Berteman dengan Dianti memang mengasyikkan. Atau mungkin ini pertama kali aku punya teman yang asyik? Teman yang pengetahuannnya luas, kaya, baik hati, pintar lagi.
"Di, kalo besok aku ke rumahmu, boleh?" tanyaku siang ini.
"Kenapa ga boleh?" tanyanya balik.
"Aku mau belajar fisika sama kamu. Boleh?"
"Belajarnya sama kak Gilang aja. Dia lebih jago. Mau?"
Aku mengangguk.
"Ok. Ntar aku bilang kak Gilang."
"Makasih ya."
"Jangan terima kasih dulu. Jam berapa ke rumah?"
"Karena besok Sabtu, jam 10 pagi boleh?"
"Sama aku boleh saja. Maksudku ntar aku bilang kak Gilang kamu mau belajar fisika jam 10."
"Owh..."
"Kalo dia maksa jalan sama geng-nya, aku tahan dulu."
"Maksudnya?"
"Kak Gilang kan punya kelompok gitu, kalo Sabtu ada aja acaranya. Yang futsal lah, yang motoran kemana lah, hang out, gitu-gitu deh pokoknya."
"Sibuk ya kak Gilang?"
"Ya Allah Na. Itu bukan sibuk. Nyari kesibukan iya. Kamu mau kita jalan habis belajar?"
"Kemana?"
"Ada kafe waffle dekat SMA 2."
"SMA 2? Jauh ya?"
"Ga juga. Deket sekolah abimu ngajar kan?"
"Iya. Jauh."
"Aku pamitin ke ustadz Jamal ya?"
"Ga usah. Biar aku pamit sendiri nanti," jawabku malu-malu.
"Ok. Sampai besok ya."
Dan kami berpisah, pulang ke rumah masing-masing.
YOU ARE READING
Indraka dan Farhana
Novela JuvenilBuat Indraka, Kamu kapan tobat? Farhana Buat Farhana, Kamu kapan ngeliat aku? Indraka