Indraka

314 31 1
                                    


Hai...ketemu weekend lagi, guys....

Happy reading



Aku tahu aku bukan anak pintar. Aku anak malas yang suka membolos. Kalaupun aku lulus, itu karena aku beruntung selama ini. Berbeda dengan Farhana. Anak itu memang betul-betul belajar, meski bukan yang nomer satu.

"Belajar itu untuk dapat ilmu. Bukan buat dapat nilai," itu katanya dulu pada teman-teman SD.

Jelaslah aku lecehkan kalimatnya. Itu kan cuma kutipan ceramah abinya. Kenyataannya semua anak sekolah butuh nilai. Pertama karena dengan nilai itu kita bisa membanggakan diri. Membanggakan pada orang tua, saudara-saudara, teman-teman, dan semua orang. Kedua, nilai baik itu menunjukkan isi kepala kita. Orang menilainya begitu. Padahal ya ga juga. Bisa jadi karena nyontek. Makanya meski ga ngerti pelajarannya bisa jadi nilainya bagus. Ketiga, nilai bagus itu menyenangkan guru. Tanyalah pada semua guru, mereka semua pasti suntuk jika nilai muridnya jelek. Keempat, nilai bagus itu modal buat melanjutkan ke sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Begitulah. Makanya selama ini aku tidak percaya pada kata-kata Farhana.

Dulu aku menganggapnya sok bijak. Meski sering kali aku mengakui dia memang bijak. Ngomongnya tidak banyak. Tapi apa yang dia omongkan dia lakukan. Dia tidak pernah menasehati jika dia tidak mampu melakukannya. Kalau boleh jujur, aku yang sering merusaknya.

Dia tidak pernah minum teh di warung, aku yang menyuruhnya. Dia tidak pernah boncengan dengan cowok, aku yang memaksanya. Dan sekarang dadaku panas melihat dia dibonceng Gilang. Dia juga ga pernah duduk sebangku dengan cowok, aku yang mengkondisikannya di awal masuk SMA. Dan lagi-lagi aku gerah dia duduk dengan Gilang.

Memang alasannya belajar. Dan alasan itu adalah alasan elegan yang tidak bisa aku lakukan padanya. Aku tidak tahu bagaimana caranya belajar benar. Jangankan belajar, melihat buku saja rasanya langsung mengantuk. Aku lebih suka keluyuran bersama teman-teman. Main musik adalah kegiatanku yang lain yang setelah aku pikir-pikir adalah kegiatan yang positif. Artinya ada hasil yang bisa aku perlihatkan.

Aku sadar bahwa selama ini aku butuh teman. Aku suka jika punya banyak teman. Di rumah aku kesepian. Orang tuaku sibuk. Adik-adikku perempuan semua. Mereka malah lebih sering ikut ibukku di butik. Aku lebih sering bertemu dengan Bu de daripada orang tua sendiri.

Bu de adalah sebutanku untuk seorang yang selama ini membantu ibuk di rumah. Beliau yang setiap hari membersihkan rumah, menyapu, mengepel, mencuci, memasak, dan semua pekerjaan rumah yang lain. Beliau seorang janda yang rumahnya tidak jauh dari rumah. Setiap pagi beliau datang dan pulang setelah maghrib.beliau tidak punya sanak keluarga. Suami dan anaknya meninggal beberapa tahun yang lalu.

Jadi, bagaimana caranya aku belajar? Aku harus mendapatkan nilai 100 untuk bisa mengajarkan Farhana. Aku ga mau Farhana belajar pada Gilang atau anak lain yang aku ragukan keikhlasannya. Aku juga tidak tahu kenapa aku begini. Farhana, aku kenapa ya? Dan kenapa kau buat aku begini?

Indraka dan FarhanaWhere stories live. Discover now