Upload sebelum jalan-jalan, hehehe...
Happy reading, ya...
"Tumben, semangat amat. Biasanya kalo diajak ke kafe waffle ogah-ogahan."
Sial, kenapa bang Agam perhatian betul padaku?
"Ntar kalo ogah-ogahan dibilang adik ga bersyukur," jawabku.
Pandai juga aku sekarang ngeles. Gara-gara keseringan dimodusin Indraka nih, jadi pinter niru. Loh, kok jadi nyalahin Indraka?
"Gimana? Jadi ga ngajak aku?" tanyaku pura-pura menegaskan. Padahal deg-degan juga kalo ga jadi diajak.
"Ya jadilah. Ntar, kalo sudah aman ngajak Santi, baru kamu pensiun."
"Widih...abang kok gitu? Aku jadi tumbal?"
"Bantu abang dulu lah Na. Ntar kalo kamu gedean dikit ganti abang yang bantu kamu. Siapa sasaran bidikmu?"
Aku melengos.
"Sama Indraka aja Na. Kayaknya meski agak tengil, anak itu baik kok. Bisa jaga kamu."
Aku langsung melotot. Ingin marah, tapi kayaknya pura-pura. Soalnya dalam hati lagi berkecamuk.
"Ga mau? Sama siapa maunya?"
"Abang...sudah deh. Berangkat ga?"
"Iya...iya. Ayo."
****
Aku sampai di kafe waffle sebelum Indraka dan teman-temannya tampil. Mereka bahkan masih ngobrol di satu meja. Ku lihat mbak Santi berdiri di samping kembarannya. Dan bang Agam jelas mengajak kesana.
Yang salah tingkah aku. Pasalnya si Indra kembali memakai syal itu. Dari jauh dia sudah senyam-senyum padaku sambil memegang syal-nya. Bahkan ketika Adis nanya dengan santainya dia bilang," Iya nih, dikasih Nana."
Adis langsung menatapku, aku yang tegang.
"Hadiah dia ultah kok," jawabku.
"Kok cuma kamu yang tahu ultah Indrek, Na?" tanya Sandy.
Bang Agam ikut-ikutan menatapku heran.
"Dia yang kasih tahu," jawabku.
"Gitu ya...sama teman ga ngasi tahu sama Nana ngasi tahu. Pantas sampai ngajak makan di bakso pojok."
Itu jelas Wicak yang ngomong. Mukaku rasanya sudah ketumpahan saos sambal, panas dan merah. Apalagi bang Agam tambah terkesima. Entah diapain aku habis ini. Aku khawatir abangku itu akan curiga dan bilang,"Pantas tadi semangat ngafe, mau ketemu Indrek? Sudah start duluan sebelum abang nih?" Terus aku jawab bagaimana?
YOU ARE READING
Indraka dan Farhana
Novela JuvenilBuat Indraka, Kamu kapan tobat? Farhana Buat Farhana, Kamu kapan ngeliat aku? Indraka