Chapter-51

93K 4K 42
                                    


"Mas, kemana sih?!"

Gania memutar kepalanya kekanan dan kekiri. Ia sedang mencari keberadaan Glen yang katanya sudah menunggu kedatangannya.

Yah. Sekarang Gania sedang berada di bandara Soekarho-Hatta. Bandara di tanah kelahirannya.

Alasan Gania pulang adalah karena Kakeknya sakit. Dan ia pun harus pulang karena ingin menjaga Kakeknya untuk sementara waktu.

Meskipun, Gania harus menahan rasa sakitnya karena mengingat lagi sesuatu yang sangat-sangat ia harapkan untung hilang.

Siapa lagi jika bukan Keenan?

"Gania!!"

Gania menoleh kearah sumber suara. Terlihat Glen melambaikan tangan kearahnya sembari berlari kearahnya.

"Lama, ya?" Tanya Glen setelah sampai dihadapan Gania. "Sorry. Tadi macet banget, makanya mas telat jemput kamu."

"Gak papa kok, mas. Gania gak lama kok nunggunya," sahut Gania. "Yaudah, yuk pulang! Gania udah pegel, pengen tiduran."

Glen terkekeh. Ia pun mengacak rambut Gania dengan pelan. "Dasar kamu, ya! Yaudah, ayo pulang!"

Glen memakai kembali kaca hitamnya. Kemudian menggenggam punggung tangan kiri Gania dan menariknya agar mengikutinya dari belakang.

"Koper kamu kecil banget? Gak bawa baju ganti emangnya?" Tanya Glen diperjalanan menuju mobilnya.

"Bawa kok, mas. Tapi dikit aja, takut keberatan," jawab Gania. "Lagian di rumah juga banyak baju Gania--kan?"

"Iya, emang banyak. Tapikan belum tentu masih muat."

"Eh, emangnya Gania gemuk, ya?"

Glen menoleh kebelakang sebentar, kemudian kembali lagi menghadap kedepan.

"Sedikit lebih gemuk--"

Tiba-tiba saja langkah Glen terhenti karena ia merasa Gania sengaja menahannya. Ia pun menoleh kebelakang dan mendapati Gania sedang melihat kearah timur dari sisi mereka.

Glen pun mengikuti arah pandangan kembarannya itu. Kemudian menyipitkan matanya saat tak menemukan seauatu yang aneh dalam penglihatannya.

"Gania."

"Eh, iya mas?"

"Kamu kenapa?"

Gania mengerjabkan matanya beberapa kali. Ia menggeleng pelan sembari melirik kearah tempat tadi yang membuat langkahnya terhenti.

"Lihatin apaan sih, Ga? Kok kamu jadi aneh gitu?" Lagi-lagi Glen mengikuti arah pandangan Gania.

Gania buru-buru membuang pandangannya. Ia merasa hatinya menjadi tak tenang saat ini.

"Gak ada apa-apa, mas. Yaudah, yuk pulang!"

Tanpa menunggu jawaban Glen, Gania menarik koper dan tangan Glen agar cepat keluar dari bandara tersebut.

Sedangkan Glen, kebingungan dengan tingkah Gania yang sedikit---aneh.

Gania kenapa?






BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang