4.PERTEMUAN...

2.2K 79 0
                                    

Happy reading!!!

🌺🌺🌺

***
Semilir angin pagi menerpa lembut anak rambut seorang gadis berkepang dua dengan pita biru yg mempercantik penampilannya.

matanya tertutup menikmati lembut sapuan angin di wajahnya membuat bibir mungil itu terangkat sedikit ke atas menciptakan lesung pipi yg begitu indah menghiasai wajah cantik gadis berkaca mata itu, pikirannya melayang membayangkan bagaimana ia akan menjalani hidup di masa SMA ini apakah hari-harinya akan seperti dulu atau akan berubah dengan adanya suasana baru, tempat baru,dan sahabat baru.

Agatha tersadar dari lamunannya ketika gadis di sebelahnya menepuk lembut bahunya.

"Eh Ta! bangun, lo tidur?!"tanya Gisel.
Agatha mengerjapkan mata dan memperbaiki posisi duduknya yang awalnya bersender di bangku kini berubah tegak.

"Hem, enggak kok, aku cuma lagi nikmatin angin aja!" Jawab Agatha sambil membenarkan letak kacamatanya, memang gadis itu benar-benar tidak tidur.

"Alah! alibi lo Ta... Ta... bilang aja lo ngantuk!"balas Monica sambil terkekeh geli.

'' enggak ..., bener kok!" bantah Agatha sambil memanyunkan bibirnya.

"Lagian ya Ta, lo kok masih bisa tenang, nggak budek apa? dari tadi tuh burung beo ngoceh mulu di sebelah lo!"tanya Gisel sambil menunjuk Sonya yg ada di sebelah Agatha.

Sonya melotot setelah mendengar ucapan gisel.

"Apa...!, lo bilang gue burung beo, cantik gini, udah kayak Kim so eun di katain kayak burung beo nggak liat apa!"kata Sonya sambil mengibaskan rambutnya pada ke tiga temannya.

Mereka bertiga memutar bola matanya malas sambil mendengus, Gisel memalingkan pandangannya dari Sonya dan tak sengaja melihat kerumunan siswa yang sedang bergerumbulan di parkiran, ada juga yang berlari ingin menuju ke parkiran, cepat-cepat Gisel berdiri dari duduknya membuat ke tiga sahabatnya ikut berdiri kebingungan, Gisel dengan sengaja menghentikan seorang siswa yang lewat di depannya.

"Kak maaf, boleh tanya? itu ada apa ya... kok rame banget di parkiran ?!"tanya Gisel ramah, ketiga sahabatnya lalu ikut melihat kearah parkiran, dan mereka juga ikut penasaran.

"Emm, ada yg cari masalah sama ketua osis kita , ada yang nempati tempat parkirnya, ya udah ya, gue masuk dulu, takut gue ngelihatnya, kalian kesana aja kalo mau lihat, gue mah ngeri!"
Jawab siswa yang di tanya Gisel tadi kemudian langsung pergi ke dalam sekolah.

"Lihat yuk!"ajak Monica.

"Ayo, gue kepo nih!"sahut Sonya.

Mereka berempat saling perpandangan, dan tak lama merekapun melangkah menuju parkiran.

Ketika tiba di parkiran mereka berempat segara menyusup masuk kedalam kerumunan.

Mata mereka melotot dengan mulut terbuka lebar menatap ke arah sebuah motor scoopy yang terlihat menderita dengan beret di mana mana, motor itu tergeletak begitu saja di tanah, hingga sebuah suara penuh kemarahan mengagetkan mereka.

"Motor siapa ini hah?!"teriak Argan dengan mata tajam menatap ke arah murid yang berkerumun,semua tertunduk tak ada yang berani menatapnya hingga suara cempreng Monica memecah suasana hening yang mencekam.

"Oh my god, itu kan motor lo Ya...!" kata Monica heboh yang kemudian di hadiahi tatapan semua murid.

"I...i...iya mon, i...i... itu motor aku!" jawab Agatha takut.

"Ooo.....jadi motor ini milik lo?!"
"Woe! Argan, nih, cewek yang punya motor!"seru Dirga sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Agatha.

Semua orang mengarahkan pandangannya ke arah gadis itu, terutama Argan yang melihat arah jari telunjuk Dirga, matanya menatap gadis itu lekat dari ujung sepatu sampai ujung rambut tanpa berkedip, ia terdiam tatapanya kosong, gadis yang ia tatap ini mengingatkannya pada seseorang, yah Agatha mengingatkannya pada sosok yang sangat ia rindukan, begitu dekat namun terasa jauh.

Miko menghampiri Agatha seraya menunjuk wajah gadis itu.

"Eh lo...cewek cupu, lo sengaja ya bikin ketos kita marah, apa lo nggak lihat ada tulisan se gede gentong gitu, perasaan lo udah pakek kaca mata tebal banget, atau masih kurang tebal?, sekalian bawa kaca jendela rumah lo!" Kata Miko, tatapan mencemoh ia berikan pada Agatha.

Agatha hanya menunduk takut, lain halnya dengan Sonya yang menggeram marah, gadis itu tidak terima teman barunya di hina seperti itu.

"Heh...!, jaga ya ucapan lo, emang lo siapa? lo aja yang bawa cermin, biar bisa ngaca, ganteng jugs enggak, muka pas-pasan iya!" balas Sonya dengan mata melotot menatap Miko.

"Iya!, seenak jidat lo ngatain temen gue, muka model pasaran aja belagu!" sahut Monica tak mau kalah.

"sekalian bawa baju bekas ke sekolah buat sumpal mulut lo yang kerang ajar itu!" lanjut mereka berdua kompak dengan senyum mengejek.

Seorang teman tidak akan terima bila temanya di sakiti ataupun di hina orang lain, bagi mereka teman itu harus di lindungi dan di jaga.

Miko diam dan merasakan darahnya mulai naik ke ubun-ubun akibat ucapan menohok dua gadis yang ada di depannya, tangannya mengepal kuat ingin rasanya ia mencakar ke dua gadis itu, beraninya mereka menghina, emang mereka siapa?, murid baru saja sudah berani berkata kasar pada seniornya, Miko maju ia tidak terima dan ingin mencakar wajah mereka tapi sebuah tangan menarik pergelangannya, Kaffa mendekati mereka.

"Sonya cukup!, jaga bica lo, dia itu temen kakak, umurnya lebih tua dari lo, seharusnya lo lebih sopan ngomong sama dia, dan hormati dia sebagai senior lo bukanya malah balik mengejeknya!"tegas kaffa.

Kaffa adalah kakak Sonya, umurnya lebih tua satu tahun darinya ia duduk di bangku kelas XI, Sonya memang jarang akur dengan kakaknya lebih tepatnya seperti anjing dan kucing, karna kedua sifat mereka yang sangat berbeda, Sonya centil dan manja pada kedua orang tuanya yang selalu menuruti kemauannya, dan itu membuat Kaffa muak, beda dengan sifat Kaffa yg lebih pendiam, tegas, dan mandiri.

Sonya menatap kakaknya garang, kedua tangannya ia sendekapkan di depan dada.

"Ooo... jadi dia temen kakak?, pantes! kelakuan kakak jelek semenjak masuk SMA, eh nggak taunya temannya model kek gini!"senyum mengejek terbit di bibirnya.

Tanpa di sadari, Kaffa mengangkat tangannya hendak menampar Sonya,tapi sebelum tangannya mendarat di pipi cantik Sonya sebuah tangan menampik keras tangan Kaffa dan menghempaskan dengan kasar.

"Lo boleh jadi kakaknya, tapi bukan berarti lo bisa kasar sama dia, apalagi demi membela teman-teman lo yang nggak guna, dan lo seharusnya sadar yang bicara tidak sopan duluan itu siapa?, bukannya temen lo!" kata Gisel.

Agatha yang merasa suasana mulai menjadi panas dia segera melerai para sahabatnya.

"Sudah-sudah jangan berantem!, lagian di sini yang salah itu aku, aku yang harus minta maaf..!"kata Agatha.

"Tuh kan, teman lo aja ngakuin kalo dia salah, kenapa kalian bertiga yang sewot..?!" Sahut Dirga dengan bersedekap.

"Ehh lo...!, siapa nama lo tadi?, Ya...Ta... siapa lah, cepet sana minta maaf ke Argan! "Dirga kembali bersuara sambil menunjuk Agatha dengan dagunya, menyuruh Agatha meminta maaf pada Argan.

Ketiga sahabatnya sempat ingin menghalanginya, lagian disini Agatha tidak lah salah, kenapa gadis itu harus minta maaf, tetapi setelah melihat tatapan memohon dari Agatha mereka pun hanya bisa diam.

Agatha melangkah mendekati Argan, kepala gadis itu tertunduk dengan tangan bergetar takut ia mengulurkannya kepada Argan.

"ka...kak! aku salah, a...a...aku minta maaf!" kata Agatha, suaranya bergetar takut.

Argan yang mendengar suara Agatha tersadar dari lamunannya, ia menatap gadis itu sekilas kemudian berbalik dan beranjak pergi tanpa sepatah kata pun bertepatan saat bel masuk berbunyi.

***
🌺🌺🌺

Sorry ....!!banyak typo jangan lupa vote and comentnya.....😍😍😍
Semoga kalian suka...biar aku tambah semangat ngetik nya..!!!
Bey..bey......
See you...!!!!!!😘😘😘

ARGATHA [ SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang