Halo Indonesia.... Salam hangat dari Leeds.
Maaf jika lamaaaaaa...sekali ga update. Lagi banyak konser nih, hahaha...maksudnya lagi banyak conference, jadi presenter. Terima kasih buat pembaca yang masih mau membaca karya ini, terima kasih juga sudah ada yang mengingatkan bahwa ada tulisan yang belum kelar. Jadi update-an kali ini aku dedikasikan @27yayan dan @ra_ayumi yang sudah sabar dengan kemalasan saya. Semoga karya ini tidak berjamur, hehehe...
Ok, Happy reading, kawans....
Busyet! Ini abang bakso lagi kenapa ya? Lagi ga terlalu rame sih. Maklum ini jam nanggung. Mana ada orang makan siang hampir jam 4? Yang banyak makan jam 11, makan pagi nyampur makan siang alias brunch. Eh, itu anak kos ya? Hahaha... ga tahu juga sih. Aku kan belum pernah jadi anak kos. Cuma kata di postingan yang pernah aku baca di sosial media katanya begitu. Anak kuliah yang lagi ngekos cara ngiritnya begitu. Apakah bang Agam begitu? Entahlah, belum aku tanya.
Tapi yang membuat aku kaget adalah musik yang diputar di tempat ini. Mungkin karena aku jarang ke Bakso Pojok, kalaupun pernah ga pernah di jam segini. Biasanya si abang puter lagu yang kekinian. Bahkan ngerti lagu terbarunya Shawn Mendes dulu dari warung ini. Awal-awal kesini bahkan jadi hapal lagunya Kodaline dan The Script juga disini. Lah ini kenapa jadi muter lagunya KLA Project? Itu, kelompok musik tahun 90an. Aku tahu lagu ini dari ibuku. Beliau penggemar berat Katon Bagaskara. Kata ibu, itu cowok terganteng di jamannya. Jujur aja, aku jadi sering ngeliatin Katon saat itu. Bukan membandingkan diri, tapi membandingkan dengan ayah. Kira-kira kalau disuruh milih, ibuku pilih siapa ya? Hahaha...dasar anak kurang ajar.
Farhana yang awalnya menyeret kursi, tidak langsung duduk. Dia menatapku heran.
"Kenapa Na?" tanyaku.
"Harusnya aku yang nanya, kenapa kamu senyum-senyum sendiri?" jawabnya.
Aku kaget. Apa gara-gara kenangan ibuku aku jadi senyum sendiri ya? Bikin malu saja.
Tapi aku Indraka, masa begini saja nyerah. Harusnya Nana yang malu, bukan aku. Jadi aku harus meresponnya dengan tengil, hahaha..
"Ya senyum lah Na. Masa sedih. Kan sudah ditemani kamu," tukasku cengar-cengir.
Bener kan, dia yang malu. Mukanya langsung bersemu merah dan menunduk. Kasihan juga aku sebenarnya.
"Kamu mau pesan apa?" tanyaku, biar ga lama-lama dia nunduknya.
"Samain dengan kamu."
"Loh? Yang beda aja, biar aku bisa icip punya kamu," godaku lagi.
Tuh kan, wajahnya langsung menegang.
"Ga boleh?" tanyaku. Yang ditanya tidak menjawab, tidak bergerak juga.
"Iya deh, sama...sama," kataku mengalah.
"Kalau kamu ikhlasnya kita pesen berbeda aku ga pa-pa kok, Ndra," sahutnya pelan. Kali ini menunduk.
"Heh? Beneran?"
Dia mengangguk.
"Kalau aku icip punyamu boleh juga?"
Diam. Dan...mengangguk.
Penting? Ga sih. Tapi karena Farhana, jelas jadi sangat berharga. Aku ingin berteriak bahagia. Tapi ga bisa. Dia bisa malu. Jadi aku cuma melebarkan bibir. Cukup!
"Okkayyy! Aku pesan bakso kamu mie ayam ya?" tawarku.
Dia mengangguk.
Cihuy!!!
"Minumnya?"
"Es lemon tea," jawabnya cepat.
Dan tahulah aku, ini minuman favoritnya. Beberapa kali di kafe waffle dia juga memesan minuman ini. Sepertinya, kali ini dia ga mau berbagi.
"Ok, aku pesen jus alpukat aja."
"Kok bukan jus jeruk?" tanyanya.
Tumben anak ini berani nanya tentang apa yang aku pesan.
"Ga, pengen yang beda aja. Kenapa?"
"Ga pa-pa. Cuma nanya. Biasanya orang pesannya es teh atau jus jeruk abis makan bakso."
"Kalau kamu juga pengen jus alpukat bilang aja, ntar aku pesankan." Sebenarnya aku hanya bergurau, tapi ternyata perempuan didepanku ini tersenyum malu. Bener-bener kelaparan sepertinya. Oke lah, dua gelas minum buat Farhana. Yang penting aku bahagia.
Berikutnya, kami menikmati hidangan yang disajikan si abang bakso. Gadis didepanku ini menikmati makan dengan sangat elegan, dimulai dengan doa! Bahkan sempat mendoakan aku di hari ulang tahunku. Malu aku, man! Pasalnya, aku lupa. Langsung lahap!
YOU ARE READING
Indraka dan Farhana
Teen FictionBuat Indraka, Kamu kapan tobat? Farhana Buat Farhana, Kamu kapan ngeliat aku? Indraka