Sungguh aku merasa tidak enak pada Indraka. Tadi pagi dia yang mengajariku bahasa Inggris. Tapi kenapa setelah ulangan dan dikoreksi bersama, nilaiku lebih bagus darinya? Aku mendapatkan nilai 88 dan dia 81. Apa yang salah dengannya?
Aku mendekatinya, ingin bertanya.
"Dra, kok bisa ya?"
"Bisa kenapa, Na?" dia balik bertanya.
"Kamu yang ngajari kok nilaiku lebih bagus," ucapku lirih.
"Berarti aku keren," jawabnya tersenyum lebar.
Kedua alisku langsung membentuk garis lurus.
"Artinya aku guru yang berhasil. Bisa bikin muridnya lebih pinter."
Bagiku kalimat Indraka barusan betul-betul menohok.
"Jadi menurutmu, kalau ada orang yang pinter, yang hebat itu orang yang mendukung dia?" tanyaku.
Dia mengangguk.
"Jadi menurutku, Habibie itu memang hebat. Tapi yang lebih hebat lagi adalah istrinya yang mampu mendukungnya hingga puncak, berkorban dengan ikhlas, apapun caranya."
Aku semakin terhenyak.
Dra, kamu sudah berubah ya?
YOU ARE READING
Indraka dan Farhana
Fiksi RemajaBuat Indraka, Kamu kapan tobat? Farhana Buat Farhana, Kamu kapan ngeliat aku? Indraka