3. Brawijaya

2.5K 86 46
                                    

Happy reading!!!

🌺🌺🌺

Gerbang sekolah sudah nampak di depan mata gadis berkaca mata, dengan perasaan lega ia memelankan laju motor nya.

Agatha senang ia tidak terlambat di hari pertamanya masuk sekolah.

Sesampainya di depan gerbang seorang laki-laki paruh baya yang umurnya sekitar empat puluhan menyapanya,dia pak Mamat satpam sekolah, karna di lihat dari seragam yang ia kenakan dan namtag yang terletak di seragamnya.

"pagi non Agatha...!"sapanya riang,

Agatha menghentikan motornya di samping pak Mamat, gadis itu mengernyitkan keningnya tanda sedang bingung bagaimana satpam sekolah barunya bisa mengenalnya padahal ia baru datang ke sekolah hari ini.

"Loh...! kok bapak bisa tau nama saya?!"tanya Agatha.

"Saya kan, baru sekolah hari ini!"lanjut Agatha .

Pak Mamat tersenyum,  melihat kebingungan gadis cantik di depannya ini.

"Siapa yg g kenal non agatha sih!, anak seorang donatur terbesar di sekolah ini!"kata pak Mamat, sejujurnya pak Mamat tidak mengenal Agatha, kalo saja gadis itu tidak iku bersama ayahnya waktu pendaftaran.

Aghatha tersenyu, menanggapi ucapan pria itu, kemudian  menyalakan motornya lagi menuju parkiran,dan berpamitan pada pak mamat.

"Agatha permisi dulu pak!"kata Agatha dan di angguki oleh pak Mamat.

Setelah sampai di parkiran Agatha memarkirkan motornya di tempat yang sejuk tepat dibawah pohon mangga, ia segera turun dan merapikan seragamnya serta ikat rambutnya yg sedikit berantakan karna helm yg ia pakai, dengan langkah semangat sambil clingak clinguk ia memperhatikan di sekelilingnya nampak beberapa siswa yg berlalu lalang, ia tak mengenal siapapun hingga sebuah suara mengagetkannya dari belakang.

"DORRR...!!!".

Agatha kaget hingga hampir berteriak, ia menengok ke belakang hingga nampak seorang gadis dengan perawakan tinggi kulit putih dengan senyuman manis.

"Monica....!, kok kamu ada di sini?!"tanya Agatha kage, gadis itu bernama Monica,  dia temen smp Agatha lebih tepatnya sahabat satu satunya yg ia miliki.

"Ya iyalah, gue....! Jawab Monica sambil menepuk dadanya bangga.

"Bukannya kamu sekolah di bandung ya?"tanya Agatha masih penasaran.

"Nggak lah, kak Mega nggak mau kuliah di sana, jadi kita nggak jadi pindah, lagian mana tega sih gue sama lo, nanti siapa yang jagain sahabat cupu gue ini...!"Jawab Monica, lalu tertawa ketika melihat wajah cemberut Agatha.

" iishhh...., nyebelin banget sih!" Agatha menggerutu, memutar bola matanya malas, Monica memang selalu sepetti itu,  selalu mengejeknya seperti Gilang sang adik. 

Tapi Monica adalah sahabat terbaik yg Agatha  miliki, ia menerima Agatha apa adanya , ia slalu menjaga Agatha dari semua teman-teman yg sering membully dan mengerjai sahabatnya itu.

"eh... Ta, kenalin ni temen gue namanya Sonya dan yang ini Gisel...!" Monica menunjuk dua gadis yg sejak tadi berdiri di sampingnya.

"Hallo...! gue Sonya cewek paling cantik seantero sekolah ini hehehe.....!"kata Sonya dengan gaya centilnya.

"Eh... songong, emang di sini cuma lo aja yang cantik?, rupa kayak mimi peri aja bangganya selangit...!" ucap Monica dengan suara cemprengnya kemudian dengan tega menoyor  kepala Sonya.

Aghata tersenyum geli, lalu melirik ke arah gadis di sebelah Sonya, gadis itu  terlihat cuek memperhatikan dua temannya yang adu mulut, Agatha kemudian  mengulurkan tangannya pada gadis itu.

"Agatha!" ucap Agatha memperkenalkan diri.

"Gisel, yang paling waras di antara mereka berdua hehehe...!"kata gadis itu yang ternyata bernama Gisel lalu membalas uluran tangan Agatha.

Agatha lega pada Gisel,  gadis itu tidak seperti yang ia bayangkan, ya Gisel memang terlihat cuek dan tomboi di lihat dari penampilannya yang jauh beda dari Sonya yang berpenampilan feminim,  bahkan ia memakai topi laki laki di kepalanya.

Setelah acara berkenalan selesai mereka berempat berjalan menuju lapangan, kemudian duduk disebuah bangku di bawah pohon yang terletak di sisi lapangan, sambil menunggu bel masuk berbunyi,

***

Deru mesin hitam besar itu berhenti tepat di depan gerbang yang hampir  tertutup. 

Tangan kokoh itu dengan cepat menekan klakson dengan keras hingga pria paru baya itu terlonjak kaget langsung menghentikan gerakan menutupnya , pak Mamat dengan cepat segera membuka gerbang itu dan mempersilahkan sang empu yg punya motor masuk.

"Tumben, den Argan telat?!"tanya pak Mamat pada pemilik motor besar yang tak lain adalah  Argan, bukan jawaban yang ia dapat malah sebuah tatapan tajam dari Argan, cowok itu kemudian  melajukan motornya ke arah parkiran, membuat pak Mamat hanya bisa mengelus dadanya atas sifat cowok itu.

Dengan tatapan tajam dan rahang mengeras menatap sebuah motor scoopy pink yang terparkir cantik di depannya, tempat dimana seharusnya motornya berada, Argan dengan segera  turun dari motornya,  lalu mengeluarkan paksa motor scoopy pink itu dari tempat parkir kesayangannya,  kemudian dengan tega merubuhkannya begitu saja, hingga menimbulkan suara yg begitu keras.  Atas ulahnya itu mencuri  perhatian semua murid yang berada di sekitarnya, dengan cepat ke tiga  pemuda  menoleh dan menghampiri Argan, mereka adalah sahabat Argan yaitu Kaffa, Dirga, dan Miko yang termasuk most wanted juga di sekolah ini.

"Ada apa Ar?, kok ribut ribut?!" tanya Kaffa.

"Iya Ar?!" tanya Dirga juga yang di angguki oleh Miko di sebelah nya.

Argan tak menjawab, ia hanya menatap marah pada benda besi yang tadi ia rubuhkan, dan itu cukup memberi tau ketiganya.

"Astaga...!"kaget Kaffa, Dirga dan Miko bersamaan.

Tak berapa lama ke empat cowok itu sudah di kerubungi banyak murid yang penasaran akan keributan yang Argan ciptakan.

"Motor siapa ini, beraninya nempatin tempat gue.......?!"tanya Argan dingin,  wajah datar namun terlihat menyimpan kemarahan besar.

"Wah... bisa gawat nih, singa ngamuk!" bisik Miko pada Dirga.

"Bener juga lo Mik, kalo kayak gini mah kita yang  bakal jadi santapannya!" timpal Dirga, bergidik ngeri.

Dan kemudian bisik-bisik mulai terdengar dari mulut para murid.

"Wah motor siapa tuh...?!".

"Bisa habis  tuh yang punya motor...!".

"Ketos marah besar, tuh pasti!".

"Aduh kasian tuh motor ampek beret -beret gitu!".

"Wah bisa mampus tuh yang punya!".

Begitulah bisik-bisik yang terdengar dari mulut para murid. Sedangkan Argan masih dengan tatapan tajamnya dan juga tangannya yang mengepal kuat.

Argan memang bisa marah besar kalau sesuatu yang ia suka atau yang ia miliki di usik orang lain, walaupun hanya sebatas tempat parkir, memang hanya tempat parkir biasa untuk para murid tapi tak ada yg berani menempatinya walaupun semua parkiran sudah penuh para murid lebih memilih memarkirkan kendaraannya di luar sekolah dari pada harus mendapat tatapan tajam dari seorang Argan si manusia ice yang menakutkan itu. Tempat itu terletak di bawah pohon mangga bersebelahan dengan tempat parkir para guru, tapi tempat itu memang di khususkan untuk dia oleh para murid, bahkan sudah tertera tulisan KETUA OSIS dengan sangat jelas, dan itu semua ulah sahabatnya Argan agar tidak ada kejadian seperti ini.

"Ngaku motor siapa ini......!"

"Brengsek!"kata Argan sambil terus menatap marah motor malang itu.

***

Maaf banyak typo, namanya juga penulis abal abal masih butuh belajar jangan lupa vote dan coment agar aq bisa semangat nulisnya....
semoga kalian suka dg cerita aq
 
See you.....

🌺🌺🌺

ARGATHA [ SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang