menahan dirinya untuk tidak berani menanyakan hal itu.
Kusuma membalikkan badannya dan menatap Glen dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa maksud kamu Glen? Kakek tidak pernah menyembunyikan Gania selama ini," jawab Kusuma dengan tenang.
Glen berdecih. Ia tahu, pembawaan tenang yang ditunjukkan oleh kakeknya itu hanya topeng untuk menutupi kebusukannya.
"Gania udah kembali," kata Glen yang juga tenang mengatakannya. "Glen harap, kakek gak ngelakuin hal bodoh yang sama seperti 3 tahun yang lalu."
Setelah mengucapkan itu, Glen berbalik dan menaiki tangga menuju kamarnya.
Sedangkan Kusuma masih berdiri tegap ditempat dengan tatapan lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]
Novela JuvenilKepindahannya kesekolah milik ayahnya sendiri membuat Keenan tak sengaja bertemu dengan siswi bersuara merdu disana. Kejadian itu membuat Keenan sangat penasaran dengan siswi itu. Awalnya hanya ingin mengetahui namanya yaitu Gania. Setelah mengetahu...