Chapter-50

95.6K 4.3K 63
                                    

Setahun berlalu......



Apa yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan?

Yaitu sesuatu yang telah disia-siakan. Suatu perasaan penyesalan mendalam yang selalu menghantui jiwa.

Itulah yang selalu Keenan rasakan sekarang. Menyesal karena terlalu percaya dengan apa yang belum tentu benar dan membiarkan kebenaran itu pergi jauh darinya.

Jika saat ini Keenan bisa merubah waktu atau pun memutarnya, maka akan dipastikan ia melakukan hal itu detik ini juga. Meskipun harus bertaruh nyawa sekali pun.

Gania Syadhira Kusuma.

Gadis baik yang terluka karena dirinya.

Gadis cantik yang menangis karena ulahnya.

Dan dia.... gadis sempurna untuk dirinya.

Bahkan saat mereka memiliki hubungan, Keenan sama sekali tidak tahu apa nama lengkap Gania. Sedangkan Gania, berusaha mengetahui segala tentang dirinya.

Haha... terlalu egois bukan?

Keenan sadar, tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya. Sikapnya yang terlalu kekanak-kanakan membuatnya harus merasakan penyesalan.

Dan karena sikap plin-plannya, dia kehilangan sosok yang sempurna saat itu juga.

Keenan tak habis pikir. Kemana arah pikirannya dulu? Mengapa baru sekarang dia menyesali semuanya?

Apa dia terlambat untuk memperbaikinya?

Ya!

Itulah jawaban atas pertanyaan batin yang selalu melayang dalam benaknya.

Pulanglah Gania!

Aku ingin semuanya kembali ketempat semula. Di mana hanya ada aku dan kamu disana.

Aku mohon, pulanglah....

Jeritan itu seakan hanya sebuah untaian kata. Keenan merasa lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan kata-kata itu didepan banyak orang.

Seakan, jiwa hanya terperosok pada kesalahan besar yang telah dirinya buat.

"Kee! Ayo, buruan!"

Seruan itu membuat semua lamunan Keenan membuyar. Ia pun mengerjabkan matanya beberapa kemudian menoleh kebelakang.

"Iya, iya. Sabar!"

Setelah menyahuti ucapan Rangga, Keenan pun beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri Rangga. Ia dan Rangga, berniat mengantar Bobby kebandara.

Bobby mengambil keputusan untuk berkuliah diluar negri untuk meraih cita-citanya yang sedari dulu ingin menjadi dokter. Entah apa alasannya, tapi yang pasti Bobby ingin sekali menjadi dokter.

"Bobby masih di rumahkan?" Tanya Keenan.

"Iya, Bobby masih di rumah," sahut Rangga. "Dia bilang, dia gak bakalan berangkat kalau bukan kita yang nganterin."

Keenan terkekeh mendengar penuturan Rangga. Sebegitu cintanya Bobby pada persahabatan mereka?

"Udah gila tuh anak! Haha..."









*****






"Gue gak yakin bisa hidup tanpa kalian di sana."

Entah apa perasaan Keenan dan Rangga tatkala mendengar ucapan absurd dari Bobby.

"Lebay!" Seru Keenan. "Tinggal makan doang di sana. Apa susahnya?!"

Bobby memutar bolanya jengah. Niat hati ingin membuat suasana haru dihari keberangkatannya. Tapi nyatanya, tak ada suasana haru saat itu.

Rangga terbahak mendengar jawaban Keenan. Menurutnya, pertengkaran antara Keenan dan Bobby adalah pertengkaran yang paling ditunggu-tunggu.

"Ck! Gak asik lo, Kee!" Gusar Bobby. "Jawab 'sama' kek, apa kek yang bisa buat gue seneng!"

"Lo keluar negri aja gue seneng, Bob! Haha...." Suara tawa Keenan diikuti oleh Rangga.

"Ah, bodo ah!" Bobby mengibaskan tangannya. "Btw, lo gak galau lagikan tentang Gania?"

Suara tawa Keenan terhenti seketika. Mendengar pertanyaan Bobby membuat telinga terasa terbakar sesuatu yang panas.

Keenan pun terdiam sejenak. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat itu. Mungkin memikirkan jawaban apa yang pas untuk pertanyaan Bobby barusan.

"Woi!" Bobby berteriak tepat ditelinga Keenan.

Hal itu sontak membuat Keenan terkejut hingga memundurkan kepalanya dari jangkauan Bobby.

"Apaan sih, Bob? Gak tahu sakit nih anak!"

Sungguh! Telinga Keenan terasa berdenyut akibat teriakan menggema dari Bobby. Bisa-bisanya sahabatnya itu jahil pada saat seperti ini.

"Lagian, gue nanya gak dijawab," ujar Bobby. "Meskipun gue udah tahu jawabannya. Haha..."

Keenan menghembuskan nafasnya berat. Tanpa menyahuti ucapan Bobby, ia mengusap-ngusap telinga yang terasa sakit.

"Gue yakin kok, kalian berdua bakal ketemu lagi," ucap Bobby kemudian.

Keenan menoleh. Menampakkan ekspresi kebingungan atas ucapan Bobby barusan.

"Karena cinta, gak mungkin pergi tanpa kembali tempatnya berasal."






******


Ugh bang Bobob, aing baperr😍😍😍😍

Masih digantung ya? Wkwk maaf ya...

Jangan lupa vote dan comment ya...

Bye,bye.....

 

 

BE MINE (N E W V E R S I O N) [T A M A T]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang