19.Bad memories...!

1.2K 50 0
                                    


Happy reading!!!

🌺🌺🌺

***
Brakk......

Suara keras terdengar, sebuah koper terlempar kelantai begitu keras, seorang pria paruh baya berdiri dengan wajah memerah, tangannya terkepal erat hingga buku jarinya terlihat memutih, giginya bergemeletuk pertanda bahwa pria itu telah marah besar,mata tajamnya menatap nyalang pada seorang pemuda berusia 15 tahun yang kini menunduk di depannya, pemuda yang tak lain adalah putranya sendiri itu tak  berani menatap sang ayah yang kini terlihat sangat murka.

"Mulai sekarang, jangan pernah menginjakkan kakimu di rumah ini lagi! "Kata pria itu, suaranya terdengar datar namun sangatlah tajam.

"Ma.. maaf ayah!, beri aku kesempatan sekali lagi, aku janji, aku bakal jagain dia ayah,! "Kata pemuda itu,ia memberanikan diri untuk mendongak, matanya menatap sang ayah memohon, setetes air mata jatuh dari kelopak matanya.

"Ayah, dia anak kita,aku mohon, yah!!! Seorang wanita paruh baya menangis di belakang suaminya, bocah kecil berusia 10 tahun  dalam gandengannya pun ikut menangis,  menyaksikan sang kakak yang telah di marahi oleh ayahnya.

"Kamu jangan ikut campur! ini urusanku dengan putraku!" pria itu mengacungkan jari telunjuk pada istrinya, agar sang istri diam.

"Jangan terlalu keras, dia masih belum dewasa,  dia masih  labil yah!" wanita itu berusaha memberi pengertian pada suaminya.

"Justru itu , dia harus belajar, belajar menghargai sebuah kesempatan !" pria itu kembali menatap putranya tajam dengan mulut bergetar, ia membentak.

"MULAI SEKARANG,  KAMU BUKAN PUTRAKU LAGI!!,  PERGI DARI RUMAH INI,  SEKARANG JUGA! " bentak pria itu, hatinya begitu sakit, melihat air mata putra pertamanya menetes, tapi ia harus melakukan ini,  agar sang putra bisa menghargai betapa sangat berharganya sebuah kesempatan dan juga  sebuah tanggung jawab.



"A... ayah...!!! " suara pemuda itu terdengar lirih, ia  sangat menyesal telah menyia nyiakan kesempatan  yang telah di berikan sang ayah padanya, ia menyesal telah membuat adik perempuan yang amat ia sayangi terluka untuk yang ke sekian kalinya, kini ia hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima hukuman yang di berikan ayahnya,mungkin ini adalah keputusan yg terbaik untuknya dan juga sang adik,  ia sakit melihat adiknya terluka dan rasa sakit itu semakin dalam karna ia harus meninggalkan rumah ini, itu artinya ia tidak akan bertemu dengan adik yang amat ia sayangi lagi, hidupnya kini telah hampa, ia sudah kehilangan orang yang ia cintai dan kini ia harus meninggalkan adiknya akibat kecerobohannya sendiri.

"SE-KA-RANGG!!! tegas pria itu.

Pemuda itu menunduk, tangannya terulur mengambil kopernya, lalu mata sendunya menatap gadis kecil berusia 13 tahun yang kini berada di sofa di samping ibunya berdiri, dengan selang infus  tertancap di tangannya, air mata gadis itu mengalir membentuk sungai kecil di pipinya, gadis itu ikut menatap sang kakak.

Pemuda itu menatap kecewa pada adiknya,  kemudian bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyum manis yang  belum pernah adiknya itu lihat, senyum yang berbeda, mungkin sebuah senyum terakhir atau senyum perpisahan, bibirnya terbuka mengucap kata 'maaf' tak bersuara pada sang adik,kemudian pemuda itu melangkah pergi,  meninggalkan sang ibu yang kini terduduk lemas di lantai, dan sang ayah yang kini diam diam ikut menangis, bocah kecil yg tadi dalam gandengan sang ibu berusaha mengejar sang kakak, namun lengan kokoh  sang ayah menghalanginya.

ARGATHA [ SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang